Rabu, 20 Mei 2015

Jurnal Jendela Pendidikan Vol 6

PENGARUH KUALITAS KEPEMIMPINAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN TLOGOPOJOK I KECAMATAN GRESIK KABUPATEN GRESIK



Sukiyat


Abstrak


Kepemimpinan terdapt di dalam setiap kegiatan baik itu kegiatan dalam suatu lembaga atau instansi dalam kelompok kecil maupun kelompok besar. Artinya, di dalam suatu lembaga, instansi atau kelompok, kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting karena dapat menyebabkan lembaga, instansi atau kelompok dapat berfungsi. Oleh karena itu, kepemimpinan didalam suatu lembaga pendidikan adalah sangat penting agar anak didik kita dapat menjadi manusia yang berguna, manusia yang berkualitas dalam dunia yang semakin modern. Oleh karena itu di samping orang tua dan masyarakat, maka guru juga mempunyai peranan sentral dalam pelaksanaan pendidikan. Karena pendidikan adalah suatu usaha sadar dalam kehidupan yang bertujuan mengembangkan kepribadian dan kemampuan. Dalam rangka melaksanakan kegiatan pendidikan itu, hendaknya sekolah menjadi teladan bagi masyarakat sekitarnya. Penelitian ini bertujuan pengaruh kepemimpinan guru terhadap prestasi belajar siswa di SDN Tlogopojok I Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik. Dalam penelitian ini ditetapkan seluruh guru yang mengajar Kelas I sampai dengan Kelas VI sebagai sampel serta SD Negeri Tlogopojok I kecamatan gresik Kabupaten Gresik, sebagai daerah populasinya. Untuk mengumpulkan data, penulis menggunakan metade kuesioner, metode interview dan metode dokumentasi/documenter. Sedangkan untuk menganalisa data yang diperoleh, penulis menggunakan metode analisa statistic dan metode analisa non statistic. Sebagai hasil analisa data yang telah penulis lakukan, maka dapat dinyatakan bahwa Kepemimpinan guru di SDN Tlogopojok I Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik adalah baik dan mempunyai pengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.

Kata kunci: Kualitas, Kepemimpinan Guru, Prestasi

Selengkapnya Unduh disini
Unduh File

Jurnal Jendela Pendidikan Vol 5

ANALISIS PENGARUH FAKTOR MOTIVASI GURU TERHADAP
MUTU PELAYANAN SEKOLAH DASAR


Siti Bariroh

Abstract: The study of need theory factors should be conducted periodically, so that it can bee seen how large the contribution of motivation enabling a teacher lo get achievement. This study was executed in Kecamatan Waru and Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, suggesting that (he physiological need: (clothes, foods, and houses) is the main factors making teacher to get achievement, in another time, then can be observed its progress through the other motivation.
Keywords: motivation, teacher.


Pada waktu yang lampau pada umumnya tugas kewajiban guru hampir seluruhnya mengenai pekerjaan mengajar melulu, dalam arti menyampaikan keterangan-keterangan dan fakta-takta dari buku kepada murid, memberi tugas-tugas dan memeriksanya. Waktu dan keadaan demikian seolah-olah berubah secara cepat, sehingga kini guru harus juga memperhatikan kepentingan-kepentingan sekolah, ikut serta menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi sekolah, yang kadang-kadang sangat kompleks sifatnya.
Dalam banyak hal pekerjaannya berhubungan erat sekali dengan pekerjaan seorang pengawas; kepala sekolah; pegawai tata usaha sekolah, dan berbagai pejabat inspeksi lainnya. Kegiatan partisipasi guru dalam administrasi sekolah itu antara lain, seperti sumbangan-sumbangan guru terhadap perbaikan kesejahteraan guru dan murid, penyempurnaan kurikulum, perbaikan alat-alat pelajaran dan sebagainya. Sekarang sudah ada PGRI dan makin berkembangnya kesadaran dan pengertian akan perlunya demokrasi dalam pendidikan pada pemimpin-pemimpin pendidikan dan guru pada umumnya, kebijakan-kebijakan kepegawaian makin berubah ke arah pelaksanaan yang demokratis. Pada dasarnya Manajemen Personalia adalah Manajemen yang mengkhususkan diri dalam bidang personalia atau dalam bidang kepegawaian. Kemudian, personalia mempunyai hubungan erat dengan yang lain. Misalnya, ada hal yang ternyata dalam bidang manajemen telah dijelaskan, tetapi dimasukkan pula dalam Manajemen Personalia seperti pendelegasian wewenang; kepemimpinan; motivasi dan sebagainya(Nitisemito, 1986:9).
Sementara perihal motivasi yang memberikan dorongan terhadap prestasi kerja akan tampak bilamana ditelaah lebih lanjut. Adapun prestasi kerja perlupenilaian. Selanjutnya, penilaian prestasi kerja (performance appraisal) adalah proses melalui organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan(Handoko, 1993:135).
Untuk menjawab dari pertanyaan tentang apa yang mendorong tingkah laku manusia dalam organisasi adalah tidaklah sederhana dan mudah. Paling tidak pemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti.
Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna sebagai perbaikan mutu, baik mutu manajemen, mutu pelayanan, mutu prosedur, hasil, masukan, karyawan, kerjasama, daya guna, sikap kerja, lingkungan pekerjaan, infoirnasi, kemampuan pemecahan masalah, tata krama, penggunaan sumber-sumber maupun mutu pelaksanaan dan penampilan.
Suatu gugus kendali mutu (GKM) adalah sekelompok pegawai dari satu satuan organisasi tertentu yang mengadakan perternuan secara teratur. Maksud dan perternuan itu antara lain: menemukan masalah, mengkaji masalah serta melakukan perbaikan.
Banyak organisasi yang sering menghadapi masalah-masalah yang menyangkul semangat kerja; tingkat produktivitas rendah; mutu pelayanan yang rendah; masalah sikap kerja; masalah kelalaian dan kelengahan serta masalah manusia yang acuh terhadap pekerjaan (Zainun, 1989:117). Tujuan diadakannya GKM (gugus kendali mutu) adalah:
Memuaskan berbagai kebutuhan sosial dan kejiwaan berupa:
  • Keberhasilan
  • Pengakuan
  • Penghargaan
  • Kebanggan alas pekerjaan
  • Reran yang berguna
  • Kemantapan
  • Kerj a yang bertanggung jawab, dan
  • Perasaan memiliki
Dari uraian di atas, maka tentunya dapat diambiI berbagai faktor yang dikaitkan dengan mutu pelaya nan guru. Guru sebagai karyawan negara yang tentunya juga mempunyai kebutuhan yang sama dengan karyawan lainnya. Guru butuh motivasi. Sedangitan motivasi yang dijabarkan searah dengan kebutuhan manusia pada umumnya. Kebutuhan akan membuat prestasi; pengakuan akan keberhasilan; pekerjaan yang menantang, tingkat untuk memenuhi tanggungjawab dan aktualisasi diri (pengembangan prestasi).
Pada setiap organisasi senantiasa erat kaitannya dengan manajemen sumber daya manusia. Patut disadari hal ini, di mana fungsi dari manajemen terdiri atas: planning; organizing; actuating dan controlling (Handoko, 1992).
Dalam manajemen sumber daya manusia pun membahas berbagai sudut pandang tentang prestasi kerja sebagai tujuan, dimana salah satunya adalah dipandang dari faktor motivasi (rangsangan/dorongan).
Motivasi dapat ditafsirkan dan diartikan berbeda oleh setiap orang sesuai tempat dan keadaan daripada masing-masing orang itu (Zainun, 1994; 17). Motivasi menyangkut perilaku manusia dan merupakan sebuah unsur vital dalam manajemen. Dalam hal ini dapat didefinisikan sebagai membuat seseorang menyelesaikan pekerjaan dengan semangat, karena orang itu ingin melakukannya (Me. Kenna & Nic Beech, 2000: 168).
Menurut Gibson (1996:185) motivasi merupakan konsep yang dipergunakan untuk menggambarkan dorongan-dorongan yang timbul di dalam seorang individu yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku.
Oleh Prawirosentono (1999:4) dijelaskan bahwa pendaiaman dan perluasan dan teori motivasi banyak mengisi lembaran berbagai lileratur ataupun Jurnal-jurnal ilmiah. 


Selengkapnya Unduh disini
Unduh File

E-Jurnal Jendela Pendidikan Vol ke4

PENGARUH TINGKAT SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR

Siti Bariroh

Abstrak, Salah satu penentu untuk mencapai prestasi yang tinggi adalah terpenuhinya segala kelengkapan dan kebutuhan siswa untuk menunjang belajar baik di rumah maupun di sekolah. Oleh karena itu kondisi sosial ekonomi orang tua yang tinggi dapat mempengaruhi atau memungkinkan terpenuhinya segala kebutuhan anak mengingat bahwa anak usia sekolah dasar segala kebutuhan berasal dari orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh tingkat sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar siswa di Sekolah Dasar Negeri Kebonsari II dan Sekolah Dasar Negeri Kebonsari I Kecamatan Jambangan Kota Surabaya.
Jenis penelitian ini adalah korelasi. Populasi penelitian adalah siswa di Sekolah Dasar Negeri Kebonsari II dan Sekolah Dasar Negeri Kebonsari I Kecamatan Jambangan Kota Surabaya. Sampel diambil dengan teknik total sampling diperoleh responden sebanyak 50 siswa. Pengumpulan data dengan kuesioner, interview dan test. Setelah data terkumpul dianalisa dengan korelasi produk moment untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar siswa.
Hasil penelitian menunjukkan hasil hitungan (rhitung) diperoleh sebesar 0,39. Kita lihat dalam tabel N : 50 pada taraf signifikansi 5% ternyata rtabel sebesar 0,273 dan taraf signifikansi 1% adalah 0,354. Hal ini terbukti bahwa 0,39 lebih besar dari 0,354 maupun 0,273 artinya baik taraf signifikansi 1% maupun 5% harga rxy tetap lebih besar dari rtabel. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa terjadi korelasi yang signifikansi positif antara tingkat sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar siswa Sekolah Dasar Negeri Kebonsari II dan Sekolah Dasar Negeri Kebonsari I Kecamatan Jambangan Kota Surabaya.
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan bagi orang tua menyederhanakan pola dan gaya hidup sederhana sesuai dengan anjuran pemerintah sehingga keperluan pokok yang berkaitan dengan biaya pendidikan anaknya tidak mengalami kendala yang tidak dapat diatasi. Setiap orang tua diharapkan selalu memperhatikan dan mengutamakan fasilitas belajar anaknya baik menyangkut keperluan buku pegangan, alat-alat tulis, tempat belajar, penempatan ruang belajar dan lain sebagainya. Bagi guru diharapkan selalu memonitor anak didiknya yang berkaitan dengan keperluan belajar baik di sekolah maupun di rumah. Kemudian jika ternyata terdapat masalah hendaknya dipecahkan bersama-sama dengan pihak guru ataupun dengan Kepala Sekolah maupun dengan orang tua siswa.

Kata Kunci : Tingkat Sosial Ekonomi, Prestasi Belajar


Selengkapnya Unduh disini
Unduh File 

Minggu, 02 Juni 2013

Jurnal Pascasarjana


ABTSRAK

Nama : Usman NPM : 100100034, Kinerja guru menjadi hal yang sangat penting dalam kerangka proses pembelajaran di sekolah dan kemajuan lembaga pendidikan. Penelitin ini berjudul Analisis pengaruh pemberian insentif dan iklim organisasi terhadap kinerja guru di SDN 1 Pekalongan Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik.

Kata Kunci : insentif, iklim organisasi dan kinerja

Dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif, penelitian ini mengambil sampel 10 guru yang ada di sekolah tersebut. Berdasarkan hasil yang diperoleh diketahui bahwa (a) Secara bersama-sama pemberian insentif dan iklim organisasi berpengaruh terhadap kinerja guru SDN 1 Pekalongan Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik dengan besar pengaruh 0,807. (b) Secara parsial pemberian insentif tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru SDN 1 Pekalongan Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik. (c) Secara parsial iklim organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru SDN 1 Pekalongan Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik dengan besar pengaruh 0,569.





BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang

Peningkatan mutu pendidikan di sebuah lembaga pendidikan (sekolah) tidak bisa lepas dari kondisi sekolah itu sendiri.  Sekolah perlu dipandang sebagai sebuah organisasi dimana, terdapat kepemimpinan, struktur, pembagian tugas yang jelas di antara masing-masing pihak di dalamnya. Interaksi antar guru dengan guru, guru dengan siswa, guru dengan kepala sekolah dan sebagainya telah menciptakan suasana tersendiri dan menjadi ciri dari sebuah sekolah. Maka tidak mengherankan, apabila kita berkunjung ke satu sekolah berbeda suasananya dengan sekolah lainnya. Hal tersebut tidak terlepas dari iklim organisasi yang dibangun di sekolah tersebut.
Dengan suasana yang mendukung pada proses pembelajaran, diharapkan  mutu pendidikan dapat tercapai dalam bentuk prestasi siswa yang baik. Selain itu, keberhsilan sekolah juga dapat diperoleh dengan maksimal, karena adanya suasana organisasi yang mendorong para guru untuk berkreativitas dan beraktivitas demi memperjuangkan keberhasilan pendidikan anak didiknya.
Kerja keras para guru tersebut perlu mendapat apresiasi dari semua pihak, baik sekolah, masyarakat maupun pemerintah. Salah satu bentuk apresiasi tersebut adalah berupa pemberian insentif bagi mereka yang mempunyai kinerja baik di sekolah. Tidak harus berupa uang atau kenaikan gaji, tetapi adalah semua bentuk penghargaan yang dapat menempatkan para guru tersebut sebagai orang yang berjasa dan terhormat.
Berbicara tentang mutu pendidikan tidak akan lepas  dari kegiatan belajar. Hasil kegiatan belajar yang diharapkan adalah prestasi belajar yang baik. Setiap orang pasti mendambakan prestasi belajar yang tinggi, baik orang tua, siswa dan lebih-lebih bagi guru. Untuk mencapai prestasi belajar yang optimal tidak  lepas dari kondisi-kondisi dimana kemungkinan siswa dapat belajar dengan efektif dan  dapat mengembangkan daya eksplorasinya baik fisik maupun psikhis.
Seringkali, sekolah kurang menghargai berbagai jerih paya para guru. Mereka dianggap sebagai tukang yang sudah mendapat gaji bulanan dan sudah seharusnya bekerja keras. Tetapi lupa, bahwa mereka juga manusia yang membutuhkan penghargaan atas dirinya. Dengan penghargaan tersebut diharapkan para guru lebih merasa terpanggil untuk bekerja dengan giat dan ikhlas dalam mendidik siswanya mencapai prestasi yang lebih baik.
Pemerintah telah berusaha melakukan perbaikan-perbaikan agar mutu pendidikan meningkat, diantaranya dengan perbaikan kurikulum penataran bagi guru-guru, pemyempurnaan buku-buku pelajaran dan penambahan alat peraga. Namun demikian mutu pendidikan yang dicapai belum seperti apa yang diharapkan. Perbaikan yang telah dilakukan pemerintah tidak ada artinya, jika tanpa dukungan dari guru, orang tuas siswa, siswa dan masyarakat yang turut serta dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Oleh karena berangkat dari realitas tersebut perlu dilakukan perubahan yang berawal di sekolah untuk membangun iklim organisasi yang sehat dan menunjang proses belajar mengajar yang baik dan efektif. Dengan demikian cita-cita pendidikan dapat tercapai.
Penulis menyadari betapa pentingnya proses perubahan tersebut, oleh karena itu, penulis mengawali hendak akan melakukan sebuah penelitian mengenai peran pemberian insentif dan iklim organisasi di sekolah dalam rangka mendorong kinerja guru di sekolah.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, penulis mengajukan rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apakah ada pengaruh pemberian insentif terhadap kinerja guru SDN 1Pekalongan Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik?
2.      Apakah ada pengaruh  iklim organisasi terhadap kinerja guru SDN 1 Pekalongan Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik?
3.      Apakah ada pengaruh pemberian insentif dan iklim organisasi terhadap kinerja guru SDN 1 Pekalongan Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan :
1.      Mengetahui pengaruh pemberian insentif terhadap kinerja guru SDN 1 Pekalongan Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik.
2.      Mengetahui pengaruh  iklim organisasi terhadap kinerja guru SDN 1 Pekalongan Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik.
3.      Mengetahui pengaruh pemberian insentif dan iklim organisasi terhadap kinerja guru SDN 1 Pekalongan Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik.

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :
1.       Bagi penelitian untuk menambah wawasan dan ilmu dalam bidang manajemen pendidikan, khususnya berkaitan dengan kinerja guru di sekolah
2.       Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kebijakan dalam membangun iklim di sekolah dan pemberian insentif bagi guru-guru

BAB II
KAJIAN PUSTAKA


A. Kompensasi
Penetuan tingkat kompensasi penting bagi sekolah, karena upah atau gajiseringkali merupakan satu-satunya biaya terbesar bagi sekolah. Hal ini jugapenting bagi guru, karena uang gaji merupakan sumber pendapatan untukkelangsungan hidup guru dan merupakan salah satu faktor yang berpengaruhdalam menetukan status ditengah masyarakat.Menurut Edwin B. Flippo (1996), program kompensasi dirancang untukmelakukan tiga hal yaitu:
a.       Untuk menarik guru yang ckap dalam sekolah.
b.      Untuk memotivasi guru untuk meraih prestasi yang tinggi.
c.       Untuk menciptakan masa dinas yang panjang.
Harapan untuk mendapatkan kompensasi yang lebih baik dari sekolahmenjadikan adanya kecendrungan seseorang mengajar dengan baik.Kompensasi yang baik mengandung unsur yang rasa keadilan, keseimbangan,keserasian, dan kewajaran dari kedua belah pihak yaitu antara guru dan kepalasekolah.Pengertian kompensasi yang baik menurut Dr. E. Mulyasa, M.Pd.(2004) yaitu:Kompensasi adalah balas jasa yang diberikan dinas pendidikan dansekolah kepada tenaga kependidikan, yang dapat dinilai dengan uang danmempunyai kecendrungan diberikan secara tetap.
Berdasarkan pengertian diatas dpat diambil kesimpulan bahwa kompensasi itu merupakan suatu penghargaan yang di berikan kepada para tenaga pengajar secaraadail dan layak, yang di maksud untuk prestasi kerja guru yang telah dikeluarkandemi tercapainya tujuan sekolah.
1. Tujuan Pemberian kompensasi
Tujuan pemberian kompensasi (balas jasa) menurut T. Hani Handoko(1998,150-158) adalah:
1)      Memperoleh personalia yang berkualitasKompensasi perlu ditetapkan cukup tinggi agar menarik para pelamar, karena organisasi-organisasi bersaing dalam pasar tenaga kerja, tingkat pengupahan harussesuai dengan kondisi suplai dan permintaan tenaga kerja. Terkadang tingkat gajiyang relative tinggi diperlukan untuk menarik para pelamar yang cakap dan sudahbekerja di berbagai organisasi lain.
2)      Mempertahankan para pekerja yang ada sekarang. Bila tingkat kompensasi tidak kompetitif, niscaya banyak tenaga guru yangbaik akan keluar. Untuk mencegah perputaran guru, pengupahan harus dijaga agartetap kompetitif dengan sekolah lain.
3)      Menjamin keadilan. Administrasi pengupahan dan penggajian sekolah untuk memenuhi prinsipkeadilan. Keadilan dan konsisten internal dan eksternal sangat pentingdiperhatikan dalam tingkat kompensasi.
B. Insentif
1. Pengertian Dan Jenis Insentif

Insentif merupakan suatu usaha dari sekolah untuk memberikan tambahandiluar upah biasa untuk mendorong guru agar bekerja lebih giat lagi danbersemangat guna meningkatkan kinerja kerja mereka.Adapun pengertian insentif adalah merupakan suatu bentuk motivasi yang dinyatakan dalam bentuk uang. (Heiddjrachman Saud Husnan, 1993). Insentif adalah penghargaan atau ganjaran yang diberikan untukmemotivasi para pekerja agar produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tepatatau sewaktu-waktu. Oleh karena itu insentif sebagai bagian dari keuntungan,terutama sekali di berikan pada pekerja yang bekerja secara baik atau berprestasi,misalnya dalam bentuk pemberian bonus dan dapat pula diberikan dalam bentukbarang. (H. Hadarinawawi, 200)
Insentif adalah balas jasa yang dibayarikan kepada tenaga kerja tertentu yangprestasinya di atas prestasi standar. (Drs.H. S.P. Hasibuan, 1990)Sedangkan pengertian insentif menurut buku Ensiklopedi Ekonomi, Bisnisdan manajemen yang disusun oleh Magdalena Lumbatoruan (1992 adalahsistem imbalan yang direncanakan untuk memberikan motivasi kepada tenagakerja agar meningkatkan prestasi dan efisiensi. Sehingga hasil karya merekadiatas standar yang telah ditentukan.
Dari pengertian-pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa insentifmerupakan suatu perangsang atau pendorong yang dapat menimbulkan semangatatau gairah kinerja seseorang guna meningkatkan prestasi kerja.

C. Iklim Organisasi
Para ahli dari Barat mengartikan iklim organisasi sebagai suatu unsur fisik, di mana iklim dapat sebagai suatu atribusi dari organisasi atau sebagai suatu atribusi daripada persepsi individu sendiri. Duncon (1972) mencirikan iklim organisasi sebagai keseluruhan faktor-faktor fisik dan sosial yang terdapat dalam sebuah organisasi. Menurut model Pines (1982), iklim kerja sebuah organisasi dapat diukur melalui empat dimensi sebagai berikut :
  1. Dimensi Psikologikal, yaitu meliputi variabel seperti beban kerja, kurang otonomi, kurang pemenuhan sendiri (self-fulfilment clershif), dan kurang inovasi.
  2. Dimensi Struktural, yaitu meliputi variabel seperti fisik, bunyi dan tingkat keserasian antara keperluan kerja dan struktur fisik.
  3. Dimensi Sosial, yaitu meliputi aspek interaksi dengan klien (dari segi kuantitas dan ciri-ciri permasalahannya), rekan sejawat (tingkat dukungan dan kerja sama), dan penyelia-penyelia (dukungan dan imbalan).
  4. Dimensi Birokratik, yaitu meliputi Undang-undang dan peraturan-peraturan konflik peranan dan kekaburan peranan.
Kemudian dikemukakan oleh Simamora (2001) disebutkan bahwa iklim organisasi adalah lingkungan internal atau psikologi organisasi. Iklim organisasi mempengaruhi praktik dan kebijakan SDM yang diterima oleh anggota organisasi. Perlu diketahui bahwa setiap organisasi akan memiliki iklim organisasi yang berbeda. Keanekaragaman pekerjaan yang dirancang di dalam organisasi, atau sifat individu yang ada akan menggambarkan perbedaan tersebut. Semua organisasi tentu memiliki strategi dalam memanajemen SDM. Iklim organisasi yang terbuka memacu karyawan untuk mengutarakan kepentingan dan ketidakpuasan tanpa adanya rasa takut akan tindakan balasan dan perhatian. Ketidakpuasan seperti itu dapat ditangani dengan cara yang positif dan bijaksana. Iklim keterbukaan, bagaimanapun juga hanya tercipta jika semua anggota memiliki tingkat keyakinan yang tinggi dan mempercayai keadilan tindakan.
D. Kinerja
1. Pengertian Kinerja
Secara umum kinerja mengandung pengertian perbandingan antarahasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan.Kinerja adalah merupakan perbandingan atau rasio antara massukan dan pengeluaran (Suyatno Sastrowinoto,1995)Kinerja adalah merupakan cara utama untuk mengangkat umat manusiadari kemiskinan ketingkat kemakmuran yang lebih baik. (AF. Stoner,). Kinerja adalah mengandung pengertian filosofis, definisi kerja danteknis operasional. Secara filosofis kinrja mengandung pandangan hidup dansikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan.Keadan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan untuk kehidupan besokharus lebih baik dari hari ini. (Payman aj. Simanjuntak, 1998).
Kinerja adalah diartikan dengan hubungan antara hasil nyata maupunfisisk dengan masukan yang nyata. Kinerja juga diartikan sebagai tingkatefisiensi dalam meningkatkan kerja. (Muchandarsyah Sinungan, 1995). Kinerja adalah merupakan hasila atau keluaran dari suatu proses. (Dr. E.Mulyasa, M.Pd.)

E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan berbagai uraian teori dari kajian berbagai pustaka di atas, penulis mengajukan kerangka konseptual penelitian ini sebagai berikut :
 








Dengan demikian, hipotesis penelitian yang diajukan adalah :
H1        : terdapat pengaruh pemberian  insentif terhadap kinerja guru  SDN 1 Pekalongan Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik.
H2        : terdapat pengaruh iklim organisasi terhadap kinerja guru  SDN 1 Pekalongan Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik.
H3 :  terdapat pengaruh  pemberian  insentif dan iklim organisasi terhadap kinerja guru  SDN 1 Pekalongan Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik.


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena penelitian ini mendasarkan pada instrumen penelitian dan datanya berupa nilai angka dan dianalisis dengan rumus statistik tertentu dengan menggunakan SPSS for Windows.

B. Definisi Variabel dan Operasional
Secara umum, variabel penelitian dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjadi obyek penelitian dan pengamatan. Variabel penelitian merupakan faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.
Sesuai dengan konsep dalam penyusunan tesis ini, maka terdapat dua variabel, yaitu :
1.      Variabel Bebas (X)
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel-variabel yang berpengaruh terhadap variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah : pemberian insentif (X1) dan Iklim Organisasi (X2)
2.      Variabel Terikat (Y)
Variabel dependen atau variabel terikat yaitu variabel yang besar kecilnya ditentukan oleh variabel bebas. Sesuai dengan konsep penelitian ini, maka yang dijadikan sebagai variabel terikat yaitu : “kinerja guru”.
Definisi operasional adalah merupakan petunjuk tentang penelitian, karena definisi operasional adalah merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel dapat diukur atau petunjuk kriteria ukuran dari suatu variabel.
Definisi operasional dan indikator yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.Pemberian Insentif
Untuk mengukur variabel pemberian insentif, diajukan beberapa indikator antara lain :
1)      Insentif dalam bentuk uang
2)      Insentif dalam bentuk pujian
3)      Insentif dalam bentuk penghargaan
4)      Insentif dalam bentuk otonomi
2. Iklim Organisasi
iklim kerja sebuah organisasi dapat diukur melalui empat dimensi sebagai berikut (Pines, 1982) :
1.      Dimensi Psikologikal, yaitu meliputi variabel seperti beban kerja, kurang otonomi, kurang pemenuhan sendiri (self-fulfilment clershif), dan kurang inovasi.
2.      Dimensi Struktural, yaitu meliputi variabel seperti fisik, bunyi dan tingkat keserasian antara keperluan kerja dan struktur fisik.
3.      Dimensi Sosial, yaitu meliputi aspek interaksi dengan klien (dari segi kuantitas dan ciri-ciri permasalahannya), rekan sejawat (tingkat dukungan dan kerja sama), dan penyelia-penyelia (dukungan dan imbalan).
4.      Dimensi Birokratik, yaitu meliputi Undang-undang dan peraturan-peraturan konflik peranan dan kekaburan peranan.
3.Kinerja Guru
Kinerja guru diukur melalui :
1)      Semangat
2)      Loyalitas
3)      Prestasi
4)      Kemampuan profesi
5)      Pengelolaan kelas
C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah SDN 1 Pekalongan Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik.
D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah sebagian semua orang, semua kelompok orang, kejadian atau objek yang telah dirumuskan secara jelas”. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 1999). Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai karakteristik tertentu atau ciri, keadaan yang akan diukur.
Populasi penelitian ini adalah seluruh guru SDN 1 Pekalongan Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik. Jumlah semuanya ada kurangdari 100. Oleh karena itu, maka sampel diambil dari keseluruhan populasi.



E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dilakukan dengan beberapa teknik, yatu :
1.      Kuisioner; instrumen ini dipergunakan untuk memperoleh jawaban atas beberapa pertanyaan yang diajukan peneliti dalam kuisioner penelitian yang dibuat sebelumnya.
2.      Dokumentasi, yaitu melakukan pengumpulan dokumen sekolah yang berkaitan dengan penelitian
3.      Kisi-kisi kuisioner penelitian dapat diajukan sebagai berikut :
a.       Insentif
-          Apakah Anda sering mendapatkan bonus berupa uang di luar gaji pokok dan tunjangan?
-          Apakah dalam kegiatan sekolah, sering mendapatkan uang transport?
-          Apakah kepala sekolah selalu memberi pujian ketika Anda bekerja dengan baik?
-          Apakah sekolah memberi penghargaan tertulis atas prestasi guru-guru di sekolah?
-          Apakah Anda merasa mendapatkan kewenangan penuh untuk menjalankan tugas mengajar?
b.      Iklim Organisasi
-          Apakah sekolah Anda memberi ruang bagi guru untuk bereksperimen dalam proses pembelajaran?
-          Apakah sekolah Anda memberi beban tugas yang berlebihan?
-          Apakah sekolah Anda memberi dukungan bagi guru yang melakukan inovasi-inovasi baru?
-          Apakah sekolah menyediakan fasilitas memadai untuk proses pembelajaran?
-          Apakah Anda merasa nyaman berkomunikasi dengan guru lainnya?
-          Menurut Anda, apakah kepala sekolah mudah diajak berdisukusi?
-          Apakah Anda sering melakukan interaksi dengan murid di luar jam belajar?
-          Apakah di sekolah terdapat aturan-aturan yang tidak Anda sukai?
c.       Kinerja Guru
-          Apakah Anda senang mengajar di sekolah ini?
-          Apakah Anda ingin pindah tempat mengajar?
-          Apakah Anda rajin masuk sekolah?
-          Apakah Anda sangat bergairah ketika masuk kelas?
-          Apakah Anda pernah mempunyai prestasi yang dapat dibanggakan?
-          Apakah Anda secara rutin membuat laporan kepada kepala sekolah dalam pengelolaan kelas?
-          Apakah Anda selalu membuat catatan tentang perkembangan kelas Anda?

F. Teknik Analisis Data

Analisis yang akan digunakan adalah analisis korelasional dan regeresi. Analisis korelasional ditujukan untuk mengetahui hubungan (korelasi) antara variabel yang diteliti. Semua teknik tersebut menggunakan Software SPSS for Windows. Analisis regersi juga digunakan dalam penelitian ini yang ditujukan untuk mengetahui pengaruh dan besarnya pengaruh variabel determinan (bebas) dengan variabel terpengaruh (terikat). Untuk melakukan analisis tersebut nantinya digunakan software yaitu SPSS (Statistic Program for Social Science). Dalam hal ini nanti akan dilakukan uji validitas, uji korelasi, uji regresi untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian.
Analisis regresi linier berganda adalah untuk mengetahui adanya pengaruh variabel bebas baik secara parsial dan simultan, hal tersebut dilakukan karena variabel bebasnya lebih dari satu. Jadi analisis ini dapat dilakukan jika jumlah variabel bebasnya minimal dua (Sugiyono, 1999).
Model regresi linier berganda digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel pemberian insentif (X1), Iklim Organisasi (X2) terhadap kinerja guru (Y). Rumusn yang digunakan adalah
Y = a0 + a1.X




Dimana :
Y                  :  Kinerja guru
a0                  :  Konstanta
a1 ….. a5       :  Koefesien regresi linier berganda
X1                :  Pemberian insentif
X2                : Iklim Organisasi


1. Koefesien Determinasi Berganda ( R square )
Koefesien determinasi berganda (R square atau R2) menurut Wirawan (2002) adalah : “Jika semua titik terletak tepat pada garis regresi sampel maka r2 = 1, dalam hal ini dikatakan sesuai secara sempurna (perfect fit)”.
Koefesien determinasi berganda (R square) digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel penerapan pemberian insentif (X1) dan iklim organisasi (X2)  terhadap kinerja guru SDN 1 Pekalongan Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik.
1.      Bila R2 = 1 artinya terdapat korelasi yang kuat antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).
2.      Bila R2 = 0 artinya tidak terdapat korelasi antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y).

2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis adalah suatu teknik pengujian untuk membuktikan kebenaran atas hipotesis dalam suatu penelitian baik secara parsial maupun simultan. Sesuai dengan rumusan masalah dan hipotesis dalam penelitian ini, maka pengujian hipotesis yang dilakukan adalah :
1.      Untuk menguji hipotesis pengaruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat menggunakan F test, dengan didasarkan perbandingan antara nilai probabilitas dengan alpha (0,05) yaitu :
a.      Jika p < 0,05, maka Ha diterima, berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat.
b.      Jika p > 0,05, maka Ha ditolak, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat.
2.      Untuk menguji hipotesis pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat yang ditetapkan dalam penelitian ini menggunakan t test dengan didasarkan perbandingan antara nilai probabilitas dengan nilai alpha (0,05) yaitu :
a.      Jika p < 0,05, maka Ha diterima, berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat.
b.      Jika p > 0,05, maka Ha ditolak, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara pengaruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Profil Responden

Penelitian ini mengambil lokasi SDN 1Pekalongan Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik. Yang menjadi responden adalah para gurunya yang berjumlah 10 orang terbagi 7 laki-laki dan 3 perempuan. Dengan demikian semua guru menjadi sampel (total sampling).


4.1.2 Data Deskripsi
            Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data angket sebagai berikut :
Hasil jawaban responden : Variabel Insentif
4
4
4
5
5
4
4
3
5
4
5
5
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
4
5
5
4
5
4
4
5
4
4
4
4

            Sedangkan untuk data menyangkut iklim organisasi diperoleh hasil sebagai berikut :
Hasil jawaban responden : Variabel Iklim Organisasi
4
5
5
4
5
4
5
4
5
5
4
5
4
4
5
4
5
4
5
4
5
4
4
5
3
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
4
3
5
5
4
4
4
4
4
3
4
4
5
5
4
5
5
3
5
5
4
5
5
4
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
4
3
5
5
4
4
5
5
5
5
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
5
5
5
5
5
5
4
5
4
4
4
5
4
5
4
5
5
4
5

Berdasarkan data-data tersebut, kemudian dianalisis dan dikorelasikan dengan kinerja guru. Berikut ini hasil pendataan kinerja guru :

Variabel Kinerja
4
5
4
5
4
5
4
4
4
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
3
4
4
5
5
4
5
4
5
4
5
4
5
5
5
5
4
5
4
5
4
5
5
5
5
5
4
4
3
4
5

Berikut ini akan diuraikan mengenai deskrispi beberapa indikator penelitian.Beberapa indikator insentif, iklim organisasi dan kinerja guru.  Dari hasil olah data menggunakan SPSS diperoleh beberapa data sebagai berikut :



Data di atas menunjukkan bahwa pemberian insentif yang menonjol di SDN 1 Pekalongan adalah pemberian insentif berupa uang ketika ada kegiatan-kegiatan di sekolah (4,6). Sementara insentif yang rendah adalah penghargaan dalam bentuk ucapan atau pujian kepada guru yang berprestasi (4,3). Hal ini jika dilihat dari frekuensinya adalah sebagai berikut :



            Di sisi lain, iklim organisasi yang menonjol adalah iklim kerjasama dengan teman sejawat (4,6) dan peluang karir yang dianggap guru memberi peluang yang baik bagi mereka (4,6). Dalam hal karir bisa jadi adalah peningkatan menjadi guru profesional yang lulus sertifikasi. Sedangkan indikator iklim organisasi yang rendah adalah kebebasan kepada guru untuk berkembang, dengan kata lain kebebasan buat guru masih rendah (4,2). Dilihat dari frekuensinya seperti berikut :



            Sementara itu variabel kinerja guru yang menonjol adalah indikator penyelesaian tugas-tugas sekolah dengan baik (4,6). Sedangkan indikator yang rendah adalah orientasi prestasi, dengan kata lain profesionalisme guru masih rendah dalam mengejar prestasi (4,4).





4.1.3 Data Korelasi dan Regresi
Korelasi antara variabel penelitian dapat dilihat sekaligus dalam analisis regresi, dimana dilihat secara parsial maupun bersama-sama. Dalam kasus ini hasil penelitian dengan satu variabel independen dan satu variabel dependen, maka korelasi maupun regresi dapat dilihat pada beberapa tabel berikut.


a)      Uji autorkorelasi
Dari tabel di atas nilai Durbin Watsonnya adalah 1,661 atau lebih besar 1,65 dan lebih kecil dari 2,35. Hal ini berarti hubungan variabel penelitian tidak terjadi autokorelasi. Hubungan variabel yang tidak autokorelasi berarti arah hubungan adalah satu arah, dimana variabel X mempengaruhi Y, tidak sebaliknya (juga terjadi pengaruh Y terhadap X).
b)      Uji signifikansi
Untuk melihat signifikansi hubungan variabel dapat dilihat pada tabel berikut :
 Tabel di atas menunjukkan nilai signifikansinya adalah 0,025 (kolim Sig). Dengan menggunakan standar alpha 0,05, maka nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari nilai alpha, dengan demikian kesimpulannya adalah pemberian insentif dan iklim organisasi terhadap kinerja guru SDN 1Pekalongan Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik.


Secara parsial (terpisah), maka dapat dikatakan, pengaruh insentif terhadap kinerja 0,517. Dengan memperhatikan nilai signifikansi variabel disiplin (kolom sig, barus disiplin) nilainya adalah 0,05 dapat dikatakan korelasi disiplin tidak signifikan (secara parsial). Iklim organisasi punya pengaruh signifikan terhadap kinerja guru sebesar 0,556. Dengan demikian jika parsial maka iklim organisasi lebih punya pengaruh terhadap kinerja guru SDN 1 Pekalongan Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik.
c)      Nilai Regresi
Hasil penelitian ini adalah menjawab hipotesis, bahwa insentif dan iklim organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru SDN 1Pekalongan Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik.
Dari tabel koefisien di atas juga dapat diketahui besaran nilai regresinya, yaitu sebesar :
Y = -16,916 + 0,552X1 + 0,697X2
4.2 Pembahasan
            Hasil analisis statistik dari penelitian ini dapat menjawab beberapa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini. Dengan demikian, dapat diajukan jawaban hipotesis sebagai berikut :
1)      Terdapat pengaruh yang signifikan variabel pemberian insentif dan iklim organisasi secara bersama-sama terhadap kinerja guru SDN 1Pekalongan Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik.
2)      Secara parsial, pemberian insentif tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru SDN 1Pekalongan Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik. Sedangkan iklim organisasi secara parsial mempunyai pengaruh terhadap kinerja guru SDN 1Pekalongan Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
            Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka peneliti mengajukan kesimpulan sebagai berikut :
1)      Secara bersama-sama pemberian insentif dan iklim organisasi berpengaruh terhadap kinerja guru SDN 1 Pekalongan Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik dengan besar pengaruh 0,807.
2)      Secara parsial pemberian tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru SDN 1 Pekalongan Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik.
3)      Secara parsial iklim organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja guru SDN 1 Pekalongan Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik dengan besar pengaruh 0,569.

5.2 Saran
            Berdasarkan kesimpulan tersebut di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut :
1)      Perlunya ditingkatkan pemberian insentif kepada guru, dengan berbagai cara yang tidak harus mengeluarkan uang. Banyak ragam insentif yang bisa diberikan kepada para guru untuk mendorong kinerja di sekolah.
2)      Susana kerjasama dan harmonisasi di sekolah perlu dijaga dan ditingkatkan agar kinerja guru bisa meningkat, karena dengan iklim yang nyaman para guru dapat konsentrasi dan meningkat kinerjan

DAFTAR  PUSTAKA


Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, edisisi ketiga, Penerbit : BP Universitas Diponegoro Semarang.

Hasibuan, Malayu S.P, 2005.  Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi Cetakan ketujuah. Penerbit : Bumi Aksara Jakarta.

Johson, Elaine B. 2007. Contekstual Teaching and  Learning : Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. MLC: Bandung

Lako, Andreas, 2004. Kepemimpinan dan Kinerja Organisasi, Isu, Teori, dan solusi,Cetakan Pertama, Penerbit Amara Books, Yokyakarta.

Mathis, L.Robert dan Jacson, 2001.  Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama Buku I, Salemba Empat Jakarta.

Mulyana, E, 2007. Menjadi Guru Profesional. Penerbit Bumi Aksara Jakarta.
Nawawi, Hadari, 1992, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, Gunung Agung, Jakarta.
Nawawi, Hadari. 2003,  Manajemen Sumber Daya Manusia, cetakan  kelima,     Yokyakarta : Gajah Mada University Pres.

Nitisemito, Alex. S. 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi ketiga, cetakan kesembilan, Yokyakarta : Ghalia Indonesia.

Ranupandojo, Heididjrachman, dan Suad Husnan,  2002.  Manajemen Personalia,   Penerbit BPFE, Yokyakarta.
Schuller, Randall dan Jacson, Susan E.1996.  Manajemen Sumber Daya Manusia Menghadapi Abad ke 21. Edisi ke Enam Jilid 2. Penterjemah Erlangga Jakarta.

Sugiono, 2004, Metode Penelitian, Cetakan ke enam Alfabeta Bandung
Umar, Husein, 1999.  Riset Sumber Daya Manusia, Edisi  Revisi. P.T Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.


LAMPIRAN
KUISIONER PENELITIAN

Dalam rangka penyelesaian tugas akhir kami dalam menempuh pendidikan S2, maka kami mengadakan penelitian dengan berharap akan bantuan Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi kuisioner penelitian berikut dengan cara melingkari jawaban yang sudah tersedia.
Kami sangat berterima kasih atas bantuannya.

A.    Iklim Organisasi

  1. Apakah Bapak/Ibu merasakan kenyamanan mengajar di kelas?:
    1. Sangat Tidak Nyaman
    2. Tidak nyaman
    3. Kurang nyaman
    4. Nyaman
    5. Sangat nyaman

  1. Apakah Bapak/Ibu, merasakan ketenangan bekerja di sekolah ini? :
    1. Sangat Tidak tenang
    2. Tidak tenang
    3. Kurang tenang
    4. Tenang
    5. Sangat tenang

  1. Apakah Bapak/Ibu mendapat kebebasan untuk mengembangkan kreativitas di sekolah ini?
    1. Sangat Tidak bebas
    2. Tidak bebas
    3. Kurang bebas
    4. Bebas
    5. Sangat bebas

  1. Apakah Bapak/Ibu mempunyai rasa kebanggaan mengajar di sekolah ini?
    1. Sangat tidak bangga
    2. Tidak bangga
    3. Kurang bangga
    4. Bangga
    5. Sangat bangga

  1. Menurut Bapak/Ibu, apakah peluang karir di sekolah ini baik?:
    1. Sangat tidak baik
    2. Tidak baik
    3. Kurang baik
    4. Baik
    5. Sangat baik

  1. Menurut Bapak/Ibu, apakah Bapak/Ibu pembagian beban kerja sudah adil?
    1. Sangat tidak adil
    2. Tidak adil
    3. Kurang adil
    4. Adil
    5. Sangat adil

  1. Menurut Bapak/ibu, apakah peralatan di sekolah sudah menunjang untuk tugas guru mengajar?
    1. Sangat tidak sesuai
    2. Tidak sesuai
    3. Kurang sesuai
    4. Sesuai
    5. Sangat sesuai

  1. Menurut Bapak/Ibu, apakah teman-teman kerja di sekolah adalah orang-orang yang mudah diajak kerjasama :
    1. Sangat sulit
    2. Sulit
    3. Agak sulit
    4. Mudah
    5. Sangat mudah

  1. Menurut Bapak/Ibu, apakah di sekolah ini meminta tolong kepada teman guru lainnya mudah?:
    1. Sangat tidak mudah
    2. Tidak mudah
    3. Agak mudah
    4. Mudah
    5. Sangat mudah

  1. Menurut Bapak/Ibu, apakah suasana kekeluargaan tercipta baik di sekolah ini?:
    1. Sangat tidak baik
    2. Tidak baik
    3. Kurang baik
    4. Baik
    5. Sangat baik

  1. Menurut Bapak/Ibu, apakah kepala sekolah mempunyai perhatian terhadap masalah-masalah pribadi guru dan karyawan?:
    1. Tidak ada sama sekali
    2. Sedikit mempunyai
    3. Agak memperhatikan
    4. Mempunyai perhatian
    5. Sangat mempunyai perhatian

B.     Pemberian Insentif

1)      Menurut Bapak/Ibu, ketika sekolah mengadakan kegiatan tertentu dan guru mendapatkan insentif berupa uang, sistem pembagiannya sudah tepat?
a)      Sangat tidak setuju
b)      Tidak setuju
c)      Biasa saja
d)     Setuju
e)      Sangat setuju

2)      Bapak/Ibu selalu mendapatkan pujian atau ucapan ketika melakukan pekerjaan dengan prestasi?
a)      Sangat tidak setuju
b)      Tidak setuju
c)      Biasa saja
d)     Setuju
e)      Sangat setuju

3)      Sekolah selalu memberikan penghargaan kepada guru-guru yang berprestasi dalam memajukan sekolah?
a)      Sangat tidak setuju
b)      Tidak setuju
c)      Biasa saja
d)     Setuju
e)      Sangat setuju

4)      Menurut Bapak/Ibu, dalam melaksanakan tugas mengajar di sekolah anda diberi kewenangan penuh dalam melaksanakan tugas belajar tersebut?
a)      Sangat tidak setuju
b)      Tidak setuju
c)      Biasa saja
d)     Setuju
e)      Sangat setuju

C.    Kinerja Guru
1)      Menurut pendapat Bapak/Ibu, para guru di sekolah melaksanakan tugas-tugas sekolah dengan penuh semangat?
a)      Sangat tidak setuju
b)      Tidak setuju
c)      Biasa saja
d)     Setuju
e)      Sangat setuju

2)      Menurut pendapat Bapak/Ibu, para guru di sekolah mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap sekolah?
a)      Sangat tidak setuju
b)      Tidak setuju
c)      Biasa saja
d)     Setuju
e)      Sangat setuju

3)      Menurut pendapat Bapak/Ibu, para guru di sekolah selalu berorientasi prestasi dalam melaksanakan tugas-tugas di sekolah?
a)      Sangat tidak setuju
b)      Tidak setuju
c)      Biasa saja
d)     Setuju
e)      Sangat setuju

4)      Menurut pendapat Bapak/Ibu, para guru di sekolah memiliki profesionalisme yang tinggi dalam menunaikan tugas-tugas sekolah?
a)      Sangat tidak setuju
b)      Tidak setuju
c)      Biasa saja
d)     Setuju
e)      Sangat setuju

5)      Menurut pendapat Bapak/Ibu, para guru di sekolah mampu melaksanakan manajemen kelas dengan baik
a)      Sangat tidak setuju
b)      Tidak setuju
c)      Biasa saja
d)     Setuju
e)      Sangat setuju