Rabu, 20 Mei 2015

Jurnal Jendela Pendidikan Vol 6

PENGARUH KUALITAS KEPEMIMPINAN GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SDN TLOGOPOJOK I KECAMATAN GRESIK KABUPATEN GRESIK



Sukiyat


Abstrak


Kepemimpinan terdapt di dalam setiap kegiatan baik itu kegiatan dalam suatu lembaga atau instansi dalam kelompok kecil maupun kelompok besar. Artinya, di dalam suatu lembaga, instansi atau kelompok, kepemimpinan memegang peranan yang sangat penting karena dapat menyebabkan lembaga, instansi atau kelompok dapat berfungsi. Oleh karena itu, kepemimpinan didalam suatu lembaga pendidikan adalah sangat penting agar anak didik kita dapat menjadi manusia yang berguna, manusia yang berkualitas dalam dunia yang semakin modern. Oleh karena itu di samping orang tua dan masyarakat, maka guru juga mempunyai peranan sentral dalam pelaksanaan pendidikan. Karena pendidikan adalah suatu usaha sadar dalam kehidupan yang bertujuan mengembangkan kepribadian dan kemampuan. Dalam rangka melaksanakan kegiatan pendidikan itu, hendaknya sekolah menjadi teladan bagi masyarakat sekitarnya. Penelitian ini bertujuan pengaruh kepemimpinan guru terhadap prestasi belajar siswa di SDN Tlogopojok I Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik. Dalam penelitian ini ditetapkan seluruh guru yang mengajar Kelas I sampai dengan Kelas VI sebagai sampel serta SD Negeri Tlogopojok I kecamatan gresik Kabupaten Gresik, sebagai daerah populasinya. Untuk mengumpulkan data, penulis menggunakan metade kuesioner, metode interview dan metode dokumentasi/documenter. Sedangkan untuk menganalisa data yang diperoleh, penulis menggunakan metode analisa statistic dan metode analisa non statistic. Sebagai hasil analisa data yang telah penulis lakukan, maka dapat dinyatakan bahwa Kepemimpinan guru di SDN Tlogopojok I Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik adalah baik dan mempunyai pengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.

Kata kunci: Kualitas, Kepemimpinan Guru, Prestasi

Selengkapnya Unduh disini
Unduh File

Jurnal Jendela Pendidikan Vol 5

ANALISIS PENGARUH FAKTOR MOTIVASI GURU TERHADAP
MUTU PELAYANAN SEKOLAH DASAR


Siti Bariroh

Abstract: The study of need theory factors should be conducted periodically, so that it can bee seen how large the contribution of motivation enabling a teacher lo get achievement. This study was executed in Kecamatan Waru and Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, suggesting that (he physiological need: (clothes, foods, and houses) is the main factors making teacher to get achievement, in another time, then can be observed its progress through the other motivation.
Keywords: motivation, teacher.


Pada waktu yang lampau pada umumnya tugas kewajiban guru hampir seluruhnya mengenai pekerjaan mengajar melulu, dalam arti menyampaikan keterangan-keterangan dan fakta-takta dari buku kepada murid, memberi tugas-tugas dan memeriksanya. Waktu dan keadaan demikian seolah-olah berubah secara cepat, sehingga kini guru harus juga memperhatikan kepentingan-kepentingan sekolah, ikut serta menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi sekolah, yang kadang-kadang sangat kompleks sifatnya.
Dalam banyak hal pekerjaannya berhubungan erat sekali dengan pekerjaan seorang pengawas; kepala sekolah; pegawai tata usaha sekolah, dan berbagai pejabat inspeksi lainnya. Kegiatan partisipasi guru dalam administrasi sekolah itu antara lain, seperti sumbangan-sumbangan guru terhadap perbaikan kesejahteraan guru dan murid, penyempurnaan kurikulum, perbaikan alat-alat pelajaran dan sebagainya. Sekarang sudah ada PGRI dan makin berkembangnya kesadaran dan pengertian akan perlunya demokrasi dalam pendidikan pada pemimpin-pemimpin pendidikan dan guru pada umumnya, kebijakan-kebijakan kepegawaian makin berubah ke arah pelaksanaan yang demokratis. Pada dasarnya Manajemen Personalia adalah Manajemen yang mengkhususkan diri dalam bidang personalia atau dalam bidang kepegawaian. Kemudian, personalia mempunyai hubungan erat dengan yang lain. Misalnya, ada hal yang ternyata dalam bidang manajemen telah dijelaskan, tetapi dimasukkan pula dalam Manajemen Personalia seperti pendelegasian wewenang; kepemimpinan; motivasi dan sebagainya(Nitisemito, 1986:9).
Sementara perihal motivasi yang memberikan dorongan terhadap prestasi kerja akan tampak bilamana ditelaah lebih lanjut. Adapun prestasi kerja perlupenilaian. Selanjutnya, penilaian prestasi kerja (performance appraisal) adalah proses melalui organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan(Handoko, 1993:135).
Untuk menjawab dari pertanyaan tentang apa yang mendorong tingkah laku manusia dalam organisasi adalah tidaklah sederhana dan mudah. Paling tidak pemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan dirumuskan dengan pasti.
Perbaikan mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna sebagai perbaikan mutu, baik mutu manajemen, mutu pelayanan, mutu prosedur, hasil, masukan, karyawan, kerjasama, daya guna, sikap kerja, lingkungan pekerjaan, infoirnasi, kemampuan pemecahan masalah, tata krama, penggunaan sumber-sumber maupun mutu pelaksanaan dan penampilan.
Suatu gugus kendali mutu (GKM) adalah sekelompok pegawai dari satu satuan organisasi tertentu yang mengadakan perternuan secara teratur. Maksud dan perternuan itu antara lain: menemukan masalah, mengkaji masalah serta melakukan perbaikan.
Banyak organisasi yang sering menghadapi masalah-masalah yang menyangkul semangat kerja; tingkat produktivitas rendah; mutu pelayanan yang rendah; masalah sikap kerja; masalah kelalaian dan kelengahan serta masalah manusia yang acuh terhadap pekerjaan (Zainun, 1989:117). Tujuan diadakannya GKM (gugus kendali mutu) adalah:
Memuaskan berbagai kebutuhan sosial dan kejiwaan berupa:
  • Keberhasilan
  • Pengakuan
  • Penghargaan
  • Kebanggan alas pekerjaan
  • Reran yang berguna
  • Kemantapan
  • Kerj a yang bertanggung jawab, dan
  • Perasaan memiliki
Dari uraian di atas, maka tentunya dapat diambiI berbagai faktor yang dikaitkan dengan mutu pelaya nan guru. Guru sebagai karyawan negara yang tentunya juga mempunyai kebutuhan yang sama dengan karyawan lainnya. Guru butuh motivasi. Sedangitan motivasi yang dijabarkan searah dengan kebutuhan manusia pada umumnya. Kebutuhan akan membuat prestasi; pengakuan akan keberhasilan; pekerjaan yang menantang, tingkat untuk memenuhi tanggungjawab dan aktualisasi diri (pengembangan prestasi).
Pada setiap organisasi senantiasa erat kaitannya dengan manajemen sumber daya manusia. Patut disadari hal ini, di mana fungsi dari manajemen terdiri atas: planning; organizing; actuating dan controlling (Handoko, 1992).
Dalam manajemen sumber daya manusia pun membahas berbagai sudut pandang tentang prestasi kerja sebagai tujuan, dimana salah satunya adalah dipandang dari faktor motivasi (rangsangan/dorongan).
Motivasi dapat ditafsirkan dan diartikan berbeda oleh setiap orang sesuai tempat dan keadaan daripada masing-masing orang itu (Zainun, 1994; 17). Motivasi menyangkut perilaku manusia dan merupakan sebuah unsur vital dalam manajemen. Dalam hal ini dapat didefinisikan sebagai membuat seseorang menyelesaikan pekerjaan dengan semangat, karena orang itu ingin melakukannya (Me. Kenna & Nic Beech, 2000: 168).
Menurut Gibson (1996:185) motivasi merupakan konsep yang dipergunakan untuk menggambarkan dorongan-dorongan yang timbul di dalam seorang individu yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku.
Oleh Prawirosentono (1999:4) dijelaskan bahwa pendaiaman dan perluasan dan teori motivasi banyak mengisi lembaran berbagai lileratur ataupun Jurnal-jurnal ilmiah. 


Selengkapnya Unduh disini
Unduh File

E-Jurnal Jendela Pendidikan Vol ke4

PENGARUH TINGKAT SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR

Siti Bariroh

Abstrak, Salah satu penentu untuk mencapai prestasi yang tinggi adalah terpenuhinya segala kelengkapan dan kebutuhan siswa untuk menunjang belajar baik di rumah maupun di sekolah. Oleh karena itu kondisi sosial ekonomi orang tua yang tinggi dapat mempengaruhi atau memungkinkan terpenuhinya segala kebutuhan anak mengingat bahwa anak usia sekolah dasar segala kebutuhan berasal dari orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh tingkat sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar siswa di Sekolah Dasar Negeri Kebonsari II dan Sekolah Dasar Negeri Kebonsari I Kecamatan Jambangan Kota Surabaya.
Jenis penelitian ini adalah korelasi. Populasi penelitian adalah siswa di Sekolah Dasar Negeri Kebonsari II dan Sekolah Dasar Negeri Kebonsari I Kecamatan Jambangan Kota Surabaya. Sampel diambil dengan teknik total sampling diperoleh responden sebanyak 50 siswa. Pengumpulan data dengan kuesioner, interview dan test. Setelah data terkumpul dianalisa dengan korelasi produk moment untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar siswa.
Hasil penelitian menunjukkan hasil hitungan (rhitung) diperoleh sebesar 0,39. Kita lihat dalam tabel N : 50 pada taraf signifikansi 5% ternyata rtabel sebesar 0,273 dan taraf signifikansi 1% adalah 0,354. Hal ini terbukti bahwa 0,39 lebih besar dari 0,354 maupun 0,273 artinya baik taraf signifikansi 1% maupun 5% harga rxy tetap lebih besar dari rtabel. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa terjadi korelasi yang signifikansi positif antara tingkat sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar siswa Sekolah Dasar Negeri Kebonsari II dan Sekolah Dasar Negeri Kebonsari I Kecamatan Jambangan Kota Surabaya.
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan bagi orang tua menyederhanakan pola dan gaya hidup sederhana sesuai dengan anjuran pemerintah sehingga keperluan pokok yang berkaitan dengan biaya pendidikan anaknya tidak mengalami kendala yang tidak dapat diatasi. Setiap orang tua diharapkan selalu memperhatikan dan mengutamakan fasilitas belajar anaknya baik menyangkut keperluan buku pegangan, alat-alat tulis, tempat belajar, penempatan ruang belajar dan lain sebagainya. Bagi guru diharapkan selalu memonitor anak didiknya yang berkaitan dengan keperluan belajar baik di sekolah maupun di rumah. Kemudian jika ternyata terdapat masalah hendaknya dipecahkan bersama-sama dengan pihak guru ataupun dengan Kepala Sekolah maupun dengan orang tua siswa.

Kata Kunci : Tingkat Sosial Ekonomi, Prestasi Belajar


Selengkapnya Unduh disini
Unduh File