Minggu, 02 Juni 2013

jurnal tesis


ABSTRAK


Nama                           : CUNCUN TRI RAMANSYAH
NPM                            : 100100065
Program Studi              : Administrasi Pendidkan
Fakultas                           : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik

Judul               :  Pembinaan Pengawas Melalui Model Belajar Langsung  Tehadap Guru Dalam Upaya Peningkatan Prestasi Hasil Belajar IPA Siswa SD Negeri 3 Tambak Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik.

Kata kunci    ;   Model Belajar Langsung , Prestasi Belajar

            Latar Belakang  Belajar langsung merupakan berlajar  menirukan tingkah laku orang lain yang dimaksud disini menirukan prilaku Guru dalam kelas . Kepemipinan Guru di dalam kelas pada umumnya dalam bentuk Praktek dan belum mendapat teori kepemimpinan secara mendalam, sebagai seorang Guru terutama yang langsung berhadapan dengan siswa. Rumusan masalah yang penulis tentukan adalah 1) sejauh mana  pelaksanaan model elajar langsung SD Negeri 3 Tambak Kabupaten Kecamatan Tambak ,2) sejauh mana kualitas hasil belajar IPS  siswa SD Negeri 3 Tambak Kecamatan Tambak Kabupaten  Gresik ,
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas  Tahun Pelajaran 2006-2007 Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (71,09) siklus II (73,56) siklus III (83,9).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode model belajar  berpengaruh positif terhadap prestasi belajar Siswa Kelas 6 tahun pelajaran 2006-2007 , serta metode pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran bahas



BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Model model pembelajaran yang dapat  diterapkan  diilhami oleh teori
Belajar sosial yang juga disebut belajar melalui observasi. Dengan berlakunya Kurikulum Berbasis Kompetensi , guru dituntut untuk menyelenggarakan pembelajaran yang bervariasi dikelas.
            Dewasa  ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi laju sangat cepat  cenderung tidalk terkedali , belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai pendidikan (Aswan Zain dkk,1995;1) , nilai pendidikan mewarnai interaksi yang terjadi anatara guru dengan pesrta didik , interaksi yang bernilai pendidikan  dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan , diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan.
            Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajaran secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepetingan pengajaran, harapan yang tidak pernah sirna sampai saat ini adalah selalu guru dituntut bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan dapat dikuasi oleh peserta didik setelah selesai pembelajaran dan prestasi belajar berhasil secara optimal.
            Kesulitan dikarenakan peserta didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikanya , tetapi mereka juga sebagai makhluk social dengan latar belakang yang berlainan yaitu aspek intelektual , psikologis , dan biologis , sehingga menimbulkan bervareasinya sikap dan tingkah laku anak didik (Aswar Zain dkk ,1995 ; 1).
            Dengan tercapainya tujuan pembelajaran , maka dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar . Keberhasilan pembelajaran tentu saja diketahui setelah diadakan evaluasi dengan seperangkat item soal yang sesuai dengan  kompetensi dasar dan indikator  bahan pengajaran yang disampaikan , dapat dilihat daya serap peserta didik dan prosetase keberhasilan . Dengan tingkat keberhasilan tujuh puluh lima persen lebih dari jumlah yang mengikuti kegiatan proses belajar mengajar berarti tercapai tujuan pembelajaran , tetapi sebaliknya jika daya serap kurang dari tujuh puluh lima persen berarti perlu diadakan program perbaikan atau remidi .
            Dengan berdasarkan hal tersebut peneliti ingin mengetahui sejauh mana keberhasilan dan hambatan pembelajaran maka sehingga peneliti merumuskan judul “ Melalui Pembelajaran Langsung Dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas 5 SDN 3 Tambak  Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik”

B. Rumusan Masalah.
      Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka dapat dirumuskan  beberapa permasalahan pokok sebagai berikut :
1)            Sejauh mana  Prestasi hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas 5 SDN 3 Tambak Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik.
2)            Sejauh mana pelaksanaan Model belajar langsung dalam upaya meningkatkan prestasi Ilmu Pengetahua Alam Siswa Kelas 5 SDN 3 Tambak Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik

C. Penegasan Judul.
            Untuk mempermudah dan menghindari tafsiran yang salah oleh pembaca, maka peneliti memberikan penegasan judul peneltian sebagai berikut :
1)            Belajar langsung adalah bahwa siswa belajar dengan mengamati secara selektif , mengingat dan menirukan tingkah laku gurunya .
2)            Guru adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai pendidik sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan kegiatan belajar dan mengajar di kelas atau menyelenggarakan pendidikan.
3)            Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dikerjakan, dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang membutuhkan pikiran baik kognitif, afektif dan psikomotorik.
4)          Ilmu Pengetahuan Alam adalah salah satu mata pelajaran wajib yang disajikan pada tingkat satuan pendidikan bagi anak didik yang tersusun dalam struktur kurikulum  SD/MI.
5)            Siswa adalah sekelompok siswa yang pada waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama.
6)            SD Negeri 3 Tambak Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik adalah lembaga pendidikan Sekolah Dasar Negeri yang berada di Desa Tambak Kematan Tamabak Pulau Bawean  wilayah Kabupeten Gresik.
D. Alasan Memilih Judul.
      Dalam hal penentuan judul yang sengaja penulis rumuskan kiranya penulis menganggap perlu pula untuk mengajukan beberapa alasan tentang penulisan:
1)            Alasan Obyektif:
      a). Bahwa mengingat kepemimpinan guru dalam kelas sangat penting dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia dalam waktu jangka panjang, sekolah menjadi pusat persoalan dalam realisasi dan mengembangkan kepemimpinan guru dalam kegiatan sehari-hari agar lebih baik dikemudian hari.
      b). Perkembangan kepemimpinan guru dalam kelas mengangkat salah satu yang terdapat di dalam sekolah merupakan bagian dari pembinaan kepemimpinan pendidikan yang bertangung jawab terhadap keluarga, sekolah dan masyarakat untuk mengembangkan kepribadian dan kepemimpinan yang lebih dewasa baik dalam maupun luar  sekolah yang berlangsung seumur hidup.
2. Alasan Subyektif.
      Sehubungan dengan alasan obyektif  dimuka yang artinya merupakan alasan penulisan ini, maka perlu menambahkan alasan subyektf sebagai berikut :
      a). Penulis ingin mendapatkan data atau informasi mengenai pengaruh  belajar langsung terhadap kualitas hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa SD Negeri 3 Tambak Kecamatan Tambak   Kabupaten gresik.
      b). Penulis ingin mengetahui sebab-sebab apa saja pengaruh prestasi belajar dan hambatan apa saja kepemimpinan guru di kelas.
      c). Karena tempat tinggal penulis berada dekat SD Negeri 3 Tambak Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik, maka penulis menentukan lokasi di SD Negeri 3 Tambak Kecamatan Tambak Kabupaten Tambak  dengan penelitian di daerah sendiri lebih memudahkan mendapatkan data-data secara teliti untuk menjamin obyektifitas dalam penelitian dan menghemat waktu serta menghemat biaya.
E. Tujuan Penelitian.
      Dari rumusan masalah tersebut di atas, dapat merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut :
1)          Ingin mengetahui sejauh mana prestasi hasil belajar IPA Kelas 5  di SD Negeri 3  Tambak Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik.
2)          Ingin mengetahui pelaksanaan model belajar langsing IPA  Kelas 5 di SD Negeri 3 Tambak Kecamatan Tambak  Kabupaten Gresik.
F. Kegunaan  Penelitian.
      Kegunaan Penelitian, peneliti merumuskan ditinjau dari:
1)            Peneliti :
a.      Untuk menambahkan wawasan tentang pelaksanaan kepemimpinan guru terhadap kualitas hasil belajar.
b.     Untuk memperoleh pengalaman langsung dalam penelitian.
2)    Sekolah.
a)      Menambah informasi atau masukan yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam belajar di kelas.
b)      Memberi alternatif dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan kepemimpinan guru terhadap kualitas hasil belajar.
c)      Memberi masukan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
3. Guru.         
a)      Memberi masukan dalam mengembangkan dan memajukan terutama dalam pembelajaran.
b)      Membantu guru dalam rangka menciptakan kondisi belajar yang menambah gairah belajar di kelas.
4. Siswa .
a)Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap prilaku dikelas.
b)      Menimbulkan rasa berkewajiban dan melibatkan diri dalam tugas dan aktifitas di kelas.

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997; 8) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu (a) pengawas bertindak sebagai peneliti , pembina pembelajaran , dan guru yang melakukan pembelajaran, (b) penelitian tindakan kolaboratif, (c) Simultan terintegratif, dan (d) administrasi social ekperimental.
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentu guru sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah praktisi (guru). Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.
Penelitian ini akan dihentikan apabila ketuntasan belajar secara kalasikal telah mencapai 85% atau lebih. Jadi dalam penelitian ini, peneliti tidak tergantung pada jumlah siklus yang harus dilalui.
A.   Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di Kelas 5 semester gasal tahun pelajaran 2011/2012.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September semester gasal 2011/2012.
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas Kelas 5 pada materi Standart Kompetensi Makhluk hidup dan Proses Kehidupan , Kompetensi Dasar : 2.1 mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan penguasaan , 2.2. mendeskripkan ketergantungan manusia dan hewan pada tumbuhan hijau sebagai sumber makanan

B. Rancangan Penelitian

                Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan.Penelitian Tindakan  adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam  melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis,      2000: 3).
Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) Penelitian Tindakan adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.
Adapun tujuan utama dari Penenilitian Tindakan adalah untuk memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5).
                  Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart  (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan

. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut:

 











Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan

Penjelasan alur di atas adalah:
  1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
  2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran  model discovery .
  3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
4.      Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
            Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.
2. Rencana Pelajaran (RPP)
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.
3. Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil eksperimen.
4.Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
a.Lembar observasi model belajar langsung, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.
b.Lembar observasi aktivitas Guru  dan Siswa, untuk mengamati aktivitas Guru dan Siswa selama proses pembelajaran.
5. Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah isian (objektif test).
D.   Metode Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan pembelajaran model belajar langsung, observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif.
E.   Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiata pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
1.Untuk menilai ulangan atu tes formatif Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
Keterangan :
       =    Nilai rata-rata
 Σ X     =    Jumlah semua nilai siswa
 Σ N     =    Jumlah siswa

2.      Untuk ketuntasan belajar
                 Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 75% atau nilai 75, dan kelas disebut tuntas belajar apabila di kelas tersebut terdapat nilai rata  rata mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 75%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :  P           :  Nilai rata – rata  ketuntasan belajar

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data observasi berupa pengamatan pengelolaan pembelajaran model permainan dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa pada setiap siklus.
            Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang betul-betul mewakili apa yang diinginka. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
            Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan penglolaan pembelajaran model permainan yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran model permainan dalam meningkatkan prestasi
            Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran model permainan.

A.     Analisis Item Butir Soal
Sebelum melaksanakan pengambilan data melalui instrumen penelitian berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut diuji dan dianalisi. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian. Analisis tes yang dilakukan meliputi:
  1. Validitas
Validitas butir soal dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan  atau apa yang seharusnya tes itu  dapat digunakan sebagai instrument dalam penelitian ini tindakan .  
  1. Reliabilitas
Soal-soal yang telah memenuhi syarat validitas diuji reliabilitasnya, yang dimaksudkan adalah tingkat keajegan soal itu digunakan sehingga perolehan nilai tidak berubah ubah sesuai apa adanya Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syarat reliabilitas.
  1. Taraf Kesukaran (P)
Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal. Hasil analisis menunjukkan dari 46 soal yang diuji terdapat:
-          20 soal mudah
-          16 soal sedang
-          10 soal sukar

  1. Analisis Data Penelitian Persiklus

1.   Siklus I
a.    Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1, dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
b.    Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 4 September 2011 di kelas 5 dengan jumlah siswa 22 siswa. Dalam hal ini peneliti sebagai pembina pembelajaran terhadap guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:


Tabel 4.2. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I
No. Urut
Nilai
Keterangan
No. Urut
Nilai
Keterangan
T
TT
T
TT
1
60

12
60

2
70

13
80

3
70

14
70

4
60

15
80

5
80

16
70

6
80

17
90

7
70

18
60

8
70

19
60

9
60

20
70

10
80

21
70

11
50

22
60

Jumlah
750
7
4
Jumlah
770
8
3
Jumlah Skor 1520
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2200
Rata-Rata Skor Tercapai 69,09
                            
Keterangan:     T                                                          : Tuntas
TT                                                        : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas                     : 15
Jumlah siswa yang belum tuntas          : 7
Klasikal                                               : Belum tuntas
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I
No
Uraian
Hasil Siklus I
1
2
3
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
69,09
15
68,18


Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran model belajar langsung diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 69,09 dan ketuntasan belajar mencapai 68,18% atau ada 15 siswa  dari 22 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas

belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 68,18% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan metode pembelajaran model permainan.
           
c.    Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan pembelajaran model permainan. Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:
1)      Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.
2)      Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung.
3)      Kekurangan pada siklus I dilakukan perbaikan, sehingga hasil belajar siswa pada siklus II mencapai ketuntasan.

d.    Revisi Pelaksanaan
   Pada siklus I guru telah menerapkan pembelajaran model belajar langsung dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik namun hasil belum maksimal. Maka diperlukan revisi , yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mepertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan pembelajaran model belajar langsung dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

  1. Siklus II
a.    Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif II, dan alat-alat pengajaran yang mendukung.

b.    Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 12 September 2011 di kelas 5  dengan jumlah siswa 22 siswa. Dalam hal ini peneliti sebagai pembina belajar terhadap guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut.


                            



       Tabel 4.4. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II
No. Urut
Nilai
Keterangan
No. Urut
Nilai
Keterangan
T
TT
T
TT
1
60

12
90

2
80

13
80

3
80

14
80

4
90

15
80

5
90

16
80

6
60

17
60

7
80

18
80

8
70

19
70

9
60

20
60

10
80

21
80

11
90

22
80

Jumlah
840
8
3
Jumlah
840
9
2
Jumlah Skor 1680
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2200
Rata-Rata Skor Tercapai 76,36


Keterangan:           T                                                          : Tuntas
TT                                                        : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas                     : 17
Jumlah siswa yang belum tuntas          : 5
Klasikal                                               : Belum tuntas

Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II
No
Uraian
Hasil Siklus II
1
2
3
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
76,36
17
77,27


Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 76,36 dan ketuntasan belajar mencapai 77,27% atau ada 17 siswa dari 22 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah megalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan metode pembelajaran model belajar langsung.

c.    Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan pembelajaran model belajar langsung. Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:
4)      Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.
5)      Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung.
6)      Kekurangan pada siklus II dilakukan perbaikan , sehingga hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan.

d.    Revisi Pelaksanaan
Pada siklus II guru telah menerapkan pembelajaran model belajar langsung dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik hasilnya masih belum maksimal. Maka diperlukan revisi beberapa hal , tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mepertahankan apa yang telah dicapai , dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan pembelajaran model belajar langsung dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

3.   Siklus III
a.    Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3, dan alat-alat pengajaran yang mendukung
b.    Tahap kegiatan dan pengamatan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 19 September 2011 di kelas 5  dengan jumlah siswa 22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pembina pembelajaran terhadap guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil peneitian pada siklus III adalah sebagai berikut:


                 Tabel 4.6. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III
No. Urut
Nilai
Keterangan
No. Urut
Nilai
Keterangan
T
TT
T
TT
1
90

12
90

2
90

13
90

3
90

14
90

4
80

15
60

5
90

16
90

6
80

17
80

7
90

18
70

8
60

19
70

9
90

20
80

10
90

21
90

11
60

22
80

Jumlah
910
9
2
Jumlah
890
10
1
Jumlah Skor 1800
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2200
Rata-Rata Skor Tercapai 81,82

Keterangan:     T                                                          : Tuntas
TT                                                        : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas                     : 19
Jumlah siswa yang belum tuntas          : 3
Klasikal                                               : Tuntas 


                                           Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus III
No
Uraian
Hasil Siklus III
1
2
3
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas belajar
Persentase ketuntasan belajar
81,82
19
86,36


Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 81,82 dan dari 22 siswa yang telah tuntas sebanyak 19 siswa dan 3 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 86,36% (termasuk kategori tuntas).  Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran model permainan sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan. Pada siklus III ini ketuntasan secara klasikal telah tercapai, sehingga penelitian ini hanya sampai pada siklus III.
c.    Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan pembelajaran model belajar langsung. Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:
7)      Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.
8)      Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung.
9)      Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
10)  Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan.
d.    Revisi Pelaksanaan
Pada siklus III guru telah menerapkan pembelajaran model permainan dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mepertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan pembelajaran model permainan dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
C.   Pembahasan
1.   Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran model belajar langsung memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan II) yaitu masing-masing 68,18%, 77,27%, dan 86,36%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
2.   Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran model belajar langsung dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.
3.   Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA Pada Standart Kompetensi yaitu makhluk Hidup dan proses kehidupan ,  yang paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langah-langkah pembelajaran model belajar langsung dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep, menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.
                                                                                                                                               
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

A.   Kesimpulan          
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.   Pembelajaran dengan model belajar langsung memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (68,18%), siklus II (77,27%), siklus III (86,36%).
  1. Penerapan metode pembelajaran model belajar langsung mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan sebagian siswa, rata-rata jawaban siswa menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode pembelajaran model belajar langsung  sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.
B.   Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar IPA lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
  1. Untuk melaksanakan model model Belajar langsung  memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan model model belajar langsung dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
  2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana,  dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
  3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakuakan di Kelas 5 Semester Ganjil tahun pelajaran 2006/2007.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Berg, Euwe Vd. (1991). Miskonsepsi bahasa Indonesia dan Remidi Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Joyce, Bruce dan Weil, Marsh. 1972. Models of Teaching Model. Boston: A Liyn dan Bacon.
Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya: Universitas Press.
Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Panitia Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-Kabupaten Tuban.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press. Universitas Negeri Surabaya.
Soedjadi, dkk. 2000. Pedoman Penulisan dan Ujian Skripsi. Surabaya; Unesa Universitas Press.
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.
Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Widoko. 2002. Metode Pembelajaran Konsep. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Bakri Djamarah (1986), Interaksi dan Motivasi Belajar, Jakarta, Rajawali.
Efendi Usman (1985) Pengantar Psikologi, Bandung , Angkasa.
Kusmaningsih (2006) ,Kedisiplinan dan motivasi Belajar, Gresik Universitas Gresik.
Ngalim Purwanto (1995), Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung, PT.Remaja Rusdakarya .
Ngalim Purwanto (1995) Psykologi Pendidikan, Bandung,PT Remaja Rusdakarya.
Ngalim Purwanto (1987), Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung,PT.Remaja Rusdakarya.
Suharsimi Arikunto,(2004), Dasar-dasar Supervisi,Jakarta PT.Reneka Cipta.
Subari (1991),Pengantar Administrasi Pendidikan, Surabaya, IKIP Surabaya.
Suharsimi Arikunto (1991), Prosedur Penelitian, Yogjakarta, PT.Reneka Cipta.
Sutrisno Hadi,(1985) Statistik I ,Yogjakarta, Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.
Surachmad  Winarno,  (1989), Metodologi  Pengajaran  Nasional, Bandung ,Jamars.
Surachmad Winarno (1975),Dasar-dasar Tehnik Researc Pengantar Metodologi Ilmiah ,Bandung.
Noeh Nasution (1991),Psikologi Pendidikan, Jakarta, Depdikbud.
Zulfiyah Mardiana (1998), Motivasi Belajar, Surabaya,IKIP Surabaya.
………….(1981),Pengantar Dasar-dasar kependidikan, Surabaya, Usaha Nasional cetakan III.
………….(1991),Menjadi Guru Profesional, Bandung PT. Rusda Karya.
………….(1996),Belajar dan Pembelajaran Universitas, Surabaya, IKIP  Surabaya.

Lampiran  1

LEMBAR OBSERVASI

PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS
                  Mata Pelajaran                         : Ilmu   Pengetahuan
                  Kelas / Semester                      :  5 / Ganjil 2011 / 2012
                  Hari / Tanggal                           : 10 September 2011
                  Fokus Observasi                      : Kegiatan Pembelajaran

No

Aspek Yang Diobservasi

Ya

Tidak

Komentar / Saran


1

Kegiatan Guru

a).Memberikan Apersepsi
b).Memberikan Penjelasan
c).Memberi Kesempatan
    bertanya
d).Memberi Penguatan
e).Menggunakan Media
f).Membimbing Siswa
g).Mengelolan Kelas
h).Mengadakan Evaluasi


















2

Kegiatan Siswa
a).Motivasi Belajar Siswa
b).MeresponPertanyaan Guru
c).Mengerjakan Tugas
d).Bertanya









                                                                                
                                                                              Peneliti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar