ABSTRAK
Nama : CUNCUN TRI RAMANSYAH
NPM : 100100065
Program Studi : Administrasi Pendidkan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Gresik
Judul
: Pembinaan Pengawas Melalui
Model Belajar Langsung Tehadap Guru
Dalam Upaya Peningkatan Prestasi Hasil Belajar IPA Siswa SD Negeri 3 Tambak
Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik.
Kata kunci
; Model Belajar Langsung ,
Prestasi Belajar
Latar Belakang Belajar langsung merupakan berlajar menirukan tingkah laku orang lain yang
dimaksud disini menirukan prilaku Guru dalam kelas . Kepemipinan Guru di dalam
kelas pada umumnya dalam bentuk Praktek dan belum mendapat teori kepemimpinan
secara mendalam, sebagai seorang Guru terutama yang langsung berhadapan dengan
siswa. Rumusan masalah yang penulis tentukan adalah 1) sejauh mana pelaksanaan model elajar langsung SD Negeri 3
Tambak Kabupaten Kecamatan Tambak ,2) sejauh mana kualitas hasil belajar
IPS siswa SD Negeri 3 Tambak Kecamatan
Tambak Kabupaten Gresik ,
Penelitian ini
menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap
putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan,
refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas Tahun Pelajaran 2006-2007 Data yang diperoleh
berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar.
Dari hasil analis
didapatkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I
sampai siklus III yaitu, siklus I (71,09) siklus II (73,56) siklus III (83,9).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode model
belajar berpengaruh positif terhadap
prestasi belajar Siswa Kelas 6 tahun pelajaran 2006-2007 , serta metode
pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran
bahas
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Model model
pembelajaran yang dapat diterapkan diilhami oleh teori
Belajar sosial yang juga disebut
belajar melalui observasi. Dengan berlakunya Kurikulum Berbasis Kompetensi ,
guru dituntut untuk menyelenggarakan pembelajaran yang bervariasi dikelas.
Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi laju sangat cepat cenderung
tidalk terkedali , belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai
pendidikan (Aswan Zain dkk,1995;1) , nilai pendidikan mewarnai interaksi yang
terjadi anatara guru dengan pesrta didik , interaksi yang bernilai
pendidikan dikarenakan kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan , diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan.
Guru
dengan sadar merencanakan kegiatan pengajaran secara sistematis dengan
memanfaatkan segala sesuatunya guna kepetingan pengajaran, harapan yang tidak
pernah sirna sampai saat ini adalah selalu guru dituntut bagaimana bahan
pelajaran yang disampaikan dapat dikuasi oleh peserta didik setelah selesai
pembelajaran dan prestasi belajar berhasil secara optimal.
Kesulitan
dikarenakan peserta didik bukan hanya sebagai individu dengan segala keunikanya
, tetapi mereka juga sebagai makhluk social dengan latar belakang yang
berlainan yaitu aspek intelektual , psikologis , dan biologis , sehingga
menimbulkan bervareasinya sikap dan tingkah laku anak didik (Aswar Zain dkk
,1995 ; 1).
Dengan
tercapainya tujuan pembelajaran , maka dapat dikatakan bahwa guru telah
berhasil dalam mengajar . Keberhasilan pembelajaran tentu saja diketahui
setelah diadakan evaluasi dengan seperangkat item soal yang sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator bahan pengajaran yang disampaikan , dapat
dilihat daya serap peserta didik dan prosetase keberhasilan . Dengan tingkat
keberhasilan tujuh puluh lima persen lebih dari jumlah yang mengikuti kegiatan
proses belajar mengajar berarti tercapai tujuan pembelajaran , tetapi
sebaliknya jika daya serap kurang dari tujuh puluh lima persen berarti perlu
diadakan program perbaikan atau remidi .
Dengan
berdasarkan hal tersebut peneliti ingin mengetahui sejauh mana keberhasilan dan
hambatan pembelajaran maka sehingga peneliti merumuskan judul “ Melalui
Pembelajaran Langsung Dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Hasil Belajar Ilmu
Pengetahuan Alam Siswa Kelas 5 SDN 3 Tambak
Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik”
B.
Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang
tersebut di atas maka dapat dirumuskan
beberapa permasalahan pokok sebagai berikut :
1)
Sejauh mana
Prestasi hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam di Kelas 5 SDN 3 Tambak
Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik.
2)
Sejauh mana pelaksanaan Model belajar langsung dalam
upaya meningkatkan prestasi Ilmu Pengetahua Alam Siswa Kelas 5 SDN 3 Tambak
Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik
C.
Penegasan Judul.
Untuk mempermudah dan menghindari
tafsiran yang salah oleh pembaca, maka peneliti memberikan penegasan judul
peneltian sebagai berikut :
1)
Belajar langsung adalah bahwa siswa belajar dengan
mengamati secara selektif , mengingat dan menirukan tingkah laku gurunya .
2)
Guru adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi
sebagai pendidik sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
kegiatan belajar dan mengajar di kelas atau menyelenggarakan pendidikan.
3)
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai (dilakukan,
dikerjakan, dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil
penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta
perjuangan yang membutuhkan pikiran baik kognitif, afektif dan psikomotorik.
4)
Ilmu Pengetahuan Alam adalah salah satu mata pelajaran
wajib yang disajikan pada tingkat satuan pendidikan bagi anak didik yang
tersusun dalam struktur kurikulum SD/MI.
5)
Siswa adalah sekelompok siswa yang pada waktu yang sama
menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama.
6)
SD Negeri 3 Tambak Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik
adalah lembaga pendidikan Sekolah Dasar Negeri yang berada di Desa Tambak
Kematan Tamabak Pulau Bawean wilayah
Kabupeten Gresik.
D.
Alasan Memilih Judul.
Dalam hal penentuan judul yang sengaja
penulis rumuskan kiranya penulis menganggap perlu pula untuk mengajukan
beberapa alasan tentang penulisan:
1)
Alasan Obyektif:
a). Bahwa mengingat kepemimpinan guru
dalam kelas sangat penting dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia dalam
waktu jangka panjang, sekolah menjadi pusat persoalan dalam realisasi dan
mengembangkan kepemimpinan guru dalam kegiatan sehari-hari agar lebih baik
dikemudian hari.
b). Perkembangan kepemimpinan guru dalam
kelas mengangkat salah satu yang terdapat di dalam sekolah merupakan bagian
dari pembinaan kepemimpinan pendidikan yang bertangung jawab terhadap keluarga,
sekolah dan masyarakat untuk mengembangkan kepribadian dan kepemimpinan yang
lebih dewasa baik dalam maupun luar
sekolah yang berlangsung seumur hidup.
2.
Alasan Subyektif.
Sehubungan dengan alasan
obyektif dimuka yang artinya merupakan
alasan penulisan ini, maka perlu menambahkan alasan subyektf sebagai berikut :
a). Penulis ingin mendapatkan data atau
informasi mengenai pengaruh belajar
langsung terhadap kualitas hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa SD Negeri
3 Tambak Kecamatan Tambak Kabupaten
gresik.
b). Penulis ingin mengetahui sebab-sebab
apa saja pengaruh prestasi belajar dan hambatan apa saja kepemimpinan guru di
kelas.
c). Karena tempat tinggal penulis berada
dekat SD Negeri 3 Tambak Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik, maka penulis
menentukan lokasi di SD Negeri 3 Tambak Kecamatan Tambak Kabupaten Tambak dengan penelitian di daerah sendiri lebih
memudahkan mendapatkan data-data secara teliti untuk menjamin obyektifitas
dalam penelitian dan menghemat waktu serta menghemat biaya.
E.
Tujuan Penelitian.
Dari rumusan masalah tersebut
di atas, dapat merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut :
1)
Ingin mengetahui sejauh mana prestasi hasil belajar IPA
Kelas 5 di SD Negeri 3 Tambak Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik.
2)
Ingin mengetahui pelaksanaan model belajar langsing
IPA Kelas 5 di SD Negeri 3 Tambak
Kecamatan Tambak Kabupaten Gresik.
F.
Kegunaan Penelitian.
Kegunaan Penelitian, peneliti merumuskan
ditinjau dari:
1)
Peneliti :
a.
Untuk menambahkan wawasan tentang pelaksanaan
kepemimpinan guru terhadap kualitas hasil belajar.
b.
Untuk
memperoleh pengalaman langsung dalam penelitian.
2) Sekolah.
a) Menambah
informasi atau masukan yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam belajar
di kelas.
b) Memberi
alternatif dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan kepemimpinan guru
terhadap kualitas hasil belajar.
c) Memberi
masukan dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
3. Guru.
a) Memberi
masukan dalam mengembangkan dan memajukan terutama dalam pembelajaran.
b) Membantu
guru dalam rangka menciptakan kondisi belajar yang menambah gairah belajar di
kelas.
4. Siswa .
a)Mendorong
siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap prilaku dikelas.
b) Menimbulkan
rasa berkewajiban dan melibatkan diri dalam tugas dan aktifitas di kelas.
BAB II
METODOLOGI
PENELITIAN
Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan (action research),
karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan
bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang
diinginkan dapat dicapai.
Menurut Oja dan Sumarjan (dalam
Titik Sugiarti, 1997; 8) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam
yaitu (a) pengawas bertindak sebagai peneliti , pembina pembelajaran , dan guru
yang melakukan pembelajaran, (b) penelitian tindakan kolaboratif, (c) Simultan
terintegratif, dan (d) administrasi social ekperimental.
Dalam penelitian tindakan ini
menggunakan bentu guru sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian
tindakan adalah praktisi (guru). Tujuan utama dari penelitian tindakan ini
adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh
terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan
refleksi.
Dalam penelitian ini peneliti
tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran peneliti sebagai guru di kelas
sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu
kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif
mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.
Penelitian ini akan dihentikan
apabila ketuntasan belajar secara kalasikal telah mencapai 85% atau lebih. Jadi
dalam penelitian ini, peneliti tidak tergantung pada jumlah siklus yang harus
dilalui.
A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian
adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data
yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di Kelas 5 semester gasal tahun
pelajaran 2011/2012.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian
adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September semester gasal 2011/2012.
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian
adalah siswa-siswi kelas Kelas 5 pada materi Standart Kompetensi Makhluk hidup
dan Proses Kehidupan , Kompetensi Dasar : 2.1 mengidentifikasi cara tumbuhan
hijau membuat makanan penguasaan , 2.2. mendeskripkan ketergantungan manusia
dan hewan pada tumbuhan hijau sebagai sumber makanan
B.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan
Penelitian Tindakan.Penelitian Tindakan
adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan
yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka
dalam melaksanakan tugas, memperdalam
pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki
kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000: 3).
Sedangkah menurut Mukhlis (2000:
5) Penelitian Tindakan adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis
reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang
dilakukan.
Adapun tujuan utama dari
Penenilitian Tindakan adalah untuk memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran
secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan
budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5).
Sesuai dengan jenis penelitian
yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model
penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart
(dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu
ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan),
observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada
siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan,
dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang
berupa identifikasi permasalahan
.
Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 3.1 Alur
Penelitian Tindakan
Penjelasan alur di atas
adalah:
- Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan
penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana
tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat
pembelajaran.
- Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang
dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa
serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode
pembelajaran model discovery .
- Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan
mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan
berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
4.
Rancangan/rencana
yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang
direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Observasi dibagi dalam tiga putaran,
yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama
(alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri
dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran
dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.
C.
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus
Yaitu seperangkat
rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta
penilaian hasil belajar.
2.
Rencana Pelajaran (RPP)
Yaitu merupakan
perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan
disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indicator
pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar
mengajar.
3. Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegaian ini
yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil
eksperimen.
4.Lembar Observasi Kegiatan
Belajar Mengajar
a.Lembar
observasi model belajar langsung, untuk mengamati kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran.
b.Lembar
observasi aktivitas Guru dan Siswa,
untuk mengamati aktivitas Guru dan Siswa selama proses pembelajaran.
5. Tes formatif
Tes ini disusun
berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes formatif ini diberikan
setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah isian (objektif test).
D. Metode Pengumpulan Data
Data-data
yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan
pembelajaran model belajar langsung, observasi aktivitas siswa dan guru, dan
tes formatif.
E. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui
keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa
data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif,
yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta
sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi
belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiata
pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk mengalisis
tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar
mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa
soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan
menggunakan statistik sederhana yaitu:
1.Untuk menilai ulangan atu tes
formatif Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga
diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
Keterangan :
= Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N =
Jumlah
siswa
2.
Untuk
ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan
belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk
pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang
siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 75% atau nilai 75, dan
kelas disebut tuntas belajar apabila di kelas tersebut terdapat nilai rata rata mencapai daya serap lebih dari atau sama
dengan 75%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus
sebagai berikut:
Keterangan : P
: Nilai rata – rata ketuntasan belajar
BAB
III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Data penelitian yang diperoleh
berupa hasil uji coba item butir soal, data observasi berupa pengamatan
pengelolaan pembelajaran model permainan dan pengamatan aktivitas siswa dan
guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa pada setiap siklus.
Data
hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang betul-betul
mewakili apa yang diinginka. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat validitas,
reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
Data
lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan penglolaan
pembelajaran model permainan yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan
metode pembelajaran model permainan dalam meningkatkan prestasi
Data
tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah
diterapkan pembelajaran model permainan.
A. Analisis
Item Butir Soal
Sebelum melaksanakan
pengambilan data melalui instrumen penelitian berupa tes dan mendapatkan tes
yang baik, maka data tes tersebut diuji dan dianalisi. Uji coba dilakukan pada
siswa di luar sasaran penelitian. Analisis tes yang dilakukan meliputi:
- Validitas
Validitas butir soal
dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan
atau apa yang seharusnya tes itu
dapat digunakan sebagai instrument dalam penelitian ini tindakan .
- Reliabilitas
Soal-soal yang telah
memenuhi syarat validitas diuji reliabilitasnya, yang dimaksudkan adalah
tingkat keajegan soal itu digunakan sehingga perolehan nilai tidak berubah ubah
sesuai apa adanya Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi
syarat reliabilitas.
- Taraf Kesukaran (P)
Taraf kesukaran
digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal. Hasil analisis menunjukkan
dari 46 soal yang diuji terdapat:
-
20
soal mudah
-
16
soal sedang
-
10
soal sukar
- Analisis
Data Penelitian Persiklus
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini
peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana
pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1, dan alat-alat pengajaran yang
mendukung.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 4 September 2011 di
kelas 5 dengan jumlah siswa 22 siswa. Dalam hal ini peneliti sebagai pembina
pembelajaran terhadap guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana
pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan
bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses
belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan.
Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2. Hasil Tes Formatif
Siswa Pada Siklus I
No. Urut
|
Nilai
|
Keterangan
|
No. Urut
|
Nilai
|
Keterangan
|
||
T
|
TT
|
T
|
TT
|
||||
1
|
60
|
|
√
|
12
|
60
|
|
√
|
2
|
70
|
√
|
|
13
|
80
|
√
|
|
3
|
70
|
√
|
|
14
|
70
|
√
|
|
4
|
60
|
|
√
|
15
|
80
|
√
|
|
5
|
80
|
√
|
|
16
|
70
|
√
|
|
6
|
80
|
√
|
|
17
|
90
|
√
|
|
7
|
70
|
√
|
|
18
|
60
|
|
√
|
8
|
70
|
√
|
|
19
|
60
|
|
√
|
9
|
60
|
|
√
|
20
|
70
|
√
|
|
10
|
80
|
√
|
|
21
|
70
|
√
|
|
11
|
50
|
|
√
|
22
|
60
|
|
√
|
Jumlah
|
750
|
7
|
4
|
Jumlah
|
770
|
8
|
3
|
Jumlah Skor 1520
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2200
Rata-Rata Skor Tercapai 69,09
|
Keterangan: T :
Tuntas
TT :
Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang
tuntas : 15
Jumlah siswa yang
belum tuntas : 7
Klasikal :
Belum tuntas
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Tes
Siklus I
No
|
Uraian
|
Hasil Siklus I
|
1
2
3
|
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas
belajar
Persentase ketuntasan belajar
|
69,09
15
68,18
|
Dari
tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran
model belajar langsung diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah
69,09 dan ketuntasan belajar mencapai 68,18% atau ada 15 siswa dari 22 siswa sudah tuntas belajar. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum
tuntas
belajar,
karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 68,18% lebih kecil dari
persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan
karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan
digunakan guru dengan menerapkan metode pembelajaran model permainan.
c. Refleksi
Pada tahap ini akah
dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik
dalam proses belajar mengajar dengan penerapan pembelajaran model permainan.
Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:
1)
Selama
proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik.
Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase
pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.
2)
Berdasarkan
data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar
berlangsung.
3)
Kekurangan
pada siklus I dilakukan perbaikan, sehingga hasil belajar siswa pada siklus II
mencapai ketuntasan.
d. Revisi Pelaksanaan
Pada siklus I guru telah menerapkan
pembelajaran model belajar langsung dengan baik dan dilihat dari aktivitas
siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah
berjalan dengan baik namun hasil belum maksimal. Maka diperlukan revisi , yang perlu
diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mepertahankan
apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar
selanjutnya penerapan pembelajaran model belajar langsung dapat meningkatkan
proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
- Siklus II
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini
peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana
pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif II, dan alat-alat pengajaran yang
mendukung.
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 12 September 2011 di
kelas 5 dengan jumlah siswa 22 siswa.
Dalam hal ini peneliti sebagai pembina belajar terhadap guru. Adapun proses belajar
mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus
I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada
siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
belajar mengajar.
Pada akhir proses
belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar mengajar yang telah dilakukan.
Instrument yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian
pada siklus II adalah sebagai berikut.
Tabel 4.4. Hasil Tes Formatif Siswa Pada
Siklus II
No. Urut
|
Nilai
|
Keterangan
|
No. Urut
|
Nilai
|
Keterangan
|
||
T
|
TT
|
T
|
TT
|
||||
1
|
60
|
|
√
|
12
|
90
|
√
|
|
2
|
80
|
√
|
|
13
|
80
|
√
|
|
3
|
80
|
√
|
|
14
|
80
|
√
|
|
4
|
90
|
√
|
|
15
|
80
|
√
|
|
5
|
90
|
√
|
|
16
|
80
|
√
|
|
6
|
60
|
|
√
|
17
|
60
|
|
√
|
7
|
80
|
√
|
|
18
|
80
|
√
|
|
8
|
70
|
√
|
|
19
|
70
|
√
|
|
9
|
60
|
|
√
|
20
|
60
|
|
√
|
10
|
80
|
√
|
|
21
|
80
|
√
|
|
11
|
90
|
√
|
|
22
|
80
|
√
|
|
Jumlah
|
840
|
8
|
3
|
Jumlah
|
840
|
9
|
2
|
Jumlah Skor 1680
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2200
Rata-Rata Skor Tercapai 76,36
|
Keterangan: T :
Tuntas
TT :
Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang
tuntas : 17
Jumlah siswa yang
belum tuntas : 5
Klasikal :
Belum tuntas
Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Tes
Siklus II
No
|
Uraian
|
Hasil Siklus II
|
1
2
3
|
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas
belajar
Persentase ketuntasan belajar
|
76,36
17
77,27
|
Dari
tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 76,36 dan
ketuntasan belajar mencapai 77,27% atau ada 17 siswa dari 22 siswa sudah tuntas
belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar
secara klasikal telah megalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I.
Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan
bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan
berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah
mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan
metode pembelajaran model belajar langsung.
c. Refleksi
Pada tahap ini akah
dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik
dalam proses belajar mengajar dengan penerapan pembelajaran model belajar langsung.
Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:
4)
Selama
proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik.
Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase
pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.
5)
Berdasarkan
data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar
berlangsung.
6)
Kekurangan
pada siklus II dilakukan perbaikan , sehingga hasil belajar siswa pada siklus
III mencapai ketuntasan.
d. Revisi Pelaksanaan
Pada siklus II guru
telah menerapkan pembelajaran model belajar langsung dengan baik dan dilihat
dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar
mengajar sudah berjalan dengan baik hasilnya masih belum maksimal. Maka diperlukan
revisi beberapa hal , tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya
adalah memaksimalkan dan mepertahankan apa yang telah dicapai , dengan tujuan
agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan
pembelajaran model belajar langsung dapat meningkatkan proses belajar mengajar
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini
peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana
pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3, dan alat-alat pengajaran yang
mendukung
b. Tahap kegiatan dan pengamatan
Pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 19 September 2011
di kelas 5 dengan jumlah siswa 22 siswa.
Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pembina pembelajaran terhadap guru.
Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan
memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada
siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi)
dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses
belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui
tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan.
Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil peneitian
pada siklus III adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6. Hasil Tes Formatif
Siswa Pada Siklus III
No. Urut
|
Nilai
|
Keterangan
|
No. Urut
|
Nilai
|
Keterangan
|
||
T
|
TT
|
T
|
TT
|
||||
1
|
90
|
√
|
|
12
|
90
|
√
|
|
2
|
90
|
√
|
|
13
|
90
|
√
|
|
3
|
90
|
√
|
|
14
|
90
|
√
|
|
4
|
80
|
√
|
|
15
|
60
|
|
√
|
5
|
90
|
√
|
|
16
|
90
|
√
|
|
6
|
80
|
√
|
|
17
|
80
|
√
|
|
7
|
90
|
√
|
|
18
|
70
|
√
|
|
8
|
60
|
|
√
|
19
|
70
|
√
|
|
9
|
90
|
√
|
|
20
|
80
|
√
|
|
10
|
90
|
√
|
|
21
|
90
|
√
|
|
11
|
60
|
|
√
|
22
|
80
|
√
|
|
Jumlah
|
910
|
9
|
2
|
Jumlah
|
890
|
10
|
1
|
Jumlah Skor 1800
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2200
Rata-Rata Skor Tercapai 81,82
|
Keterangan: T :
Tuntas
TT :
Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang
tuntas : 19
Jumlah siswa yang
belum tuntas : 3
Klasikal :
Tuntas
Tabel 4.7. Rekapitulasi
Hasil Tes Siklus III
No
|
Uraian
|
Hasil Siklus III
|
1
2
3
|
Nilai rata-rata tes formatif
Jumlah siswa yang tuntas
belajar
Persentase ketuntasan belajar
|
81,82
19
86,36
|
Berdasarkan
tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 81,82 dan dari 22
siswa yang telah tuntas sebanyak 19 siswa dan 3 siswa belum mencapai ketuntasan
belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar
86,36% (termasuk kategori tuntas). Hasil
pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya
peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya
peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran model permainan
sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga
siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan. Pada siklus III
ini ketuntasan secara klasikal telah tercapai, sehingga penelitian ini hanya
sampai pada siklus III.
c. Refleksi
Pada tahap ini akah
dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik
dalam proses belajar mengajar dengan penerapan pembelajaran model belajar
langsung. Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:
7)
Selama
proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik.
Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase
pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.
8)
Berdasarkan
data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung.
9)
Kekurangan
pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan
sehingga menjadi lebih baik.
10)
Hasil
belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan.
d. Revisi Pelaksanaan
Pada siklus III guru
telah menerapkan pembelajaran model permainan dengan baik dan dilihat dari
aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar
sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi
yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan
mepertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses
belajar mengajar selanjutnya penerapan pembelajaran model permainan dapat
meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
C. Pembahasan
1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Melalui hasil
peneilitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran model belajar langsung memiliki
dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat
dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru
(ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan II) yaitu masing-masing
68,18%, 77,27%, dan 86,36%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara
klasikal telah tercapai.
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis
data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran model belajar
langsung dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif
terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai
rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.
3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis
data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPA Pada Standart
Kompetensi yaitu makhluk Hidup dan proses kehidupan , yang paling dominan adalah bekerja dengan
menggunakan alat/media, mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru, dan
diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa
aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk
aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langah-langkah
pembelajaran model belajar langsung dengan baik. Hal ini terlihat dari
aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati
siswa dalam mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep, menjelaskan/melatih
menggunakan alat, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase
untuk aktivitas di atas cukup besar.
BAB
IV
SIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari
hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan
berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan model belajar langsung
memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai
dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I
(68,18%), siklus II (77,27%), siklus III (86,36%).
- Penerapan metode pembelajaran model belajar
langsung mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan sebagian
siswa, rata-rata jawaban siswa menyatakan bahwa siswa tertarik dan
berminat dengan metode pembelajaran model belajar langsung sehingga mereka menjadi termotivasi
untuk belajar.
B. Saran
Dari hasil penelitian
yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar IPA lebih
efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan
saran sebagai berikut:
- Untuk melaksanakan model model Belajar
langsung memerlukan persiapan yang
cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang
benar-benar bisa diterapkan dengan model model belajar langsung dalam
proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
- Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar
siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode
pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan
pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa
berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
- Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut,
karena hasil penelitian ini hanya dilakuakan di Kelas 5 Semester Ganjil
tahun pelajaran 2006/2007.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Berg,
Euwe Vd. (1991). Miskonsepsi bahasa
Indonesia dan Remidi Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Hamalik,
Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan
Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Joyce,
Bruce dan Weil, Marsh. 1972. Models of
Teaching Model. Boston: A Liyn dan Bacon.
Masriyah.
1999. Analisis Butir Tes. Surabaya:
Universitas Press.
Mukhlis,
Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan
Kelas. Makalah Panitia Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru
se-Kabupaten Tuban.
Nur,
Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk
Belajar. Surabaya. University Press. Universitas Negeri Surabaya.
Soedjadi,
dkk. 2000. Pedoman Penulisan dan Ujian
Skripsi. Surabaya; Unesa Universitas Press.
Suryosubroto,
B. 1997. Proses Belajar Mengajar di
Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.
Usman,
Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Widoko.
2002. Metode Pembelajaran Konsep.
Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Bakri
Djamarah (1986), Interaksi dan Motivasi Belajar, Jakarta,
Rajawali.
Efendi
Usman (1985) Pengantar Psikologi, Bandung , Angkasa.
Kusmaningsih
(2006) ,Kedisiplinan dan motivasi Belajar, Gresik Universitas
Gresik.
Ngalim
Purwanto (1995), Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,
Bandung, PT.Remaja Rusdakarya .
Ngalim
Purwanto (1995) Psykologi Pendidikan, Bandung,PT Remaja
Rusdakarya.
Ngalim
Purwanto (1987), Administrasi
dan Supervisi
Pendidikan, Bandung,PT.Remaja Rusdakarya.
Suharsimi
Arikunto,(2004), Dasar-dasar Supervisi,Jakarta PT.Reneka Cipta.
Subari
(1991),Pengantar Administrasi Pendidikan, Surabaya, IKIP
Surabaya.
Suharsimi
Arikunto (1991), Prosedur Penelitian, Yogjakarta, PT.Reneka
Cipta.
Sutrisno
Hadi,(1985) Statistik I ,Yogjakarta, Fakultas Psikologi
Universitas Gajah Mada.
Surachmad Winarno,
(1989), Metodologi
Pengajaran Nasional, Bandung
,Jamars.
Surachmad
Winarno (1975),Dasar-dasar Tehnik Researc Pengantar Metodologi Ilmiah ,Bandung.
Noeh
Nasution (1991),Psikologi Pendidikan, Jakarta, Depdikbud.
Zulfiyah
Mardiana (1998), Motivasi Belajar, Surabaya,IKIP Surabaya.
………….(1981),Pengantar
Dasar-dasar kependidikan, Surabaya, Usaha Nasional cetakan III.
………….(1991),Menjadi
Guru Profesional, Bandung PT. Rusda Karya.
………….(1996),Belajar
dan Pembelajaran Universitas, Surabaya, IKIP Surabaya.
Lampiran 1
LEMBAR OBSERVASI
PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan
Kelas / Semester : 5 / Ganjil 2011 / 2012
Hari / Tanggal : 10 September 2011
Fokus Observasi : Kegiatan Pembelajaran
No
|
Aspek
Yang Diobservasi
|
Ya
|
Tidak
|
Komentar
/ Saran
|
1
|
Kegiatan
Guru
a).Memberikan
Apersepsi
b).Memberikan
Penjelasan
c).Memberi
Kesempatan
bertanya
d).Memberi Penguatan
e).Menggunakan Media
f).Membimbing Siswa
g).Mengelolan Kelas
h).Mengadakan
Evaluasi
|
√
√
√
√
√
√
|
√
√
|
|
2
|
Kegiatan Siswa
a).Motivasi Belajar
Siswa
b).MeresponPertanyaan
Guru
c).Mengerjakan Tugas
d).Bertanya
|
√
|
√
√
√
|
|
Peneliti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar