ANALISIS
PENGARUH FAKTOR MOTIVASI GURU TERHADAP
MUTU
PELAYANAN SEKOLAH DASAR
Siti
Bariroh
Abstract:
The
study of need theory factors should be conducted periodically, so
that it can bee seen how large the contribution of motivation
enabling a teacher lo get achievement. This study was executed in
Kecamatan Waru and Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, suggesting
that (he physiological need: (clothes, foods, and houses) is the main
factors making teacher to get achievement, in another time, then can
be observed its progress through the other motivation.
Keywords:
motivation, teacher.
Pada
waktu yang lampau pada umumnya tugas kewajiban guru hampir seluruhnya
mengenai pekerjaan mengajar melulu, dalam arti menyampaikan
keterangan-keterangan dan fakta-takta dari buku kepada murid, memberi
tugas-tugas dan memeriksanya. Waktu dan keadaan demikian seolah-olah
berubah secara cepat, sehingga kini guru harus juga memperhatikan
kepentingan-kepentingan sekolah, ikut serta menyelesaikan berbagai
persoalan yang dihadapi sekolah, yang kadang-kadang sangat kompleks
sifatnya.
Dalam
banyak hal pekerjaannya berhubungan erat sekali dengan pekerjaan
seorang pengawas; kepala sekolah; pegawai tata usaha sekolah, dan
berbagai pejabat inspeksi lainnya. Kegiatan partisipasi guru dalam
administrasi sekolah itu antara lain, seperti sumbangan-sumbangan
guru terhadap perbaikan kesejahteraan guru dan murid, penyempurnaan
kurikulum, perbaikan alat-alat pelajaran dan sebagainya. Sekarang
sudah ada PGRI dan makin berkembangnya kesadaran dan pengertian akan
perlunya demokrasi dalam pendidikan pada pemimpin-pemimpin pendidikan
dan guru pada umumnya, kebijakan-kebijakan kepegawaian makin berubah
ke arah pelaksanaan yang demokratis. Pada dasarnya Manajemen
Personalia adalah Manajemen yang mengkhususkan diri dalam bidang
personalia atau dalam bidang kepegawaian. Kemudian, personalia
mempunyai hubungan erat dengan yang lain. Misalnya, ada hal yang
ternyata dalam bidang manajemen telah dijelaskan, tetapi dimasukkan
pula dalam Manajemen Personalia seperti pendelegasian wewenang;
kepemimpinan; motivasi dan sebagainya(Nitisemito, 1986:9).
Sementara
perihal motivasi yang memberikan dorongan terhadap prestasi kerja
akan tampak bilamana ditelaah lebih lanjut. Adapun prestasi kerja
perlupenilaian. Selanjutnya, penilaian prestasi kerja (performance
appraisal)
adalah proses melalui organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai
prestasi kerja karyawan(Handoko, 1993:135).
Untuk
menjawab dari pertanyaan tentang apa yang mendorong tingkah laku
manusia dalam organisasi adalah tidaklah sederhana dan mudah. Paling
tidak pemenuhan kebutuhan seorang pegawai sudah dapat diketahui dan
dirumuskan dengan pasti.
Perbaikan
mutu kerja pada dasarnya mempunyai makna sebagai perbaikan mutu, baik
mutu manajemen, mutu pelayanan, mutu prosedur, hasil, masukan,
karyawan, kerjasama, daya guna, sikap kerja, lingkungan pekerjaan,
infoirnasi, kemampuan pemecahan masalah, tata krama, penggunaan
sumber-sumber maupun mutu pelaksanaan dan penampilan.
Suatu
gugus kendali mutu (GKM) adalah sekelompok pegawai dari satu satuan
organisasi tertentu yang mengadakan perternuan secara teratur. Maksud
dan perternuan itu antara lain: menemukan masalah, mengkaji masalah
serta melakukan perbaikan.
Banyak
organisasi yang sering menghadapi masalah-masalah yang menyangkul
semangat kerja; tingkat produktivitas rendah; mutu pelayanan yang
rendah; masalah sikap kerja; masalah kelalaian dan kelengahan serta
masalah manusia yang acuh terhadap pekerjaan (Zainun, 1989:117).
Tujuan diadakannya GKM (gugus kendali mutu) adalah:
Memuaskan
berbagai kebutuhan sosial dan kejiwaan berupa:
Dari
uraian di atas, maka tentunya dapat diambiI berbagai faktor yang
dikaitkan dengan mutu pelaya nan guru. Guru sebagai karyawan negara
yang tentunya juga mempunyai kebutuhan yang sama dengan karyawan
lainnya. Guru butuh motivasi. Sedangitan motivasi yang dijabarkan
searah dengan kebutuhan manusia pada umumnya. Kebutuhan akan membuat
prestasi; pengakuan akan keberhasilan; pekerjaan yang menantang,
tingkat untuk memenuhi tanggungjawab dan aktualisasi diri
(pengembangan prestasi).
Pada
setiap organisasi senantiasa erat kaitannya dengan manajemen sumber
daya manusia. Patut disadari hal ini, di mana fungsi dari manajemen
terdiri atas: planning;
organizing; actuating dan controlling
(Handoko, 1992).
Dalam
manajemen sumber daya manusia pun membahas berbagai sudut pandang
tentang prestasi kerja sebagai tujuan, dimana salah satunya adalah
dipandang dari faktor motivasi (rangsangan/dorongan).
Motivasi
dapat ditafsirkan dan diartikan berbeda oleh setiap orang sesuai
tempat dan keadaan daripada masing-masing orang itu (Zainun, 1994;
17). Motivasi menyangkut perilaku manusia dan merupakan sebuah unsur
vital dalam manajemen. Dalam hal ini dapat didefinisikan sebagai
membuat seseorang menyelesaikan pekerjaan dengan semangat, karena
orang itu ingin melakukannya (Me. Kenna & Nic Beech, 2000: 168).
Menurut
Gibson (1996:185) motivasi merupakan konsep yang dipergunakan untuk
menggambarkan dorongan-dorongan yang timbul di dalam seorang individu
yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku.
Oleh
Prawirosentono (1999:4) dijelaskan bahwa pendaiaman dan perluasan dan
teori motivasi banyak mengisi lembaran berbagai lileratur ataupun
Jurnal-jurnal ilmiah.