HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG
PERAWATAN KEBERSIHAN
GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES
GIGI PADA ANAK PRA SEKOLAH
Lina
Madyastuti*, Retno
Twistiandayani*, Nurul Huda Setiawan**
* Staf pengajar
PSIK UNIGRES
** Mahasiswa
Program A3 PSIK UNIGRES
ABSTRACT
THE
CORRELATION BETWEEN MATERNAL BEHAVIOR OF DENTAL HYGIENE CARE
WITH
INCIDENCE OF DENTAL CARIES IN PRESCHOOL CHILDREN
Parents,
especially mothers are very influen in providing support and encouragement for
their children to care for and clean the teeth. Dental care of children also
depends on how his mother helped care for them. Because the mother is believed
to be the most appropriate and best in providing care to the background of the
problem children. Base from the purpose of this study to determine the
relationship of maternal behavior of dental hygiene care with incidence of
dental caries in preschool children.
The
design of this study used the Cross-sectional correlation method. Sampling
method used is purposive sampling. Samples taken as many as 25 mothers and 25
preschool children. The independent variable were the knowledge, attitudes and
actions and the dependent variable was dental caries in children. The research
data was taken using a questionnaire, observation and structured interviews.
From calculations
used Chi Square test statistic with the helped of SPSS for Windows software
when calculating chi square (X2 count)> chi square table (Table X2) was
9.49. so H1 accepted. This study showed no evidence of a relationship with the
mother's knowledge of the incidence of dental caries in preschool children (X2
count) = 8362, (α) = 0.004, there was a relationship with the mother's attitude
incidence of dental caries in preschool children (X2 count) = 11 667, (α) =
0.003, there was a relationship with the mother's action incidence of dental
caries in preschool children (X2 count) = 13 889, (α) = 0.001.
Based on
the researched, results submitted suggestions to broaden and improve maternal
knowledge, attitudes and actions about dental hygiene care and dental caries. This
must receive attention so as not to cause various problems.
Keywords:
knowledge, attitudes, dental hygine
care, dental caries in preschool children.
PENDAHULUAN
Latar
belakang
Pentingnya perilaku orang tua merupakan serangkaian
perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai posisi sosial yang diberikan
secara formal maupun informal (Supartini Yupi, 2004). Orang tua khususnya ibu
sangat berpengaruh dalam memberikan dukungan dan semangat untuk anaknya
terutama agar mau merawat dan membersihkan gigi. Perawatan gigi anak juga
tergantung bagaimana ibu membantu merawatnya (Nadesa, 2006). Karena ibu yang
diyakini sebagai orang yang paling tepat dan paling baik dalam memberikan
perawatan pada anak. Berdasarkan pengamatan dan wawancara peneliti pada tanggal
20 Oktober 2011, bahwa sebagian besar siswa-siswi di TK Kartini Desa
Sidobinangun Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan mengalami karies. Karies
sendiri tersebut merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu
email, dentin dan sementum yang disebabkan aktivitas jasad renik yang ada dalam
suatu karbohidrat yang diragikan (Massler, 1955). Tetapi pada kenyataanya
ditemukan 68% ibu menganggap bahwa karies merupakan hal yang biasa, mereka
tidak begitu merisaukan dengan kondisi yang diderita anaknya. Mereka kebanyakan
tidak melakukan upaya-upaya untuk mencegah terjadinya karies gigi seperti
meminta anaknya agar tidak makan-makanan yang mengandung kariogenik seperti
gula-gula, bahkan perilaku atau sikap ibu sangat mengabaikan kebersihan gigi
dan mulut anaknya. Disamping itu perilaku anak sendiri juga menentukan status
kesehatan gigi mereka, termasuk pola makan. Dalam study awal yang
dilakukan peneliti ditemukan 30% dari ibu rata rata lulusan maksimal SD. Hal
inilah yang melatar belakangi ibu salah dalam mempersepsikan tentang karies
bahkan ada yang tidak mengerti apa yang disebut dengan karies, karena kurangnya
pemahaman dan pengetahuan tentang karies dan pentingnya pemeliharaan gigi dan
mulut. Namun saat ini hubungan perilaku ibu tentang perawatan kebersihan gigi
dengan kejadian karies gigi pada anak pra sekolah masih belum dapat dijelaskan.
Karies gigi sejauh ini
masih menjadi masalah kesehatan anak. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada
tahun 2003 menyatakan angka kejadian karies pada anak masih sebesar 60-90%. Menurut
data Depkes RI tahun 2010, prevalensi kesehatan gigi dan mulut di Indonesia
terhadap tingkat karies sebesar 70% dan 50% diantaranya adalah golongan umur
balita mengingat penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 240 juta jiwa dan
masih akan terus meningkat (Hutagalung, 2010). Berdasarkan data dari Dinas
Kesehatan Lamongan tahun 2009 dan 2010, jumlah penderita karies sebanyak 16.370
pasien dari data 33 puskesmas di Kabupaten Lamongan. Dimana sebanyak 7.220
pasien tahun 2009 dan 9.150 pasien tahun 2010. Dari data diatas diperoleh
peningkatan jumlah pasien karies sekitar 1.930 pasien. Data dari wilayah kerja
Puskesmas Deket Kabupaten Lamongan jumlah penderita karies pada tahun 2009 sebanyak 1.016 pasien dan tahun 2010 sebanyak 1.153 pasien.
Dari hasil penelitian terdahulu dilakukan pada tanggal 10 Desember 2009 di TK
Kartini Desa Sidobinangun Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan pada 10 ibu yang
memiliki anak usia 4-6 tahun diketahui bahwa 9 ibu diantaranya memiliki anak
yang menderita karies gigi. Berdasarkan study pendahuluan yang dilakukan
peneliti pada 20 Oktober 2011 di TK Kartini Desa Sidobinangun Kecamatan Deket
Kabupaten Lamongan ditemukan 15 anak dengan karies dari 39 siswa-siswi, ibu
sebanyak 12 dari 39 orang yang pendidikanya maksimal SD dan ibu yang bekerja
sebanyak 7 orang. Hal ini seharusnya dapat menjadi perhatian dari tenaga
kesehatan agar dapat memberikan penyuluhan pada masyarakat khususnya pada para
ibu agar lebih mempedulikan kesehatan gigi anak mereka.
Perilaku ibu yang salah
dalam mempersepsikan tentang karies gigi, karena kurangnya informasi dan
pengalaman serta pemahaman yang didapatkan. Mereka beranggapan bahwa karies
gigi merupakan suatu hal yang wajar dialami pada anak kecil dan hal ini tidak
perlu untuk terlalu dikhawatirkan dan cenderung dianggap remeh karena jarang
membahayakan jiwa. Perilaku ibu tersebut dapat berhubungan dengan peningkatan
kesehatan gigi anak tentang memelihara gigi dan membersihkan mulut merupakan
permasalahan yang belum dapat diatasi sehingga dapat menyebabkan karies gigi,
dimana karies gigi tersebut merusak pada jaringan keras (email, dentin
dan semen) yang bersifat cronik progresif dan disebabkan oleh
aktivitas jasad renik dalam karbohidrat yang diragikan dengan demineralisasi
jaringan keras dan diikuti kerusakan zat organik dapat menyebabkan kerusakan
pada gigi (Arif Mansjoer, 2001). Kerusakan pada gigi dapat mempengaruhi
kesehatan anggota tubuh yang lainnya sehingga dapat mempengaruhi aktifitas
sehari-hari. Menurut (Kosbandono, 2008) kalau kebersihan mulut dan gigi kurang
diperhatikan biasanya terjadi plak pada permukaan gigi yang bisa menyebabkan
radang gusi, bertumpuknya bakteri di mulut sebagai racun yang akan merusak
jaringan gusi sekaligus tulang di bawahnya sehingga gusi menjadi lunak, mudah
kerak, berdarah, bernanah sehingga menyebabkan bau mulut yang tidak sedap. Bersama
dengan lendir dan partikel bakteri ini terus membentuk plak lama dan akan
berkembang menjadi taratar yang menyebabkan radang gusi.
Berdasarkan yang telah
dikemukakan di atas pentingnya perilaku orang tua khususnya ibu sangat
berpengaruh dalam memberikan dukungan didalam membimbing, memberikan
pengertian, mengingatkan, dan menyediakan fasilitas kepada anak agar dapat
memelihara kebersihan gigi dan mulutnya. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan
untuk menjelaskan hubungan perilaku ibu tentang perawatan kebersihan gigi dengan kejadian
karies gigi pada anak usia pra sekolah.
METODE DAN ANALISA
Peneliti ini
menggunakan desain cros sectional
untuk menentukan hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan dalam perawatan
kebersihan gigi dengan kejadian karies gigi pada anak usia pra sekolah di TK
Kartini Desa Sidobinangun Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan pada bulan Maret
2012. Jumlah Populasi
semua siswa siswi di TK Kartini Desa Sidobinangun Kecamatan Deket Kabupaten
Lamongan sebanyak 39 anak, menggunakan non probability tipe purposive
sampling, dimana pada penelitian ini besar sampel yang
diambil sebanyak 25 responden yang memenuhi kriteria inklusi.
Pada penelitian ini,
variabel independennya adalah pngetahuan, sikap, tindakan ibu tentang perawatan
kebersihan gigi anak, sedangkan variabel dependennya adalah kejadian karies
gigi. Alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
kegiatannya mengumpulkan data pada penelitian ini melalui kuisioner dan observasi. Data diperoleh
dari hasil pengisian kuesioner digunakan
untuk mengetahui (pengetahuan, sikap, tindakan tentang
perawatan kebersihan gigi). Sedangkan
lembar observasi pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan
perilaku ibu tentang perawatan kebersihan gigi dengan terjadinya karies gigi
pada anak pra sekolah. Untuk mengetahui hubungan antara
perilaku (pengetahuan, sikap, tindakan) ibu tentang perawatan kebersihan gigi
dengan kejadian karies gigi dilakukan pengujian dengan menggunakan uji statistik menggunakan chi square
dengan taraf signifikan p
≤ 0,05 dengan program SPSS.
Bila
hitung
>
tabel 9,49 (sebagaimana dalam lampiran critical values for the Chi-square
distribution) maka Ho ditolak dan H1 di terima artinya ada hubungan antara
perilaku (pengetahuan, sikap, tindakan) ibu
tentang perawatan kebersihan gigi dengan terjadinya karies gigi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hubungan
Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Kebersihan Gigi pada Anak Pra Sekolah dengan
Kejadian Karies Gigi.
Tabel
5.1 Hubungan pengetahuan ibu tentang
perawatan kebersihan gigi pada anak pra sekolah berdasarkan responden di TK
Kartini bulan Maret 2012.
No
|
Pengetahuan
|
Karies
|
Total
|
Persen
|
|||||
Superfisialis
|
Media
|
Profunda
|
|||||||
Jumlah
|
%
|
Jumlah
|
%
|
Jumlah
|
%
|
||||
1.
|
Baik
|
14
|
56
|
2
|
8
|
0
|
0
|
16
|
64
|
2.
|
Cukup
|
0
|
0
|
5
|
20
|
4
|
16
|
9
|
36
|
3.
|
Kurang
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
Total
|
14
|
56
|
7
|
|
4
|
16
|
25
|
100
|
Chi
square X2 = 18.800 Asymp.
Sig. (α) = 0.000 Kefisien (ρ) = 0.867
|
Pada responden Ibu yang anaknya sekolah di TK Kartini Lamongan dimana sebagian
besar berpengetahuan baik (56%) anaknya mengalami karies superfisialis.
Responden ibu yang berpengetahuan cukup (20%) anaknya mengalami karies media
dan sebagian kecil (16%) anak tidak mengalami karies profunda.
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji statistik Chi Square dengan bantuan perangkat
lunak SPSS diperoleh hasil chi kuadrat (X2hitung) sebesar
18.800 dengan df = 4. Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan chi
kuadrat tabel (X2tabel) yaitu 9,49 (sebagaimana pada
lampiran Critical Values For the Chi
Square Distribution). Jadi 18.800>9,49 sehingga H1 diterima
artinya ada hubungan pengetahuan ibu tentang perawatan kebersihan gigi dengan
kejadian karies gigi pada anak pra sekolah.
Selain itu dapat juga dilihat signifikasi hasil perhitungan sebesar 0.000 angka ini jauh lebih kecil dari 0,05 sehingga H1 diterima
artinya ada hubungan pengetahuan ibu tentang perwatan kebersihan gigi pada anak
pra sekolah. Kuatnya hubungan dilihat dari uji koefisien phi adalah 0.867 ini menunjukkan korelasi yang kuat dengan
arah positif, yang berarti bila pengetahuan ibu tentang perawatan kebersihan
gigi pada anak pra sekolah ditingkatkan maka kejadian karies gigi pada anak
tidak terjadi.
2. Hubungan Sikap Ibu tentang Perawatan
Kebersihan Gigi pada Anak Pra Sekolah dengan Kejadian Karies Gigi.
Tabel
5.2 Hubungan sikap ibu tentang
perawatan kebersihan gigi pada anak pra sekolah berdasarkan responden di TK
Kartini bulan Maret 2012.
No
|
Sikap
|
Karies
|
Total
|
Persen
|
|||||
Superfisialis
|
Media
|
Profunda
|
|||||||
Jumlah
|
%
|
Jumlah
|
%
|
Jumlah
|
%
|
||||
1.
|
Baik
|
10
|
40
|
0
|
0
|
0
|
0
|
10
|
40
|
2.
|
Cukup
|
4
|
16
|
7
|
28
|
0
|
0
|
11
|
44
|
3.
|
Kurang
|
0
|
0
|
0
|
0
|
4
|
16
|
4
|
16
|
|
Total
|
14
|
56
|
7
|
28
|
4
|
16
|
25
|
100
|
Chi
square X2 = 36.364 Asymp. Sig. (α) = 0.000 Kefisien
(ρ) = 1.206
|
Pada responden Ibu yang anaknya sekolah di Tk Kartini Lamongan dimana
bersikap baik mendekati setengah didapatkan (40%) mengalami karies
superfisialis. Responden ibu yang bersikap cukup sebagian kecil (16%) anaknya
mengalami karies superfisialis dan (28%) anaknya mengalami karies media. Untuk
ibu yang bersikap kurang didapatkan (16%) anaknya mengalami karies profunda.
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji statistik Chi Square dengan bantuan perangkat
lunak SPSS diperoleh hasil chi
kuadrat (X2hitung) sebesar 36.364 dengan df = 4.
Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan chi kuadrat tabel (X2tabel)
yaitu 9,49 (sebagaimana pada lampiran Critical
Values For the Chi Square Distribution). Jadi 36.364>9,49 sehingga H1 diterima artinya ada hubungan sikap
ibu tentang perawatan kebersihan gigi dengan kejadian karies gigi pada anak pra
sekolah.
Selain itu dapat juga dilihat signifikasi hasil perhitungan sebesar 0.000 angka ini jauh lebih kecil dari 0,05 sehingga H1 di terima
artinya ada hubungan sikap ibu tentang perwatan kebersihan gigi pada anak pra
sekolah. Kuatnya hubungan dilihat dari uji koefisien phi adalah 1.206 ini menunjukkan korelasi yang kuat dengan arah
positif, yang berarti bila sikap ibu tentang perawatan kebersihan gigi pada
anak pra sekolah ditingkatkan maka kejadian karies gigi pada anak tidak
terjadi.
3. Hubungan Tindakan Ibu tentang Perawatan
Kebersihan Gigi pada Anak Pra Sekolah dengan Kejadian Karies Gigi.
Tabel
5.3 Hubungan tindakan ibu tentang
perawatan kebersihan gigi pada anak pra sekolah berdasarkan responden di TK
Kartini bulan Maret 2012.
No
|
Tindakan
|
Karies
|
Total
|
Persen
|
|||||
Superfisialis
|
Media
|
Profunda
|
|||||||
Jumlah
|
%
|
Jumlah
|
%
|
Jumlah
|
%
|
||||
1.
|
Baik
|
7
|
28
|
0
|
0
|
0
|
0
|
7
|
28
|
2.
|
Cukup
|
7
|
28
|
5
|
20
|
0
|
0
|
12
|
48
|
3.
|
Kurang
|
0
|
0
|
2
|
8
|
4
|
16
|
6
|
24
|
|
Total
|
14
|
56
|
7
|
28
|
4
|
16
|
25
|
100
|
Chi
square X2 = 20.421 Asymp. Sig. (α) = 0.000 Kefisien (ρ) = 0.904
|
Pada
responden Ibu yang anaknya sekolah di TK Kartini Lamongan dimana bertindakan baik
sebagian kecil didapatkan (28%) mengalami karies superfisialis. Responden ibu
yang bertindakan cukup sebagian kecil (28%) anaknya mengalami karies superfisialis
dan (20%) anaknya tidak mengalami karies media. Untuk ibu yang kurang melakukan
tindakan sebagian kecil didapatkan (8%) anaknya mengalami karies media dan yang
mengalami karies gigi profunda (16%).
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji statistik Chi Square dengan bantuan perangkat
lunak SPSS diperoleh hasil chi kuadrat (X2hitung) sebesar
20.421 dengan df = 4. Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan chi
kuadrat tabel (X2tabel) yaitu 9,49 (sebagaimana pada
lampiran Critical Values For the Chi
Square Distribution). Jadi sehingga H1 diterima artinya ada
hubungan tindakan ibu tentang perawatan
kebersihan gigi dengan kejadian karies gigi pada anak pra sekolah.
Selain itu dapat juga dilihat signifikasi hasil perhitungan sebesar
0,000 angka ini jauh lebih kecil dari 0,05 sehingga H1 diterima
artinya ada hubungan tindakan ibu tentang perwatan kebersihan gigi pada anak pra
sekolah. Kuatnya hubungan dilihat dari uji koefisien phi adalah 0.904 ini menunjukkan korelasi yang kuat dengan arah
positif, yang berarti bila tindakan ibu tentang perawatan kebersihan gigi pada
anak pra sekolah di tingkatkan maka kejadian karies gigi pada anak tidak
terjadi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan:
1. Ada hubungan
antara pengetahuan ibu tentang perawatan kebersihan gigi dengan kejadian karies
gigi pada anak pra sekolah didapatkan α= 0,004. Bahwa
faktor pendidikan yang semakin rendah seseorang maka makin sulit pula bagi
mereka untuk menerima informasi sehingga kejadian karies dapat terjadi.
2. Ada hubungan
antara sikap ibu tentang perawatan kebersihan gigi dengan kejadian karies gigi
pada anak pra sekolah didapatkan nilai α= 0,003. Faktor bertambahnya umur sikap
pemahaman dan pengalaman ibu juga semakin matang dalam hal merawat kebersihan
gigi anak sehinga kejadian karies dapat dicegah atau berkurang.
3. Ada hubungan
antara tindakan ibu tentang perawatan kebersihan gigi dengan kejadian karies
gigi pada anak pra sekolah didapatkan nilai α= 0,001. Faktor tingkat
pengetahuan dan sikap pemahaman tentang perawatan karies kurang yang menjadikan
tidak terwujudnya sikap agar menjadi suatu perbuatan yang nyata untuk
diterapkan kepada anknya yang terkena karies.
Saran
1. Perlu adanya
penyuluhan dari tim kesehatan masyarakat setempat kepada orang tua yang anaknya
sekolah di TK Kartini dengan didukung para guru serta didorong lingkungan sosial
yg baik dan suatu sarana pra sarana yang memadai.
2. Perlu diciptakan
budaya yang kondusif tentang memelihara kebersihan dengan pelaksanaan secara
konkrit sebagai salah satu program sekolah yang dilaksanakan setiap 3 bulan
sekali.
3. Perlu adanya
evaluasi dalam memelihara kebersihan gigi setiap 6 bulan sekali oleh petugas
kesehatan setempat.
4. Bagi peneliti
selanjutnya, melakukan penelitian analisa faktor yang berhubungan dengan karies
gigi.
KEPUSTAKAAN
Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20092/.../Chapter%20II.
Diakses pada tanggal 20 September 2011. Jam 20.00
Http://www.enchantedlearning.com/subjects/anatomy/teeth/toothanatomy.shtml.
Diakses pada tanggal 25 September
2011. Jam 20.00
Arif Mansjoer. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Ascu Lapius.
Boediharjo,
1997. Pemeliharaan Kesehatan Gigi Keluarga. Airlangga University, Surabaya.
Donna
L wong.(2008). Buku Ajar Keperawatan
Pedatrik VOL 1. Jakarta: EGC.
Dentalhealth, (2008). Tahap-tahap
Terjadinya Karies Gigi (Dental Caries) www.dentalgentlecare.com. Diakses pada tanggal 23 September 2011. Jam 20.00
Gklinis, 2006. Meneropong
Penyakit Melalui Gigi, http://www.
gizi.net
Harty.FJ.(1995).
Kamus Kedokteran Gigi. Jakarta. EGC.
Hidayat, Aziz Alimul. 2003. Riset
Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: PT Salemba Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007). Metode
Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
Horas Jhon Piter Shiite.(2005). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Karies
Gigi Susu Dan Strategi Penanggulangannya Pada Anak-Anak Di Kabupaten Kepulauan
Riau Tahun 2005. Skripsi. http://library.usu.ac.id
(Diakses pada tanggal 23 November 2011).
Hutagalung. (2010). Data Kejadian Caries, http//www.usu.ac.id. (diakses tanggal 20
November 2011). Joyston Sally dkk.(1991). Dasar-Dasar
Karies. Jakarta: EGC.
Maulani
Chaerita. (2005). Kiat Merawat Gigi Anak.
Jakarta: Gramedia pustaka.
Muhyidin Muhammad. (2003). Bijak Mendidik Anak dan Cerdas Memahami Orang tua. Jakarta:
Lentera.
Nasrul Efendi. (2002). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC
Nelson. (2000). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta:
EGC.
Nursalam. (2003). Konsep Dan
Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: PT Salemba
medika.
Nursalam. (2009). Konsep Dan
Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: PT Salemba
medika.
Notoatmodjo
Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku
Kesehatan. Jakarta: Rhineka Cipta.
PDGI, Masalah Gigi dan Mulut, Gerbang Kedatangan Penyakit. http://www.pdgi online.com).
Diakses pada tanggal 24 September
2011. Jam 22.00
Pintauli,
Sdkk, 2008. Menuju Gigi dan Mulut Sehat Pencegahan Pemeliharaan. Penerbit
USU Press, Medan.
Rahmadhan Ardyan.(2010). Serba-serbi Kesehatan Gigi dan Mulut.
Jakarta: Bukune pustaka.
Sastroasmoro & ismail. (2006). Dasar-Dasar Metodologii Penelitian Klinik.
Jakarta: Sagung Seto.
Suriadi dan Rita. 2006. Buku Pegangan
praktik Klinik Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi Kedua. Jakarta: PT
Percetakan Penebar Swadaya.
Universitas Gresik. (2011). Buku Panduan
Penyusunan Skripsi. Gresik: Tidak dipublikasikan.
WHO, (2007). WHO Oral Health
Country/Area Profil Programme,http://www.whocollab.od.mah.se/index.htm. Diakses pada tanggal 20 0ktober 2011. Jam 20.00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar