HUBUNGAN GAYA
KEPEMIMPINAN
KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH
TERHADAP PENINGKATAN KINERJA GURU
DI SMP NEGERI 1 PRAMBON –
SIDOARJO
Oleh :
Herry Suryanto
Program Studi Manajemen
Pendidikan
Jenjang Program
Pascasarjana (S2)
Universitas Gresik
Abstract
: The relation of the leadership style of the Principle and the school culture
to the improvement of the teacher’ work at SMPN 1 Prambon, Sidoarjo.
The
purpose of this research was is know the relation of the leadership style of the Principle and the school
culture to the improvement of the teachers’ work at SMPN 1 Prambon, Sidorjo.
The
method which is used in this research are questionnaire, documentation and
interview. In this research have two independent variables that are the
leadership style of the Principle and the school culture, and one dependent
variable that is the improvement of the teachers’ work.Analysis model which is
used is multi regression analysis. In this research the number of the
population who are as samples are forty teachers. To know in what extend the
relationship between dependent variable and independent variable, the
researcher uses program computer SPSS 16.0.The result of analysis comes to the
conclusion that partially the relation between the leadership style of the
Principle and the improvement of teachers’ work produces linear correlation
coefficient 0,545. The relation of school culture to teachers’ work produces
linear correlation coefficient 0,557, and the relation between the leadership
style of the Principle and the school culture to the improvement of the
teachers’ work produces multi correlation coefficient 0,730.Based on the
regression analysis gets the result the same regression Y = 17.220 + 0,618 X1 +
0,750 X2.
Key
words : The leadership style of the Principle, the school culture, the
teacher’s work.
LATAR BELAKANG
Sekolah sebagai suatu organisasi pendidikan formal
merupakan wadah kerjasama sekelompok orang (pendidik,
tenaga kependidikan, staf, kepala sekolah, stake holder, dan siswa) untuk
mencapai tujuan yang diinginkan (ditetapkan). Pencapaian tujuan sekolah, baik
kuantitas maupun
kualitasnya, sangat tergantung pada orang-orang yang terhimpun dalam lembaga
(sekolah) itu. Gorton (1977) mengungkapkan bahwa secara aksiomatik suatu
sekolah sama baiknya dengan
orang yang menjalankannya. Keberhasilan sekolah banyak ditentukan oleh
para guru dan kepala sekolah, meskipun keberhasilan kerja guru juga sangat
dipengaruhi oleh banyak
faktor. Salah
satu faktor yang berperan penting adalah peran pokok yang dimainkan oleh kepala
sekolah melalui kepemimpinan
yang mampu menciptakan semangat kerja
guru yang tinggi. Semangat kerja yang tinggi itu tentunya dimaksudkan untuk
menunjang terwujudkannya tujuan organisasi sekolah.
Stogdill
(dalam Bass, 1991) mengemukakan bahwa kepemimpinan tidak lain adalah proses
(tindakan) yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan organisasi kelompok dalam upaya
mencapai tujuan. Dengan gaya kepemimpinan yang karismatik dan transformasional
diharapkan semua warga sekolah dapat menjalankan fungsi dan perannya
masing-masing.
Robbin
(1991) mendefinisikan kepemimpinan sebagai
kemampuan untuk mempengaruhi sekelompok anggota agar bekerja mencapai
tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Schriesheim
menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi sosial dimana
pemimpin mengupayakan partisipasi sukarela para bawahannya dalam upaya mencapai
tujuan dan sasaran organisasi. Gary Yukl (dalam House, 1977) Bukti dari
kepemimpinan karismatik diberikan oleh hubungan pemimpin-pengikut. Seorang
pemimpin yang karismatik memiliki pengaruh yang dalam dan tidak biasa pada
pengikut. Para pengikut merasa bahwa keyakinan pemimpin adalah benar, mereka
bersedia mematuhi pemimpin, mereka merasa kan kasih sayang terhadap pemimpin,
secara emosional mereka terlibat dalam misi organisasi, mereka memiliki sasaran
kinerja yang tinggi, dan mereka yakin bahwa mereka dapat berkontribusi terhadap
keberhasilan dari misi itu.
Menurut
Deal dan Peterson (1999) menyatakan budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang
melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang
dipraktikan oleh kepala sekolah, guru, petugas administrasi, siswa dan
masyarakat sekitar sekolah. Dengan demikian budaya sekolah merupakan ciri khas,
karakter, dan citra sekolah tersebut di masyarakat luas
Murwansyah
dan Mukaram dalam Lewinson merumuskan pengertian kinerja sebagai pencapaian
prestai seseorang berkenaan dengan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.
Merujuk pada pengertian di atas, kinerja dapat diartikan sebagai hasil kerja
seseorang dalam melaksanakan tugasnya. Endin Nasrudin (2010) kinerja
(performance) dapat diartikan sebagai prestasi, hasil, atau kemampuan yang
dicapai atau diperlihatkan dalam pelaksanaan kerja, kewajiban atau tugas.
Yang
menjadi permasalahan adalah adanya sebagaian pendidik dan tenaga kependidikan
karena merasa sudah senior, karirnya sudah tidak bisa ditingkatkan lagi tidak
bisa menunjukan prestasi kerja yang membanggakan sehingga perlu diadakan
penelitian. Pada kesempatan yang berbahagia ini saya mengambil Tesis dengan
judul Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Sekolah Terhadap
Peningkatan Kinerja Guru di SMP Negeri 1
Prambon.
KAJIAN
PUSTAKA
Pengertian
Kepemimpinan
Kepemimpinan
adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui
proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu sebagai
proses mempengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan sungguh-sunguh
untuk meraih tujuan kelompoknya. Sebab pada dasarnya kepemimpinan merupakan pola hubungan antar
individu-individu yang menggunakan wewenang serta pengaruhnya terhadap kelompok
orang agar bekerja bersama mencapai tujuan (Fiedler, 1967)
Kepemimpinan
adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi, dan membuat orang
lain mampu memberikan kontribusinya demi efektivitas dan keberhasilan organisasi
(House et, 1999) Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktivitas
kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama sebagai proses hubungan antar pribadi dalam
mempengaruhi sikap seseorang, kepercayaan, dan khususnya perilaku orang lain
(Rauch & Behling)
Dari
definisi kepemimpinan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan
adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain sehingga bersedia bekerja sama dengan tulus untuk
mencapai tujuan bersama
Gaya dan Tipe Kepemimpinan
Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang
elok, gerak-gerik yang bagus, kekuatan kesanggupan untuk berbuat baik.
Sedangkan gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan
untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi dapat dicapai (Mulyadi,
2010: 41).
Gaya kepemimpinan didefinisikan sebagai perilaku dan
strategi yang merupakan hasil kombinasi dari falsafah, ketrampilan, sifat,
sikap yang sering diterapkan seorang pemimpin dalam berinteraksi dengan orang
lain (Rivai, 2006).
Pengertian Budaya Sekolah
Budaya
sekolah adalah sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan
keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikan oleh kepala sekolah, guru,
petugas administrasi, siswa dan masyarakat sekitar sekolah. Dengan demikian
budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter, dan citra sekolah tersebut di
masyarakat luas (Deal dan Peterson, 1999)
Pengertian
Kinerja
Kinerja
merupakan catatan outcomes yang dihasilkan pada fungsi atau aktivitas pekerjaan
tertentu selama periode waktu tertentu (Bemadin dan Russel, 1998). Suatu hal
yang perlu diperhatikan dalam penilaian kinerja adalah suatu fungsi harus
dievaluasi dengan kerja yang dilaksanakan, bukan karakteristik orang yang
melaksanakan. Banyak terjadi kerancuan sistem penilaian kinerja, tidak mengukur
kinerja tetapi mengukur orangnya. Dalam hal ini kinerja mengacu pada outcomes
yang dihasilkan selama periode waktu tertentu, artinya kinerja tidak mengacu
pada sifat, karakteristik personal, atau kompetensi orang yang berkinerja.
Kinerja
dapat diartikan sebagai prestasi, hasil, atau kemampuan yang dicapai atau
diperlukan oleh guru dalam melaksanakan tugas pokoknya (Endin Nasrudin, 2010)
METODE
PENELITIAN
Rancangan
penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan dalam Bab I, maka
dalam penelitian ini terdapat variable bebas yaitu gaya kepemimpinan kepala sekolah dan budaya
sekolah, sedangkan variable terikat adalah peningkatan kinerja guru. Data yang
diperoleh kemudian dianalisa dengan menggunakan bantuan SPSS versi16.0
Populasi
Dan Sampel
Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah seluruh guru SMP
Negeri 1 Prambon baik PNS maupun honorer yang berjumlah 40 guru.
Teknik
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yang
berhubungan dengan guru menggunakan angket sedangkan yang berhubungan dengan
kepala sekolah menggunakan observasi
Teknik Analisis Data
Untuk
menguji hipotesis hubungan antara gaya
kepemimpinan kepala sekolah dengan
peningkatan kinerja guru, maupun hubungan antara budaya sekolah dengan
peningkatan kinerja guru menggunakan
korelasi sederhana. Sedangkan
untuk menguji hipotesis hubungan antara
gaya kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah secara bersama-sama
terhadap peningkatan kinerja guru menggunakan regresi ganda.
PEMBAHASAN
Setelah data dipaparkan dan menghasilkan temuan-temuan , maka kegiatan
selanjutnya adalah mengkaji hakekat dan makna temuan penelitian. Masing-masing
temuan akan dibahas dengan mengacu pada teori dan pendapat para ahli yang
sesuai, agar setiap temuan tersebut kuat dan layak untuk dibahas.
Dalam bab ini terdapat (tiga) buah
variabel yang akan dibahas secara berturut-turut, yaitu : (1) Hubungan gaya kepemimpinan
kepala sekolah dengan peningkatan
kinerja guru (2) Hubungan Budaya sekolah dengan peningkatan
kinerja guru. (3) Hubungan gaya kepemimpinan kepala sekolah dan
budaya sekolah terhadap peningkatan kinerja guru
Hubungan Gaya kepemimpinan kepalah Sekolah dengan peningkatkan kinerja
guru
Gaya artinya
sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak-gerik yang bagus, kekuatan
kesanggupan untuk berbuat baik. Sedangkan gaya kepemimpinan adalah sekumpulan
ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi
dapat dicapai (Mulyadi, 2010: 41). Berdasarkan kajian teori diatas bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin tidak
harus menganut pada satu gaya saja tetapi harus memahami beberapa gaya
kepemimpinan seperti yang disampaikan oleh mulyadi ”Seorang pemimpin yang efektif harus menggunakan
gaya kepemimpinan yang berbeda dalam situasi
yang berbeda. Jadi tidak tergantung pada satu pendekatan untuk semua
situasi”. Ada
kalanya seorang kepala sekolah harus bersikap otoriter kepada bawahannya dilain waktu harus bermodel transaksional. Pemimpin mempunyai pengaruh dalam
menanamkan nilai-nilai yang telah dibangun. Seorang pemimpin harus memberikan
contoh bagaimana bawahan melaksanakan tugasnya secara benar dan
bertanggungjawab. Desain organisasi-struktur, system balas jasa, pola
komunikasi, merupakan media dari para pemimpin dalam mengarahkan dan mengontrol
perilaku bawahan. Hal lain perilaku individual para pemimpin dalam kehidupan
sehari-haribaik didalam tugas organisasi maupun di luar tugas dapat menjadi
teladan kesederhanaan dankepribadian yang bersahaja.
Peneliti
terdahulu Dewi Asmahani, dengan tesisnya yang berjudul “Kepemimpinan kepala
madrasah dalam meningkatkan
mutu sumber daya guru”. Dalam tesis ini fakusnya yaitu kepemimpinan
kepala madrasah dan mengembangkan mutu guru”
Berdasarkan analisis data hasil
penelitian pada bab IV terdapat
hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan
kepala sekolah terhadap kinerja guru dengan koefisien korelasi sebesar 0,545.
Hal ini menurut Young menunjukkan derajat hubungan yang substansial
Hubungan Budaya Sekolah Dengan Peningkatan Kinerja Guru
Budaya
sekolah adalah sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan
keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikan oleh kepala sekolah, guru,
petugas administrasi, siswa dan masyarakat sekitar sekolah. Dengan demikian
budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter, dan citra sekolah tersebut di
masyarakat luas (Deal dan Peterson, 1999)
Budaya akan
membentuk karakteristik serta membangun kepercayaan organisasi. Hickman dan
Silva (1984) terdapat tiga langkah dalam mendorong budaya sukses, yaitu commitment, competence dan consistence Untuk membangun budaya yang kuat
memerlukan pemimpin yang kuat yang memiliki visi dan kepribadian yang kuat pula
(Mulyadi, 2010:101) supaya menjadi
pemimpin yang kuat, maka harus memahami macam-macam gaya kepemimpinan.
Penelitian terdahulu Siti Nurhidayatul Hasanah, dengan judul tesis “
Strategi kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Dalam
Tesis ini fakusnya antara lain; (1) Kendala-kendala yang dihadapi oleh kepala
Madrasah, (2) Efektivitas pemecahan masalah
yang dihadapi oleh kepala sekolah, (3) Menyangkut kegiatan dan mutu siswa” Pengaruh manajerial kepala sekolah dan budaya
organisasi terhadap kinerja guru”
Dari analisis data pengaruh budaya sekolah terhadap peningkatan kinerja
guru didapatkan koefisien korelasi
sebesar 0,557. Hal ini menurut Young
menunjukkan derajat hubungan yang substansial
Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya
Sekolah Terhadap Peningkatan Kinerja Guru
Kinerja sebagai
pencapaian prestasi seseorang berkenaan dengan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya. Kinerja dapat diartikan sebagai hasil kerja seseorang dalam
melaksanakan tugasnya (Lewinson dalam Murwansyah dan Mukaram). Untuk dapat
mengetahui kenerjanya, maka seorang pimpinan harus mengadakan penilaian. Hasil
penilaian kinerja guru digunakan sebagai untuk pembinaan karir, kepangkatan dan jabatan (Peraturan Menteri
Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009 )
Peneliti terdahulu Sulaeman Jaja,
dengan judul :“ Peningkatan mutu
kinerja pengelola lembaga pendidikan
(Studi kasus di SMU 8 kota Cirebon”. Penelitian ini menghasilkan sebuah temuan bahwa secara umum, para pengelola lembaga
pendidikan sangat mendesak untuk ditingkatkan kinerjanya, untuk mengejar
ketertinggalan mutu pendidikan di Indonesia yang masih di bawah negara-negara
Asia Tenggara sekalipun.
Dari analisis data pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah dan budaya
sekolah terhadap peningkatan kinerja guru didapatkan koefisien
korelasi Pearson sebesar 0,730 . Menurut Young hal ini menunjukan derajat
hubungan tinggi antara variable
independen dan variable dependen . Dengan persamaan
regresi Y = 17.220 + 0,618 X1 + 0,750 X2
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil analisa data pada bab IV dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.
Terdapat hubungan yang signifikan antara
gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap
peningkatan kinerja guru. Hal ini dibuktikan dengan analisis korelasi
liniar menghasilkan korelasi sebesar 0,545 dan t hitung sebesar dengan signifikan 0,000
2.
Terdapat hubungan yang signifikan antara
budaya sekolah terhadap peningkatan kinerja
guru. Hal ini dibuktikan dengan analisis korelasi liniar menghasilkan korelasi
sebesar 0,557 dan t hitung sebesar
dengan signifikan 0,000
3.
Terdapat hubungan yang tinggi antara
gaya kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah terhadap peningkatan kinerja guru. Hal ini dibuktikan
dengan koefisien korelasi Pearson sebesar 0,730 dan regresi ganda dengan
korelasi liniar sebesar 0,545 dengan persamaan regresi Y = 17,220 + 0,618 X1 +
0,750 X2
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin, 2006, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Era Otonomi
Pendidikan, Jurnal El-Harakah (Jurnal Study Budaya Islam) Vol.63, No,1
Danim, Sudarwan,
2004, Motivasi,
Kepemimpinan, Dan Efektivitas Kelompok, Rineka Cipta, Jakarta.
Danim, Sudarwan,
2010, Kepemimpinan
Pendidikan (Kepemimpinan Jenius, Etika, Perilaku Motivasional, dan Mitos, Alfabeta, Bandung.
Glickman Carl D,
1985, Supervision of intruction a develepmental approach, Allyn and
Bacon, Inc
Malayu,
Hasibuan, S.P, 2000, Manajemen
Dasar Pengertian dan Masalah, Gunung Agung, Jakarta.
Mangunharjono,
SJ., 2006, Kepemimpinan,
Kanisius : Yogyakarta
Manullang, 2001, Manajemen
Sumber Daya Manusia, BPFE, Yogyakarta.
Mantja, W. 2008, Etnografi Disain
Penelitian Kualitatif dan Manajemen Pendidikan. Elang Emas, Malang.
Kartono Kartini,
1998, Pemimpin dan Kepemimpinan,
jilid kedelapan, ISBN 979-421-153-2, PT. Raja Grafindo Persada, Bandung
Kemendiknas,
2010, Pedoman Pelaksanaan Penilaian
Kinerja Guru
Mulyadi, 2010, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam
Mengembangkan Budaya Mutu, jilid kesatu, ISBN 978-602-958-290-1, UIN-
Maliki Pres, Malang
Nasrudin Endin,
2010, Psikologi Manajemen, jijid
kesatu, ISBN 978-979-076-129-2, CV Pustaka Setia, Bandung
Rohmat, 2010, Kepemimpinan Pendidikan, Konsep dan Aplikasi, STAIN Press, Yogyakarta.
Rosmiati, Taty,
2010, Kepemimpinan Pendidikan, Alfabeta, Bandung.
Sagala, Syaiful,
2009, Kemampuan
Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Alfabeta, Bandung.
Siagian Sondang
P, 2003, Teori Praktik Kepemimpinan,
jilid kelima, ISBN 979-518-169-6, PT Rineka Cipta, Jakarta
Sutrisno Edy,
2010, Manajemen Sumber Daya Manusia,
jilid kedua, ISBN 978-979-1486-76-7, Kencana, Jakarta
Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan
R&D, jilid kedua belas, ISBN 979-8433-64-0, CV Alfabeta, Bandung
Seifert Kelvin,
2012, Pedoman Pembelajaran &
Instruksi Pendidikan, jilid kesatu, IRCiSoD, Jogjakarta.
Trihendradi,
2011, Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik Satistik Menggunakan SPSS 19,
CV Andi Offset, Yogyakarta
Yukl Gary, 2010,
Kepemimpinan Dalam Organisasi, jilid
kelima, ISBN 979-062-205-8, PT indeks, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar