PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS MANAJEMEN PEMBELAJARAN
& ADMINISTRASI SEKOLAH
( STUDI KASUS DI TK MUSLIMAT NU 8 GRESIK )
Nur Aisah
ABSTRACT
The information technology intended for performance in preschool
education institutions in an effort to improve the quality of learning
management. Teachers and school administrators are no longer preoccupied with
operational tasks, which actually can be replaced by computers. Thus, it can
provide advantages in efficient time and tenaga.Penghematan time and speed
information presentation due to the application of information technology will
provide the opportunity for teachers and administrators to improve the quality
of communication and guidance to students. Thus, students will feel more
humanized in the effort to develop the personality and knowledge. The use of
information technology as well as the implementation of stimulation in early
childhood and kindergarten level, especially for smooth operation, such as
tape, radio, television, computers. The information technology in learning
activities designed to encourage children to learn the spirit of enjoying and
more particularly at the level of a kindergartner. The study was conducted to
determine the real situation on the ground about the use of information
technology in improving the quality of teaching and school administration
management.
Keywords: Management , learning , school administration, Quality, Information technology
PENDAHULUAN
Dalam dua dasawarsa terakhir ini,Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mengalami
perkembangan yang amat pesat dan secara
fundamental telah membawa perubahan yang signifikan dalam percepatan dan
inovasi penyelenggaraan pendidikan di berbagai negara. Bahkan terdapat
tekanan TIK yang sangat besar terhadap sistem pendidikan secara global
karena: (i) teknologi yang berkembang menyediakan kesempatan yang sangat
besar untuk mengembangkan manajemen pendidikan dan proses pembelajaran di
sekolah, (ii) hasil belajar siswa yang spesifik dapat diidentifikasi dengan
pemanfaatan teknologi baru tersebut, dan (iii) TIK memiliki potensi yang
sangat besar untukmentransformasikan seluruh aspek di dalam pendidikan di sekolah dan memanfaatkannya untuk mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran.Sejumlah negara telah mengintegrasikan
TIK dalam perencanaan dan penyelenggaraan pendidikan nasionalnya. Singapura,
misalnya, telah menerapkan teknologi informasi interaktif pada sistem
persekolahan dengan rasio satu komputer dua siswa. Sistem jaringan dibangun
untuk menghubungkan pendidikan, dunia internasional, dunia industri
berteknologi tinggi, dan dunia kerja. Ringkasnya, beberapa negara telah
mengubah kultur pembelajaran dengan mengintegrasikan teknologi digital ke
dalam kegiatan belajar dan bekerja di sekolah.
Teknologi
Informasi dan Komunikasi merupakan elemen penting dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Peranan teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat
ini memang begitu besar. Teknologi informasi telah menjadi fasilitas utama
bagi kegiatan berbagai
oleh
pekerjaan-pekerjaan operasional, yang
sesungguhnya
dapat digantikan oleh pekerjaan-pekerjaan operasional, yang sesungguhnya
dapat digantikan oleh komputer. Dengan demikian dapat memberikan keuntungan
dalam efisien waktu dan tenaga. Penghematan waktu dan kecepatan penyajian
informasi akibat penerapan teknologi informasi tersebut akan memberikan
kesempatan kepada guru dan pengurus sekolah untuk meningkatkan kualitas
komunikasi dan pembinaan kepada siswa. Dengan demikian siswa akan merasa
lebih dimanusiakan dalam upaya mengembangkan kepribadian dan pengetahuannya.
Untuk
menindaklanjuti pemanfataan teknologi
informasi dan komunikasi demi kepentingan
pembelajaran pada kompetensi paedagogik dan pengembangan diri pada kompetensi profesional guru
ini, kami sebagai peneliti ingin mengetahui sejauh mana hal tersebut telah diterapkan
pada pembelajaran Di TK MUSLIMAT NU 8 GRESIK dan apakah telah menggunakkan TIK sebagai media. Harapan kami, hasil penelitian ini akan berguna bagi para pengambil keputusan untuk mempertimbangkan program-program
yang harus
diberikan sehubungan dengan TIK bagi para guru untuk meningkatkan mutu pendidikan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
metode
penelitian
kualitatif deskriptif. Menurut Maman (2002; 3) penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu gejala sosial.
Dengan kata lain penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan sifat sesuatu
yang tengah
berlangsung pada
saat
studi.
Metode
kualitatif
ini memberikan informasi yang mutakhir
sehingga
sebagainya.
Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap
muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut
(Rosenberg, 2001).
Selain
dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan administratif, produk TIK telah banyak
digunakan untuk membantu proses pembelajaran, khususnya di negara-negara maju
dan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Banyak yang telah
mengklaim bahwa perangkat komputer multimedia berikut piranti lunaknya
sebagai salah satu produk TIK menjanjikan kegiatan yang cukup interaktif dan
menyenangkan bagi peserta didik karena alat tersebut tidak hanya mampu
menampilkan teks, tapi juga gambar, suara, grafik, animasi, dan rekaman
video. Bahkan dengan koneksi di internet, interaksi dapat menjadi nyata yang
tentunya membawa pengalaman nyata pula bagi peserta didik. Interaksi lewat
internet tersebut dapat bersifat sinkronos atau asinkronos. Pemanfaatan
teknologi informasi ini dalam pembelajaran dikenal dengan istilah e-learning,
baik dalam bentuk dedicated program,
maupun dalam bentuk LMS (Learning Management System) yang menawarkan
interaksi yang dinamis antara guru dan siswa.
Penggunaan
perangkat TIK dalam proses pembelajaran di atas adalah bentuk integrasi TIK
dengan sistem pembelajaran. UNESCO (2004) mengklaim bahwa integrasi kurikulum
adalah pemanfaatan kemampuan TIK untuk memberikan nilai tambah pada proses
pembelajaran dengan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan berbasis TIK ke dalam
kurikulum. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi antara lain: (i) menggunkan
paket perangkat lunak generik (paket aplikasi office, grafik, dan presentasi), (ii)
menggunakan perangkat manusia, nilai
keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa”. Secara umum, peranan e-learning dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan
menjadi dua: komplementer dan substitusi. Yang pertama mengandaikan bahwa cara
pembelajaran dengan pertemuan tatap-muka masih berjalan tetapi ditambah
dengan model interaksi berbantuan TI, sedang yang kedua sebagian besar proses
pembelajaran dilakukan berbantuan TI. Saat ini, regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah juga telah memfasilitasi pemanfaatan e-learning sebagai substitusi proses pembelajaran
konvensional. Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 107/U/2001
dengan jelas membuka koridor untuk menyelenggarakan pendidikan jarak jauh di
mana e-learning dapat masuk memainkan
peran.
Penerapan TIK di sekolah merupakan solusi yang paling
tepat untuk menunjang peningkatan mutu sekolah termasuk keberhasilan
penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan pencapaian standar
nasional pendidikan (SNP). Dengan pemanfaatan TIK, tenaga kependidikan dan stakeholders lainnya dapat
meningkatkan manajemen sekolah dan aliran informasi yang efisien untuk
mendukung pencapaian standar nasional pendidikan dan proses desentralisasi
pendidikan
Sekaitan dengan
pemanfaatan TIK untuk mendukung manajemen sekolah, kebijakan Depdiknas
tentang TIK yang tersurat dalam renstra Depdiknas perlu ditindaklanjuti dalam
bentuk langkah-langkah operasional oleh pemerintah daerah melalui Kantor
Dinas Pendidikan pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota, bahkan pada
tingkat satuan pendidikan. Dengan demikian, kebijakan-kebijakan pendidikan
yang dihasilkan dengan dukungan TIK akan lebih baik dan tepat. Untuk
menunjang hal tersebut, perlu dibangun sebuah sistem manajemen pendidikan
berbasis TIK yang dapat dimanfaatkan oleh semua lembaga yang terkait dengan
pendidikan.
Fungsi
Teknologi Informasi dalam kualitas manajemen pembelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
memilliki tiga fungsi utama yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu
(1) Teknologi berfungsi sebagai alat (tools), dalam hal ini TIK digunakan sebagai alat
bantu bagi pengguna (user) atau siswa untuk membantu pembelajaran,
misalnya dalam mengolah kata, mengolah angka, membuat unsur grafis, membuat
database, membuat program administratif untuk siswa, guru dan staf, data kepegawaian,
keungan dan sebagainya.(2) Teknologi berfungsi sebagai ilmu pengetahuan (science). Dalam hal ini teknologi sebagai bagian
dari disiplin ilmu yang harus dikuasai oleh siswa. Misalnya teknologi
komputer dipelajari oleh beberapa jurusan di perguruan tinggi seperti
informatika, manajemen informasi, ilmu komputer. dalam pembelajaran di
sekolah sesuai kurikulum 2006 terdapat mata pelajaran TIK sebagai ilmu
pengetahuan yang harus dikuasi siswa semua kompetensinya. (3) Teknologi
berfungsi sebagai bahan dan alat bantu untuk pembelajaran (literacy).
dalam hal ini teknologi
dimaknai sebagai bahan pembelajaran sekaligus sebagai alat bantu untuk
menguasai sebuah kompetensi berbantuan komputer. Dalam hal ini komputer telah
diprogram sedemikian rupa sehingga siswa dibimbing secara bertahap dengan
menggunakan prinsip pembelajaran tuntas untuk menguasai kompetensi. dalam hal
ini posisi teknologi tidak ubahnya sebagai guru yang berfungsi sebagai :
fasilitator, motivator, transmiter, dan evaluator. Disinilah peran dan fungsi teknologi informasi
untuk menghilangkan berkembangnya sel dua, tiga dan empat berkembang di
banyak institusi pendidikan yaitu dengan
cara:(1) Meminimalisir
merangsang rasa ingin tahu siswa, membantu guru untuk menyusun rencana pembelajaran termasuk penyediaan
sumber belajar multimedia yang komprehensif dan mutakhir, (iii) memudahkan
guru untuk memantau kemajuan belajar siswa, (iv) memfasilitasi guru untuk
menyusun laporan dan mengkomunikasikannya dengan orang tua, (iv) membantu
guru untuk melakukan penilaian hasil belajar berdasarkan authentic
assessment.
§ Manfaat bagi orang tua: (i) memantau aktivitas dan hasil belajar anaknya
di sekolah, (ii) melihat tugas-tugas dari sekolah yang diberikan kepada anak
sehingga orang tua dapat berperan serta dalam kegiatan belajar anak, (iii)
melihat berbagai program sekolah yang dapat diikuti oleh siswa, (iv) menjadi
media interaktif antara sekolah, guru dan orang tua, dan (v) membantu
pemantuaan proses pendidikan secara lansung.
§ Manfaat bagi siswa: (i) membantu siswa untuk terampil menggunakan TIK dalam kehidupannya,
(ii) membantu siswa untuk melihat dan menelaah materi belajar per pertemuan,
(iii) membantu siswa untuk mengerjakan tugas-tugas dan ujian yang diberikan
oleh guru secara online, (iv) membantu siswa membangun kerja
kolaboratif, (v) memotivasi siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan seiring dengan kemajuan di bidang sains dan
teknologi
Manfaat bagi komite sekolah: (i) memudahkan pengurus komite untuk memantau dan mengevaluasi program
pendidikan di sekolah, (ii) memudahkan pengurus komite untuk berkomunikasi
dengan tenaga pendidik dan peningkatan efisiensi dan
produktivitas bagi manajemen pendidikan akan ikut menentukan kelangsungan
hidup lembaga pendidikan itu sendiri. Dengan kata lain menunda penerapan
teknologi informasi dalam lembaga pendidikan berarti menunda kelancaran
pendidikan dalam menghadapi persaingan global.
Faktor-Faktor Pendukung Teknologi Informasi Dalam
Pembelajaran dan administrasi sekolah
Teknologi informasi yang
merupakan bahan pokok dari e-learning itu sendiri berperan dalam menciptakan
pelayanan yang cepat, akurat, teratur, akuntabel dan terpecaya.Dalam rangka
mencapai tujuan tersebut maka ada beberapa factor yang mempengaruhi teknologi
informasi yaitu:(1)Infrastruktur (2)Sumber Daya Manusia
(3)Kebijakan (4)Finansial, dan (5)Konten dan Aplikasi (Soekartawi,2003).
Maksud
dari faktor diatas adalah agar teknologi informasi dapat berkembang dengan
pesat ,pertama dibutuhkan infrastruktur yang memungkinkan akses informasi di
manapun dengan kecepatan yang mencukupi. Kedua, faktor SDM menuntut
ketersediaan human brain yang menguasai teknologi tinggi. Ketiga, faktor
kebijakan menuntut adanya kebijakan berskala makro dan mikro yang berpihak
pada pengembangan teknologi informasi jangka panjang. Keempat, faktor
finansial membutuhkan adanya sikap positif dari bank dan lembaga keuangan
lain untuk menyokong industri teknologi informasi. Kelima, faktor konten dan
aplikasi menuntut adanya informasi yang disampai pada orang, tempat, dan
waktu yang tepat serta ketersediaan aplikasi untuk menyampaikan konten
tersebut dengan nyaman pada penggunanya. E-learning
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasila nalisis data dan
pembahasan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Pemanfatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam meningkatkan kualitas manajemen pembelajaran
dan administrasi sekolah sangat baik dengan kisaran nilai tabel indicator
antara 86-100. Namun ada beberapa indikaktor yang perlu mendapatkan perhatian
untuk lebih meningkatkan pemanfaatan sebagai bahan pembelajaran
2.
Ada beberapa
kendala dalam pemanfatan TI dari segi pengoperasian Teknolgi informasi dan
kurangnya sarana tersebut, sehingga terhalangnya beberapa guru yang masih
belum dapat memanfaatkan.
3.
Pemanfatan Teknologi informasi seperti
computer hanya sebagai bahan ajar pembelajaran untuk pengembangan proses
belajar mengajar bukan untuk media atau sarana mendemontrasikan pembelajaran.
Teknologi Informasi meliputi
segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu,
manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi komunikasi mencakup segala
hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan
mentrasfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Teknologi yang dimaksud
termasuk komputer, internet, teknologi penyiaran (radio dan televisi), dan
telepon. UNESCO (2004) mendefenisikan bahwa TIK adalah teknologi yang
digunakan
media untuk mempermudah pencarian informasi tersebut. Pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan membutuhkan komitmen
kuat dari semua pihak yang terkait. Pada tingkat sekolah, pemanfaatan TIK
sekurang-kurangnya diupayakan untuk mendukung terciptanya manajemen sekolah
yang efektif dan terjadinya pembelajaran yang menyenangkan dengan mutu yang
lebih baik. Untuk itu, komitmen kepala sekolah, guru, dan staf administrasi
sangat dibutuhkan untuk dapat membekali diri dengan pengetahuan dan
keterampilan untuk dapat menggunakan TIK, khususnya perangkat lunak yang
digunakan di sekolah.
7.
Peningkatan
kualitas pembelajaran merupakan salah satu dasar peningkatan pendidikan
secara keseluruhan. Upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi bagian terpadu
dari upaya peningkatan kualitas manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian,
maupun tanggung jawab sebagai warga masyarakat. Mutu pendidikan sangat
tergantung kepada kualitas guru dan pembelajarannya.
Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dari hasil penelitian tersebut dapat disarankan
sebagai berikut :
1.
Kepala sekolah sebagai pemegang kebijakan pengembangan TIK di
sekolah diharapkan
mendukung berbagai kegiatan baik yang berbasis TIK maupun tidak sebab hal ini akan dapat
meningkatkan mutu pendidikan
di Sekolah tersebut.
Dukungan tersebut dapat dilakukan dengan cara
mengadakan laboratorium
informasi. Edisi 3, penerbit Andi
Sutabri tata,S.Kom., MM. 2005. Sistem Informasi Manajemen.
Edisi 1, penerbit Andi
Jogianto HM, prof,Ph.D,MBA,Akt dan Willy Abdillah,
MSc.2011.Sistem Tata Kelola Teknologi Informasi .Edisi 1, penerbit
Andi.Yogyakarta
Davis, Gordon.1992. Sistem Informasi ManjemenI & II.
Pustaka Binawan. Jakarta
Handoko, Hani.1995.Manejemen.BEPFE UMG.Yogyakarta
HM Jogianto.1995.Pengenalan Komputer.Andi Offset.
Yokyakarta
Suherma, Adang, Drs., M.A. dan Drs. Agus Mahendra,
M.A.2001. Menuju Perkembangan Menyeluruh, Dirjen Pendidikan Dasar dan
Menengah bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Olahraga.
Widiyanti, Ninik, Dra. 1998. Manajemen Koperasi, Jakarta : Rineka Cipta.(Rosenberg, 2001).Teknologi Informasi komunikasi. |
sektor kehidupan
dimana memberikan andil besar terhadap perubahan – perubahan yang mendasar
pada struktur operasi dan manajemen organisasi, pendidikan, trasportasi,
kesehatan dan penelitian. Oleh karena itu sangatlah penting peningkatan
kemampuan sumber daya manusia (SDM) TIK, mulai dari keterampilan dan
pengetahuan, perencanaan, pengoperasian, perawatan dan pengawasan, serta
peningkatan kemampuan TIK para pimpinan di lembaga pemerintahan, pendidikan,
perusahaan, UKM (usaha kecil menengah) dan LSM. Sehingga pada akhirnya akan
dihasilkan output yang sangat bermanfaat baik bagi manusia sebagai individu
itu sendiri maupun bagi semua sektor kehidupan (Pikiran Rakyat, 2005:Mei)
Hal di atas
menunjukkan bahwa pemanfaatan TIK di bidang pendidikan perlu mendapatkan perhatian
yang serius dari berbagai pihak terkait, termasuk mengatasi masalah-masalah
yang sering terjadi. Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Departemen
Pendidikan Nasional tahun 2005-2009, untuk dapat memberikan pelayanan prima,
salah satu yang perlu dilakukan adalah pengembangan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) yang dilakukan melalui pendayagunaan TIK di bidang
pendidikan yang mencakup peran TIK sebagai substansi
pendidikan, alat bantu pembelajaran, fasilitas pendidikan, standar
kompetensi, penunjang administrasi pendidikan, alat bantu manajemen satuan
pendidikan, dan infrastruktur pendidikan. Pemanfaatan
teknologi informasi diperuntukkan bagi peningkatan kinerja lembaga pendidikan
dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia. Guru dan
pengurus sekolah tidak lagi disibukkan
bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan serta
lebih
banyak
dapat diterapkan pada
berbagai masalah (Husein Umar, 1999:81).
Sedangkan penelitian ini lebih memfokuskan pada studi kasus
yang
merupakan
penelitian yang rinci mengenai suatu obyek
tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh.
Menurut Vredenbregt (1987:
38) Studi kasus ialah suatu pendekatan yang bertujuan untuk mempertahankan
keutuhan (wholeness)
dari obyek, artinya data yang dikumpulkan dalam rangka studi kasus dipelajari sebagai suatu keseluruhan yang terintegrasi, di mana tujuannya adalah
untuk memperkembangkan pengetahuan
yang mendalam
mengenai obyek
yang bersangkutan yang berarti bahwa studi kasus harus disifatkan sebagai penelitian yang eksploratif dan deskriptif.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
1.
Pemanfatan
Teknologi Informasi dalam manejemen pembelajaran dan administrasi sekolah
Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap
dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg
(2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses
pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke
di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on line” atau saluran, (4)
fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu siklus ke waktu nyata. Komunikasi
sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi
seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan
lunak khusus untuk pembelajaran interaktif, simulasi,
dan penguasaan konten; (iii) menggunakan alat komunikasi sinkronos dan
asinkronos untuk kolaborasi online
dan pertukaran informasi (email, web forum, instant messaging, audio- dan
videoconferencing), dan (iv) menggunakan internet sebagai sumber informasi
dan penelitian. Dalam model integrasi kurikulum, keterampilan TIK tidak
diajarkan sebagai kegiatan terpisah, tapi didapatkan seiring dengan kegiatan
pembelajaran berbasis TIK.
2.
Peranan
Teknologi Informasi dalam manejemen
pembelajaran administrasi sekolah
Perananan yang bisa
dilakukan TI dalam model pembelajaran ini sangat jelas. Hadirnya e-learning dengan semua variasi
tingkatannya telah memfasilitasi perubahan ini. Secara umum, e-learning dapat didefinisikan
sebagai pembelajaran yang disampaikan melalui semua media elektronik
termasuk, Internet,
intranet, extranet, satelit, audio/video tape, TV interaktif, dan CD ROM (Govindasamy, 2002).
Menurut Kirkpatrick (2001), e-learning telah mendorong demokratisasi pengajaran dan
proses pembelajaran dengan memberikan kendali yang lebih besar dalam
pembelajaran kepada siswa. Hal ini sangat sesuai dengan prinsip
penyelenggaraan pendidikan nasional seperti termaktub dalam Pasal 4
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
menyatakan bahwa “pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan
berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi
3. Pengembangan Teknologi
informasi Sebagai peningkatkan kualitas manejemen pembelajaran dan
administrasi sekolah
Apa yang harus
dikerjakan oleh manajer pembelajaran dalam kaitannya dengan pengembangan
manajemen pembelajaran? Sebuah pertanyaan yang tidak bisa dijawab secara
ringkas, singkat dan cepat. Sedikitnya diperlukan lima langkah besar dalam
rangka pemenuhan target kegiatan tersebut, antara lain: 1) manajemen atmosfir
pembelajaran; 2) manajemen tugas ajar; 3) manajemen tugas ajar dalam domain
kognitif dan afektif; 4) manajemen penyajian bahan pembelajaran; dan 5) manajemen
lingkungan pembelajaran. (Suherman, 2001 : 35 – 57). Beberapa bagian
terpenting dari manajemen pembelajaran tersebut antara lain: 1) penciptaan
lingkungan belajar; 2) mengajar dan melatihkan harapan kepada siswa; 3)
meningkatkan aktivitas belajar; dan 4) meningkatkan disiplin siswa.(2001 :
54). Selain itu dalam penyusunan materi diperlukan pula rancangan tugas ajar
dalam wilayah psikomotrik, rancangan tugas ajar dalam wilayah kognitif, serta
rancangan tugas ajar dalam wilayah afektif. Bahan ajar dalam
pendidikan teknologi dikembangkan atas dasar 1) pokok-pokok bahasan yang
paling essensial dan representatif untuk
dijadikan objek belajar bagi pencapaian tujuan pendidikan, dan (2)pokok
bahasan,konsep, serta prinsip atau mode of inquery sebagai objek belajar yang memungkinkan
peserta didik dapat mengembangkan dan memiliki hubungan untuk berkembang,
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkugan, dan memanfaatkannya untuk
memecahkan masalah-masalah yang tidak teramalkan.
kelemahan internal dengan mengadakan
perkenalan teknologi informasi global dengan alat teknologi informasi itu
sendiri (radio, televisi, computer )(2) Mengembangkan teknologi informasi
menjangkau seluruh daerah dengan teknologi informasi itu sendiri (Wireless
Network connection, LAN ), dan (3) Pengembangan warga institusi pendidikan
menjadi masyarakat berbasis teknologi informasi agar dapat terdampingan
dengan teknologi informasi melalui alat-alat teknologi informasi.
Manfaat TIK dalam Manajemen Sekolah
Penerapan
atau pengintegrasian TIK dalam sistem manajemen sekolah diharapkan dapat
memberikan manfaat kepada seluruh pihak yang terkait di sekolah. Manfaat
tersebut antara lain:
§ Manfaat bagi Pemerintah: (i) membantu tersedianya database yang akurat serta arus informasi yang
efesien mengenai profil dan peta pendidikan di Indonesia, (ii) mempercepat
pemerataan pencapaian standar nasional pendidikan, (iii) membantu
pengendalian penyelenggaraan pendidikan
§ Manfaat bagi Sekolah: (i) membantu sekolah memperbaiki sistem manajemen dan operasionalnya,
(ii) membantu sekolah dalam hal penyaluran informasi mengenai profil sekolah
dan hasil belajar siswa kepada orang tua dan stakeholder lainnya,
(iii) membantu sekolah untuk menyediakan sumber informasi yang mutakhir dan
relevan bagi guru dan siswa
§ Manfaat bagi Guru: (i)
membuka peluang bagi guru untuk mengembangkan bahan ajar yang berbasis TIK,
menarik, inovatif dan merangsang rasa ingin tahu siswa, (ii)
kependidikan kependidikan di sekolah, (iii) memudahkan pengurus komite untuk terlibat
dalam menyusun dan merancang program
Temuan-temuan lain di lapangan yang dapat menjelaskan
Pemanfaatan
Tehnologi Informasi dalam Meningkatkan Kualitas
Pembelajaran dan Administrasi Sekolah
Teknologi
Informasi memberikan kemudahan pihak pengelola menjalankan kegiatannya dan
meningkatkan kredibilitas dan akuntabilitas sekolah dimata siswa, orang tua
siswa, dan masyakat umumnya.Penerapan teknologi informasi untuk menunjang
proses pendidikan telah menjadi kebutuhan bagi lembaga pendidikan di
Indonesia. Pemanfaatan teknologi informasi ini sangat dibutuhkan untuk
meningkatkan efisiensi dan produktivitas bagi manajemen pendidikan.
Keberhasilan dalam peningkatan efisiensi dan produktivitas bagi manajemen
pendidikan akan ikut menentukan kelangsungan hidup lembaga pendidikan itu
sendiri. Dengan kata lain menunda penerapan teknologi informasi dalam lembaga
pendidikan berarti menunda kelancaran pendidikan dalam menghadapi persaingan
global. Teknologi Informasi memberikan kemudahan pihak pengelola menjalankan
kegiatannya dan meningkatkan kredibilitas dan akuntabilitas sekolah dimata
siswa, orang tua siswa, dan masyakat umumnya.Penerapan teknologi informasi
untuk menunjang proses pendidikan telah menjadi kebutuhan bagi lembaga
pendidikan di Indonesia. Pemanfaatan teknologi informasi ini sangat
dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pendidikan.
Keberhasilan
yang merupakan salah satu produk teknologi
informasi tentu juga memiliki faktor pendukung dalam terciptanya pendidikan
yang bermutu, adapun faktor-faktor tersebut; Pertama, harus ada kebijakan
sebagai payung yang antara lain mencakup sistem pembiayaan dan arah
pengembangan. Kedua, pengembangan isi
atau materi, misalnya kurikulum harus berbasis teknologi informasi dan
komunikasi. Dengan demikian, nantinya yang dikembangkan tak sebatas
operasional atau latihan penggunaan komputer. Ketiga, persiapan tenaga
pengajar, dan terakhir, penyediaan perangkat kerasnya (Soekartawi,2003).
Masalah Dan Hambatan
Dalam Penggunaan Teknologi Informasi
Seperti teknologi lain yang telah hadir ke muka bumi ini, TI juga
hadir dengan dialektika. Selain membawa banyak potensi manfaat, kehadiran TI
juga dapat membawa masalah. Khususnya Internet, penyebaran informasi yang
tidak mungkin terkendalikan telah membuka akses terhadap informasi yang tidak
bermanfaat dan merusak moral. Karenanya, penyiapan etika siswa juga perlu
dilakukan. Etika yang terinternalinasi dalam jiwa siswa adalah firewall terkuat dalam menghadang serangan informasi yang tidak berguna. Masalah lain yang muncul terkait asimetri akses;
akses yang tidak merata. Hal ini akan menjadikan kesenjangan digital (digital divide) semakin
lebar antara siswa atau sekolah dengan dukungan sumberdaya yang kuat dengan
siswa atau sekolah dengan sumberdaya yang terbatas
4.
untuk
berkomunikasi dan menciptakan, mengelola dan mendistribusikan informasi.
Defenisi umum TIK adalah computer, internet, telepon, televise, radio, dan
peralatan audiovisual.
5.
Pemanfaatan
Teknologi Informasi sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari.
Penggunaan telepon, handphone, televisi, radio, dan internet dan lain-lain sudah tidak menjadi sesuatu
yang baru atau aneh. Alat ini sudah
melekat (pervasive) dalam Lingkungan Sekolah, tidak hanya di
lingkungan Perguruan Tinggi, SMA,SMP,SD tetapi Pemanfaatan Teknologi
Informasi juga dimanfaatkan di Lingkungan sekolah Tingkat Taman Kanak-kanak.
6.
Saat ini komputer bukan lagi
merupakan barang mewah, alat ini sudah digunakan di berbagai bidang pekerjaan
seperti halnya pada bidang pendidikan. Pada awalnya komputer dimanfaatkan di
sekolah sebagai penunjang kelancaran pekerjaan bidang administrasi dengan
memanfaatkan software Microsoft word, excel dan access. Maka peranan komputer
sebagai salah satu komponen utama dalam TIK mempunyai posisi yang sangat
penting sebagai salah satu bahan dan media pembelajaran. Upaya pemecahan
permasalahan pendidikan terutama masalah yang berhubungan dengan kualitas
pembelajaran, dapat ditempuh dengan cara penggunaan berbagai sumber belajar
dan penggunaan media pembelajaran yang berfungsi sebagai alat bantu dalam
meningkatkan kadar hasil belajar peserta didik. Teknologi informasi digunakan
sebagai
komputer dan peralatan elektronik lainnya yang berhubungan TIK, dengan mengirimkan para guru untuk mengikuti pelatihan
pelatihan pembuatan media pembelajaran
yang berbasis TIK secara
berkala.
2. Teknologi
informasi merupakan salah satu media yang efektif dalam kegiatan
pembelajaran. Namun dalam penggunaanya harus sesuai dengan tujuan
pembelajaran karena sering terjadi penyalahgunaan dalam penggunaan teknologi
informasi.
3. Adanya pelatihan
komputer dan internet
bagi guru-guru untuk membuat media pembelajaran berbasis
TI,
sehingga implementasi
di
kelas pun hanya sebatas
menggunakan software
pembelajaran.
Hal tersebut mengakibatkan
kreatifitas
guru dalam
pembelajaran
berbasis menjadi terbatas. Pelatihan
dalam penggunaan peralatan TIK, dapat
menjadikan guru
lebih profesional dalam pemanfaatan peralatan tersebut, namun tanpa
didukung oleh pelatihan
pembuatan
media
pembelajaran
yang
cukup
kreatifitas dalam menyajikan materi
pembelajaran akan terhambat.
DAFTAR PUSTAKA
Pidarta, Made, Prof. Dr. 2004. Manajemen Pendidikan
Indonesia, Jakarta : Rineka Cipta.
Sallis, Edward, 2006. Total Quality Management im Education, terjemahan. Yogyakarta IRCiSoD.
Jogianto HM. 2008. Sistem Teknogi
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar