Minggu, 26 Mei 2013

Jurnal Kesehatan


HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG  PERAWATAN KEBERSIHAN GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK PRA SEKOLAH
Lina Madyastuti*, Retno Twistiandayani*, Nurul Huda Setiawan**
*    Staf pengajar PSIK UNIGRES
**  Mahasiswa Program A3 PSIK UNIGRES


ABSTRACT
THE CORRELATION BETWEEN MATERNAL BEHAVIOR OF DENTAL HYGIENE CARE
WITH INCIDENCE OF DENTAL CARIES IN PRESCHOOL CHILDREN

Parents, especially mothers are very influen in providing support and encouragement for their children to care for and clean the teeth. Dental care of children also depends on how his mother helped care for them. Because the mother is believed to be the most appropriate and best in providing care to the background of the problem children. Base from the purpose of this study to determine the relationship of maternal behavior of dental hygiene care with incidence of dental caries in preschool children.
The design of this study used the Cross-sectional correlation method. Sampling method used is purposive sampling. Samples taken as many as 25 mothers and 25 preschool children. The independent variable were the knowledge, attitudes and actions and the dependent variable was dental caries in children. The research data was taken using a questionnaire, observation and structured interviews.
From calculations used Chi Square test statistic with the helped of SPSS for Windows software when calculating chi square (X2 count)> chi square table (Table X2) was 9.49. so H1 accepted. This study showed no evidence of a relationship with the mother's knowledge of the incidence of dental caries in preschool children (X2 count) = 8362, (α) = 0.004, there was a relationship with the mother's attitude incidence of dental caries in preschool children (X2 count) = 11 667, (α) = 0.003, there was a relationship with the mother's action incidence of dental caries in preschool children (X2 count) = 13 889, (α) = 0.001.
Based on the researched, results submitted suggestions to broaden and improve maternal knowledge, attitudes and actions about dental hygiene care and dental caries. This must receive attention so as not to cause various problems.
Keywords: knowledge, attitudes, dental hygine care, dental caries in preschool children.




PENDAHULUAN

Latar belakang
Pentingnya perilaku orang tua merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai posisi sosial yang diberikan secara formal maupun informal (Supartini Yupi, 2004). Orang tua khususnya ibu sangat berpengaruh dalam memberikan dukungan dan semangat untuk anaknya terutama agar mau merawat dan membersihkan gigi. Perawatan gigi anak juga tergantung bagaimana ibu membantu merawatnya (Nadesa, 2006). Karena ibu yang diyakini sebagai orang yang paling tepat dan paling baik dalam memberikan perawatan pada anak. Berdasarkan pengamatan dan wawancara peneliti pada tanggal 20 Oktober 2011, bahwa sebagian besar siswa-siswi di TK Kartini Desa Sidobinangun Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan mengalami karies. Karies sendiri tersebut merupakan suatu penyakit pada jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementum yang disebabkan aktivitas jasad renik yang ada dalam suatu karbohidrat yang diragikan (Massler, 1955). Tetapi pada kenyataanya ditemukan 68% ibu menganggap bahwa karies merupakan hal yang biasa, mereka tidak begitu merisaukan dengan kondisi yang diderita anaknya. Mereka kebanyakan tidak melakukan upaya-upaya untuk mencegah terjadinya karies gigi seperti meminta anaknya agar tidak makan-makanan yang mengandung kariogenik seperti gula-gula, bahkan perilaku atau sikap ibu sangat mengabaikan kebersihan gigi dan mulut anaknya. Disamping itu perilaku anak sendiri juga menentukan status kesehatan gigi mereka, termasuk pola makan. Dalam study awal yang dilakukan peneliti ditemukan 30% dari ibu rata rata lulusan maksimal SD. Hal inilah yang melatar belakangi ibu salah dalam mempersepsikan tentang karies bahkan ada yang tidak mengerti apa yang disebut dengan karies, karena kurangnya pemahaman dan pengetahuan tentang karies dan pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut. Namun saat ini hubungan perilaku ibu tentang perawatan kebersihan gigi dengan kejadian karies gigi pada anak pra sekolah masih belum dapat dijelaskan.
Karies gigi sejauh ini masih menjadi masalah kesehatan anak. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003 menyatakan angka kejadian karies pada anak masih sebesar 60-90%. Menurut data Depkes RI tahun 2010, prevalensi kesehatan gigi dan mulut di Indonesia terhadap tingkat karies sebesar 70% dan 50% diantaranya adalah golongan umur balita mengingat penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 240 juta jiwa dan masih akan terus meningkat (Hutagalung, 2010). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Lamongan tahun 2009 dan 2010, jumlah penderita karies sebanyak 16.370 pasien dari data 33 puskesmas di Kabupaten Lamongan. Dimana sebanyak 7.220 pasien tahun 2009 dan 9.150 pasien tahun 2010. Dari data diatas diperoleh peningkatan jumlah pasien karies sekitar 1.930 pasien. Data dari wilayah kerja Puskesmas Deket Kabupaten Lamongan jumlah penderita karies pada tahun 2009 sebanyak 1.016 pasien dan tahun 2010 sebanyak 1.153 pasien. Dari hasil penelitian terdahulu dilakukan pada tanggal 10 Desember 2009 di TK Kartini Desa Sidobinangun Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan pada 10 ibu yang memiliki anak usia 4-6 tahun diketahui bahwa 9 ibu diantaranya memiliki anak yang menderita karies gigi. Berdasarkan study pendahuluan yang dilakukan peneliti pada 20 Oktober 2011 di TK Kartini Desa Sidobinangun Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan ditemukan 15 anak dengan karies dari 39 siswa-siswi, ibu sebanyak 12 dari 39 orang yang pendidikanya maksimal SD dan ibu yang bekerja sebanyak 7 orang. Hal ini seharusnya dapat menjadi perhatian dari tenaga kesehatan agar dapat memberikan penyuluhan pada masyarakat khususnya pada para ibu agar lebih mempedulikan kesehatan gigi anak mereka.
Perilaku ibu yang salah dalam mempersepsikan tentang karies gigi, karena kurangnya informasi dan pengalaman serta pemahaman yang didapatkan. Mereka beranggapan bahwa karies gigi merupakan suatu hal yang wajar dialami pada anak kecil dan hal ini tidak perlu untuk terlalu dikhawatirkan dan cenderung dianggap remeh karena jarang membahayakan jiwa. Perilaku ibu tersebut dapat berhubungan dengan peningkatan kesehatan gigi anak tentang memelihara gigi dan membersihkan mulut merupakan permasalahan yang belum dapat diatasi sehingga dapat menyebabkan karies gigi, dimana karies gigi tersebut merusak pada jaringan keras (email, dentin dan semen) yang bersifat cronik progresif dan disebabkan oleh aktivitas jasad renik dalam karbohidrat yang diragikan dengan demineralisasi jaringan keras dan diikuti kerusakan zat organik dapat menyebabkan kerusakan pada gigi (Arif Mansjoer, 2001). Kerusakan pada gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh yang lainnya sehingga dapat mempengaruhi aktifitas sehari-hari. Menurut (Kosbandono, 2008) kalau kebersihan mulut dan gigi kurang diperhatikan biasanya terjadi plak pada permukaan gigi yang bisa menyebabkan radang gusi, bertumpuknya bakteri di mulut sebagai racun yang akan merusak jaringan gusi sekaligus tulang di bawahnya sehingga gusi menjadi lunak, mudah kerak, berdarah, bernanah sehingga menyebabkan bau mulut yang tidak sedap. Bersama dengan lendir dan partikel bakteri ini terus membentuk plak lama dan akan berkembang menjadi taratar yang menyebabkan radang gusi.
Berdasarkan yang telah dikemukakan di atas pentingnya perilaku orang tua khususnya ibu sangat berpengaruh dalam memberikan dukungan didalam membimbing, memberikan pengertian, mengingatkan, dan menyediakan fasilitas kepada anak agar dapat memelihara kebersihan gigi dan mulutnya. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan hubungan perilaku ibu tentang  perawatan kebersihan gigi dengan kejadian karies gigi pada anak usia pra sekolah.





METODE DAN ANALISA
Peneliti ini menggunakan desain cros sectional untuk menentukan hubungan pengetahuan, sikap dan tindakan dalam perawatan kebersihan gigi dengan kejadian karies gigi pada anak usia pra sekolah di TK Kartini Desa Sidobinangun Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan pada bulan Maret 2012. Jumlah Populasi semua siswa siswi di TK Kartini Desa Sidobinangun Kecamatan Deket Kabupaten Lamongan  sebanyak 39 anak, menggunakan non probability tipe purposive sampling, dimana pada penelitian ini besar sampel yang diambil sebanyak 25 responden yang memenuhi kriteria inklusi.
Pada penelitian ini, variabel independennya adalah pngetahuan, sikap, tindakan ibu tentang perawatan kebersihan gigi anak, sedangkan variabel dependennya adalah kejadian karies gigi. Alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data pada penelitian ini melalui kuisioner dan observasi. Data diperoleh dari hasil pengisian kuesioner digunakan untuk mengetahui (pengetahuan, sikap, tindakan tentang perawatan kebersihan gigi). Sedangkan lembar observasi pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan perilaku ibu tentang perawatan kebersihan gigi dengan terjadinya karies gigi pada anak pra sekolah. Untuk mengetahui hubungan antara perilaku (pengetahuan, sikap, tindakan) ibu tentang perawatan kebersihan gigi dengan kejadian karies gigi dilakukan pengujian dengan menggunakan  uji statistik menggunakan chi square  dengan taraf signifikan p ≤ 0,05 dengan program SPSS. Bila hitung >  tabel 9,49 (sebagaimana dalam lampiran critical values for the Chi-square distribution) maka Ho ditolak dan H1 di terima artinya ada hubungan antara perilaku (pengetahuan, sikap, tindakan) ibu  tentang perawatan kebersihan gigi dengan terjadinya karies gigi.













HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Kebersihan Gigi pada Anak Pra Sekolah dengan Kejadian Karies Gigi.
Tabel 5.1 Hubungan pengetahuan ibu tentang perawatan kebersihan gigi pada anak pra sekolah berdasarkan responden di TK Kartini bulan Maret 2012.
No
Pengetahuan
Karies
Total
Persen
Superfisialis
Media
Profunda
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
1.
Baik
14
56
2
8
0
0
16
64
2.
Cukup
0
0
5
20
4
16
9
36
3.
Kurang
0
0
0
0
0
0
0
0

Total
14
56
7

4
16
25
100
Chi square X2 = 18.800                   Asymp. Sig. (α) = 0.000                        Kefisien (ρ) = 0.867

Pada responden Ibu yang anaknya sekolah di TK Kartini Lamongan dimana sebagian besar berpengetahuan baik (56%) anaknya mengalami karies superfisialis. Responden ibu yang berpengetahuan cukup (20%) anaknya mengalami karies media dan sebagian kecil (16%) anak tidak mengalami karies profunda.
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji statistik Chi Square dengan bantuan perangkat lunak SPSS diperoleh hasil chi kuadrat (X2hitung) sebesar 18.800 dengan df = 4. Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan chi kuadrat tabel (X2tabel) yaitu 9,49 (sebagaimana pada lampiran Critical Values For the Chi Square Distribution). Jadi 18.800>9,49 sehingga H1 diterima artinya ada hubungan pengetahuan ibu tentang perawatan kebersihan gigi dengan kejadian karies gigi pada anak pra sekolah.
Selain itu dapat juga dilihat signifikasi hasil perhitungan sebesar 0.000 angka ini jauh lebih kecil dari 0,05 sehingga H1 diterima artinya ada hubungan pengetahuan ibu tentang perwatan kebersihan gigi pada anak pra sekolah. Kuatnya hubungan dilihat dari uji koefisien phi adalah 0.867 ini menunjukkan korelasi yang kuat dengan arah positif, yang berarti bila pengetahuan ibu tentang perawatan kebersihan gigi pada anak pra sekolah ditingkatkan maka kejadian karies gigi pada anak tidak terjadi.








2. Hubungan Sikap Ibu tentang Perawatan Kebersihan Gigi pada Anak Pra Sekolah dengan Kejadian Karies Gigi.
Tabel 5.2 Hubungan sikap ibu tentang perawatan kebersihan gigi pada anak pra sekolah berdasarkan responden di TK Kartini bulan Maret 2012.
No
Sikap
Karies
Total
Persen
Superfisialis
Media
Profunda
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
1.
Baik
10
40
0
0
0
0
10
40
2.
Cukup
4
16
7
28
0
0
11
44
3.
Kurang
0
0
0
0
4
16
4
16

Total
14
56
7
28
4
16
25
100
Chi square X2 = 36.364               Asymp. Sig. (α) = 0.000                     Kefisien (ρ) = 1.206

Pada responden Ibu yang anaknya sekolah di Tk Kartini Lamongan dimana bersikap baik mendekati setengah didapatkan (40%) mengalami karies superfisialis. Responden ibu yang bersikap cukup sebagian kecil (16%) anaknya mengalami karies superfisialis dan (28%) anaknya mengalami karies media. Untuk ibu yang bersikap kurang didapatkan (16%) anaknya mengalami karies profunda.
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji statistik Chi Square dengan bantuan perangkat lunak SPSS diperoleh hasil chi kuadrat (X2hitung) sebesar 36.364 dengan df = 4. Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan chi kuadrat tabel (X2tabel) yaitu 9,49 (sebagaimana pada lampiran Critical Values For the Chi Square Distribution). Jadi 36.364>9,49 sehingga H1 diterima artinya ada hubungan sikap ibu tentang perawatan kebersihan gigi dengan kejadian karies gigi pada anak pra sekolah.
Selain itu dapat juga dilihat signifikasi hasil perhitungan sebesar 0.000 angka ini jauh lebih kecil dari 0,05 sehingga H1 di terima artinya ada hubungan sikap ibu tentang perwatan kebersihan gigi pada anak pra sekolah. Kuatnya hubungan dilihat dari uji koefisien phi adalah 1.206 ini menunjukkan korelasi yang kuat dengan arah positif, yang berarti bila sikap ibu tentang perawatan kebersihan gigi pada anak pra sekolah ditingkatkan maka kejadian karies gigi pada anak tidak terjadi.








3. Hubungan Tindakan Ibu tentang Perawatan Kebersihan Gigi pada Anak Pra Sekolah dengan Kejadian Karies Gigi.
Tabel 5.3 Hubungan tindakan ibu tentang perawatan kebersihan gigi pada anak pra sekolah berdasarkan responden di TK Kartini bulan Maret 2012.
No
Tindakan
Karies
Total
Persen
Superfisialis
Media
Profunda
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
1.
Baik
7
28
0
0
0
0
7
28
2.
Cukup
7
28
5
20
0
0
12
48
3.
Kurang
0
0
2
8
4
16
6
24

Total
14
56
7
28
4
16
25
100
Chi square X2 = 20.421                Asymp. Sig. (α) = 0.000                  Kefisien (ρ) = 0.904

 Pada responden Ibu yang anaknya sekolah di TK Kartini Lamongan dimana bertindakan baik sebagian kecil didapatkan (28%) mengalami karies superfisialis. Responden ibu yang bertindakan cukup sebagian kecil (28%) anaknya mengalami karies superfisialis dan (20%) anaknya tidak mengalami karies media. Untuk ibu yang kurang melakukan tindakan sebagian kecil didapatkan (8%) anaknya mengalami karies media dan yang mengalami karies gigi profunda (16%).
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan uji statistik Chi Square dengan bantuan perangkat lunak SPSS diperoleh hasil chi kuadrat (X2hitung) sebesar 20.421 dengan df = 4. Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan chi kuadrat tabel (X2tabel) yaitu 9,49 (sebagaimana pada lampiran Critical Values For the Chi Square Distribution). Jadi sehingga H1 diterima artinya ada hubungan tindakan  ibu tentang perawatan kebersihan gigi dengan kejadian karies gigi pada anak pra sekolah.
Selain itu dapat juga dilihat signifikasi hasil perhitungan sebesar 0,000 angka ini jauh lebih kecil dari 0,05 sehingga H1 diterima artinya ada hubungan tindakan ibu tentang perwatan kebersihan gigi pada anak pra sekolah. Kuatnya hubungan dilihat dari uji koefisien phi adalah 0.904 ini menunjukkan korelasi yang kuat dengan arah positif, yang berarti bila tindakan ibu tentang perawatan kebersihan gigi pada anak pra sekolah di tingkatkan maka kejadian karies gigi pada anak tidak terjadi.







KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan:                                                         
1. Ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang perawatan kebersihan gigi dengan kejadian karies gigi pada anak pra sekolah didapatkan α= 0,004. Bahwa faktor pendidikan yang semakin rendah seseorang maka makin sulit pula bagi mereka untuk menerima informasi sehingga kejadian karies dapat terjadi. 
2. Ada hubungan antara sikap ibu tentang perawatan kebersihan gigi dengan kejadian karies gigi pada anak pra sekolah didapatkan nilai α= 0,003. Faktor bertambahnya umur sikap pemahaman dan pengalaman ibu juga semakin matang dalam hal merawat kebersihan gigi anak sehinga kejadian karies dapat dicegah atau berkurang.                                                               
3. Ada hubungan antara tindakan ibu tentang perawatan kebersihan gigi dengan kejadian karies gigi pada anak pra sekolah didapatkan nilai α= 0,001. Faktor tingkat pengetahuan dan sikap pemahaman tentang perawatan karies kurang yang menjadikan tidak terwujudnya sikap agar menjadi suatu perbuatan yang nyata untuk diterapkan kepada anknya yang terkena karies.

 Saran
1. Perlu adanya penyuluhan dari tim kesehatan masyarakat setempat kepada orang tua yang anaknya sekolah di TK Kartini dengan didukung para guru serta didorong lingkungan sosial yg baik dan suatu sarana pra sarana yang memadai.
2. Perlu diciptakan budaya yang kondusif tentang memelihara kebersihan dengan pelaksanaan secara konkrit sebagai salah satu program sekolah yang dilaksanakan setiap 3 bulan sekali.
3. Perlu adanya evaluasi dalam memelihara kebersihan gigi setiap 6 bulan sekali oleh petugas kesehatan setempat.
4. Bagi peneliti selanjutnya, melakukan penelitian analisa faktor yang berhubungan dengan karies gigi.







KEPUSTAKAAN
Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20092/.../Chapter%20II. Diakses pada tanggal 20 September 2011. Jam 20.00
Http://www.enchantedlearning.com/subjects/anatomy/teeth/toothanatomy.shtml. Diakses pada tanggal 25 September 2011. Jam 20.00

Arif Mansjoer. (2001). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Ascu Lapius.
Boediharjo, 1997. Pemeliharaan Kesehatan Gigi Keluarga. Airlangga University, Surabaya.
Donna L wong.(2008). Buku Ajar Keperawatan Pedatrik VOL 1. Jakarta: EGC.
Dentalhealth, (2008). Tahap-tahap Terjadinya Karies Gigi (Dental Caries) www.dentalgentlecare.com. Diakses pada tanggal 23 September 2011. Jam 20.00
Gklinis, 2006. Meneropong Penyakit Melalui Gigi, http://www. gizi.net
Harty.FJ.(1995). Kamus Kedokteran Gigi. Jakarta. EGC.
Hidayat, Aziz Alimul. 2003. Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: PT Salemba Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.
Horas Jhon Piter Shiite.(2005). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Karies Gigi Susu Dan Strategi Penanggulangannya Pada Anak-Anak Di Kabupaten Kepulauan Riau Tahun 2005. Skripsi. http://library.usu.ac.id (Diakses pada tanggal 23 November 2011).
Hutagalung. (2010). Data Kejadian Caries, http//www.usu.ac.id. (diakses tanggal 20 November 2011). Joyston Sally dkk.(1991). Dasar-Dasar Karies. Jakarta: EGC.
Maulani Chaerita. (2005). Kiat Merawat Gigi Anak. Jakarta: Gramedia pustaka.
Muhyidin Muhammad. (2003). Bijak Mendidik Anak dan Cerdas Memahami Orang tua. Jakarta: Lentera.
Nasrul Efendi. (2002). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC
Nelson. (2000). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EGC.
Nursalam. (2003). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: PT Salemba medika.
Nursalam. (2009). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: PT Salemba medika.
Notoatmodjo Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rhineka Cipta.
PDGI, Masalah Gigi dan Mulut, Gerbang Kedatangan Penyakit. http://www.pdgi online.com). Diakses pada tanggal 24 September 2011. Jam 22.00
Pintauli, Sdkk, 2008. Menuju Gigi dan Mulut Sehat Pencegahan Pemeliharaan. Penerbit USU Press, Medan.
Rahmadhan Ardyan.(2010). Serba-serbi Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Bukune pustaka.
Sastroasmoro & ismail. (2006). Dasar-Dasar Metodologii Penelitian Klinik. Jakarta: Sagung Seto.
Suriadi dan Rita. 2006. Buku Pegangan praktik Klinik Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi Kedua. Jakarta: PT Percetakan Penebar Swadaya.
Universitas Gresik. (2011). Buku Panduan Penyusunan Skripsi. Gresik: Tidak dipublikasikan.
WHO, (2007). WHO Oral Health Country/Area Profil Programme,http://www.whocollab.od.mah.se/index.htm. Diakses pada tanggal 20 0ktober 2011. Jam 20.00

Tidak ada komentar:

Posting Komentar