Senin, 27 Mei 2013

Tesis


PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM  MENINGKATKAN KUALITAS MANAJEMEN PEMBELAJARAN
& ADMINISTRASI SEKOLAH 
( STUDI KASUS DI TK MUSLIMAT NU 8 GRESIK )


Nur Aisah


ABSTRACT
The information technology intended for performance in preschool education institutions in an effort to improve the quality of learning management. Teachers and school administrators are no longer preoccupied with operational tasks, which actually can be replaced by computers. Thus, it can provide advantages in efficient time and tenaga.Penghematan time and speed information presentation due to the application of information technology will provide the opportunity for teachers and administrators to improve the quality of communication and guidance to students. Thus, students will feel more humanized in the effort to develop the personality and knowledge. The use of information technology as well as the implementation of stimulation in early childhood and kindergarten level, especially for smooth operation, such as tape, radio, television, computers. The information technology in learning activities designed to encourage children to learn the spirit of enjoying and more particularly at the level of a kindergartner. The study was conducted to determine the real situation on the ground about the use of information technology in improving the quality of teaching and school administration management.

Keywords: Management , learning , school administration, Quality,  Information technology


PENDAHULUAN
Dalam dua dasawarsa terakhir ini,Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mengalami perkembangan yang amat pesat dan secara fundamental telah membawa perubahan yang signifikan dalam percepatan dan inovasi penyelenggaraan pendidikan di berbagai negara. Bahkan terdapat tekanan TIK yang sangat besar terhadap sistem pendidikan secara global karena: (i) teknologi yang berkembang menyediakan kesempatan yang sangat besar untuk mengembangkan manajemen pendidikan dan proses pembelajaran di sekolah, (ii) hasil belajar siswa yang spesifik dapat diidentifikasi dengan pemanfaatan teknologi baru tersebut, dan (iii) TIK memiliki potensi yang sangat besar untukmentransformasikan seluruh aspek di dalam pendidikan di sekolah dan memanfaatkannya untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.Sejumlah negara telah mengintegrasikan TIK dalam perencanaan dan penyelenggaraan pendidikan nasionalnya. Singapura, misalnya, telah menerapkan teknologi informasi interaktif pada sistem persekolahan dengan rasio satu komputer dua siswa. Sistem jaringan dibangun untuk menghubungkan pendidikan, dunia internasional, dunia industri berteknologi tinggi, dan dunia kerja. Ringkasnya, beberapa negara telah mengubah kultur pembelajaran dengan mengintegrasikan teknologi digital ke dalam kegiatan belajar dan bekerja di sekolah.
Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan elemen penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Peranan teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini memang begitu besar. Teknologi informasi telah menjadi fasilitas utama bagi kegiatan berbagai
oleh pekerjaan-pekerjaan operasional, yang
sesungguhnya dapat digantikan oleh pekerjaan-pekerjaan operasional, yang sesungguhnya dapat digantikan oleh komputer. Dengan demikian dapat memberikan keuntungan dalam efisien waktu dan tenaga. Penghematan waktu dan kecepatan penyajian informasi akibat penerapan teknologi informasi tersebut akan memberikan kesempatan kepada guru dan pengurus sekolah untuk meningkatkan kualitas komunikasi dan pembinaan kepada siswa. Dengan demikian siswa akan merasa lebih dimanusiakan dalam upaya mengembangkan kepribadian dan pengetahuannya.
Untuk   menindaklanjuti   pemanfataan   teknologi   informasi   dan komunikasi demi         kepentingan pembelajaran pada kompetensi paedagogik dan pengembangan diri pada kompetensi profesional guru ini, kami sebagai peneliti ingin mengetahui sejauh mana hal tersebut telah diterapkan pada   pembelajaran Di TK MUSLIMAT NU 8 GRESIK dan apakah telah menggunakkan TIK sebagai media. Harapan kami, hasil penelitian ini akan berguna bagi para pengambil keputusan untuk mempertimbangkan program-program  yang  harus  diberikan  sehubungan  dengan  TIK bagi para guru untuk meningkatkan mutu pendidikan.

METODE PENELITIAN

Penelitian  ini  menggunakan  metode  penelitian  kualitatif  deskriptif. Menurut Maman (2002; 3) penelitian deskriptif berusaha menggambarkan suatu gejala sosial.  Dengan kata lain penelitian ini bertujuan untuk  menggambarkan sifat  sesuatu  yang  tengah  berlangsung  pada  saat  studi.  Metode  kualitatif  ini memberikan informasi yang     mutakhir       sehingga
sebagainya. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut (Rosenberg, 2001).
Selain dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan administratif, produk TIK telah banyak digunakan untuk membantu proses pembelajaran, khususnya di negara-negara maju dan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Banyak yang telah mengklaim bahwa perangkat komputer multimedia berikut piranti lunaknya sebagai salah satu produk TIK menjanjikan kegiatan yang cukup interaktif dan menyenangkan bagi peserta didik karena alat tersebut tidak hanya mampu menampilkan teks, tapi juga gambar, suara, grafik, animasi, dan rekaman video. Bahkan dengan koneksi di internet, interaksi dapat menjadi nyata yang tentunya membawa pengalaman nyata pula bagi peserta didik. Interaksi lewat internet tersebut dapat bersifat sinkronos atau asinkronos. Pemanfaatan teknologi informasi ini dalam pembelajaran dikenal dengan istilah e-learning, baik dalam bentuk dedicated program, maupun dalam bentuk LMS (Learning Management System) yang menawarkan interaksi yang dinamis antara guru dan siswa.
Penggunaan perangkat TIK dalam proses pembelajaran di atas adalah bentuk integrasi TIK dengan sistem pembelajaran. UNESCO (2004) mengklaim bahwa integrasi kurikulum adalah pemanfaatan kemampuan TIK untuk memberikan nilai tambah pada proses pembelajaran dengan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan berbasis TIK ke dalam kurikulum. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi antara lain: (i) menggunkan paket perangkat lunak generik (paket aplikasi office, grafik, dan presentasi), (ii) menggunakan      perangkat manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa”.  Secara umum, peranan e-learning dalam proses pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua: komplementer dan substitusi. Yang pertama mengandaikan bahwa cara pembelajaran dengan pertemuan tatap-muka masih berjalan tetapi ditambah dengan model interaksi berbantuan TI, sedang yang kedua sebagian besar proses pembelajaran dilakukan berbantuan TI. Saat ini, regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah juga telah memfasilitasi pemanfaatan e-learning sebagai substitusi proses pembelajaran konvensional. Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 107/U/2001 dengan jelas membuka koridor untuk menyelenggarakan pendidikan jarak jauh di mana e-learning dapat masuk memainkan peran.
Penerapan TIK di sekolah merupakan solusi yang paling tepat untuk menunjang peningkatan mutu sekolah termasuk keberhasilan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan pencapaian standar nasional pendidikan (SNP). Dengan pemanfaatan TIK, tenaga kependidikan dan stakeholders lainnya dapat meningkatkan manajemen sekolah dan aliran informasi yang efisien untuk mendukung pencapaian standar nasional pendidikan dan proses desentralisasi pendidikan
Sekaitan dengan pemanfaatan TIK untuk mendukung manajemen sekolah, kebijakan Depdiknas tentang TIK yang tersurat dalam renstra Depdiknas perlu ditindaklanjuti dalam bentuk langkah-langkah operasional oleh pemerintah daerah melalui Kantor Dinas Pendidikan pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota, bahkan pada tingkat satuan pendidikan. Dengan demikian, kebijakan-kebijakan pendidikan yang dihasilkan dengan dukungan TIK akan lebih baik dan tepat. Untuk menunjang hal tersebut, perlu dibangun sebuah sistem manajemen pendidikan berbasis TIK yang dapat dimanfaatkan oleh semua lembaga yang terkait dengan pendidikan.
Fungsi Teknologi Informasi dalam kualitas manajemen pembelajaran

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memilliki tiga fungsi utama yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran, yaitu (1) Teknologi berfungsi sebagai alat (tools), dalam hal ini TIK digunakan sebagai alat bantu bagi pengguna (user) atau siswa untuk membantu pembelajaran, misalnya dalam mengolah kata, mengolah angka, membuat unsur grafis, membuat database, membuat program administratif untuk siswa, guru dan staf, data kepegawaian, keungan dan sebagainya.(2) Teknologi berfungsi sebagai ilmu pengetahuan (science). Dalam hal ini teknologi sebagai bagian dari disiplin ilmu yang harus dikuasai oleh siswa. Misalnya teknologi komputer dipelajari oleh beberapa jurusan di perguruan tinggi seperti informatika, manajemen informasi, ilmu komputer. dalam pembelajaran di sekolah sesuai kurikulum 2006 terdapat mata pelajaran TIK sebagai ilmu pengetahuan yang harus dikuasi siswa semua kompetensinya. (3) Teknologi berfungsi sebagai bahan dan alat bantu untuk pembelajaran (literacy). dalam hal ini teknologi dimaknai sebagai bahan pembelajaran sekaligus sebagai alat bantu untuk menguasai sebuah kompetensi berbantuan komputer. Dalam hal ini komputer telah diprogram sedemikian rupa sehingga siswa dibimbing secara bertahap dengan menggunakan prinsip pembelajaran tuntas untuk menguasai kompetensi. dalam hal ini posisi teknologi tidak ubahnya sebagai guru yang berfungsi sebagai : fasilitator, motivator, transmiter, dan evaluator. Disinilah peran dan fungsi teknologi informasi untuk menghilangkan berkembangnya sel dua, tiga dan empat berkembang di banyak institusi pendidikan yaitu     dengan     cara:(1)    Meminimalisir
merangsang rasa ingin tahu siswa, membantu guru untuk menyusun rencana pembelajaran termasuk penyediaan sumber belajar multimedia yang komprehensif dan mutakhir, (iii) memudahkan guru untuk memantau kemajuan belajar siswa, (iv) memfasilitasi guru untuk menyusun laporan dan mengkomunikasikannya dengan orang tua, (iv) membantu guru untuk melakukan penilaian hasil belajar berdasarkan authentic assessment.
§  Manfaat bagi orang tua: (i) memantau aktivitas dan hasil belajar anaknya di sekolah, (ii) melihat tugas-tugas dari sekolah yang diberikan kepada anak sehingga orang tua dapat berperan serta dalam kegiatan belajar anak, (iii) melihat berbagai program sekolah yang dapat diikuti oleh siswa, (iv) menjadi media interaktif antara sekolah, guru dan orang tua, dan (v) membantu pemantuaan proses pendidikan secara lansung.
§     Manfaat bagi siswa: (i) membantu siswa untuk terampil menggunakan TIK dalam kehidupannya, (ii) membantu siswa untuk melihat dan menelaah materi belajar per pertemuan, (iii) membantu siswa untuk mengerjakan tugas-tugas dan ujian yang diberikan oleh guru secara online, (iv) membantu siswa membangun kerja kolaboratif, (v) memotivasi siswa untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan seiring dengan kemajuan di bidang sains dan teknologi Manfaat bagi komite sekolah: (i) memudahkan pengurus komite untuk memantau dan mengevaluasi program pendidikan di sekolah, (ii) memudahkan pengurus komite untuk berkomunikasi dengan      tenaga          pendidik      dan peningkatan efisiensi dan produktivitas bagi manajemen pendidikan akan ikut menentukan kelangsungan hidup lembaga pendidikan itu sendiri. Dengan kata lain menunda penerapan teknologi informasi dalam lembaga pendidikan berarti menunda kelancaran pendidikan dalam menghadapi persaingan global.

Faktor-Faktor Pendukung Teknologi Informasi Dalam Pembelajaran dan administrasi sekolah
Teknologi informasi yang merupakan bahan pokok dari e-learning itu sendiri berperan dalam menciptakan pelayanan yang cepat, akurat, teratur, akuntabel dan terpecaya.Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka ada beberapa factor yang mempengaruhi teknologi informasi yaitu:(1)Infrastruktur (2)Sumber Daya Manusia (3)Kebijakan (4)Finansial, dan (5)Konten dan Aplikasi (Soekartawi,2003). Maksud dari faktor diatas adalah agar teknologi informasi dapat berkembang dengan pesat ,pertama dibutuhkan infrastruktur yang memungkinkan akses informasi di manapun dengan kecepatan yang mencukupi. Kedua, faktor SDM menuntut ketersediaan human brain yang menguasai teknologi tinggi. Ketiga, faktor kebijakan menuntut adanya kebijakan berskala makro dan mikro yang berpihak pada pengembangan teknologi informasi jangka panjang. Keempat, faktor finansial membutuhkan adanya sikap positif dari bank dan lembaga keuangan lain untuk menyokong industri teknologi informasi. Kelima, faktor konten dan aplikasi menuntut adanya informasi yang disampai pada orang, tempat, dan waktu yang tepat serta ketersediaan aplikasi untuk menyampaikan konten tersebut dengan nyaman pada penggunanya.  E-learning
PENUTUP
Kesimpulan
       Dari hasila nalisis data dan pembahasan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa :
1.   Pemanfatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam meningkatkan kualitas manajemen pembelajaran dan administrasi sekolah sangat baik dengan kisaran nilai tabel indicator antara 86-100. Namun ada beberapa indikaktor yang perlu mendapatkan perhatian untuk lebih meningkatkan pemanfaatan sebagai bahan pembelajaran
2.   Ada beberapa kendala dalam pemanfatan TI dari segi pengoperasian Teknolgi informasi dan kurangnya sarana tersebut, sehingga terhalangnya beberapa guru yang masih belum dapat memanfaatkan.
3.    Pemanfatan Teknologi informasi seperti computer hanya sebagai bahan ajar pembelajaran untuk pengembangan proses belajar mengajar bukan untuk media atau sarana mendemontrasikan pembelajaran. Teknologi Informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi komunikasi mencakup segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentrasfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Teknologi yang dimaksud termasuk komputer, internet, teknologi penyiaran (radio dan televisi), dan telepon. UNESCO (2004) mendefenisikan bahwa TIK adalah teknologi yang digunakan


media untuk mempermudah pencarian informasi tersebut. Pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan membutuhkan komitmen kuat dari semua pihak yang terkait. Pada tingkat sekolah, pemanfaatan TIK sekurang-kurangnya diupayakan untuk mendukung terciptanya manajemen sekolah yang efektif dan terjadinya pembelajaran yang menyenangkan dengan mutu yang lebih baik. Untuk itu, komitmen kepala sekolah, guru, dan staf administrasi sangat dibutuhkan untuk dapat membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan untuk dapat menggunakan TIK, khususnya perangkat lunak yang digunakan di sekolah.
7.   Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu dasar peningkatan pendidikan secara keseluruhan. Upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi bagian terpadu dari upaya peningkatan kualitas manusia, baik aspek kemampuan, kepribadian, maupun tanggung jawab sebagai warga masyarakat. Mutu pendidikan sangat tergantung kepada kualitas guru dan pembelajarannya. 
Saran
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dari hasil penelitian tersebut dapat disarankan sebagai berikut :
1.     Kepala sekolah sebagai pemegang kebijakan pengembangan TIK di sekolah diharapkan mendukung berbagai kegiatan baik yang berbasis TIK maupun tidak  sebab hal ini akan dapat meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah tersebut. Dukungan tersebut dapat dilakukan dengan cara mengadakan laboratorium
informasi. Edisi 3, penerbit Andi
Sutabri tata,S.Kom., MM. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Edisi 1, penerbit Andi
Jogianto HM, prof,Ph.D,MBA,Akt dan Willy Abdillah, MSc.2011.Sistem Tata Kelola Teknologi Informasi .Edisi 1, penerbit Andi.Yogyakarta
Davis, Gordon.1992. Sistem Informasi ManjemenI & II. Pustaka Binawan. Jakarta
Handoko, Hani.1995.Manejemen.BEPFE UMG.Yogyakarta
HM Jogianto.1995.Pengenalan Komputer.Andi Offset. Yokyakarta
Suherma, Adang, Drs., M.A. dan Drs. Agus Mahendra, M.A.2001. Menuju Perkembangan Menyeluruh, Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Olahraga.
Widiyanti, Ninik, Dra. 1998. Manajemen Koperasi, Jakarta : Rineka Cipta.(Rosenberg, 2001).Teknologi Informasi komunikasi.



sektor kehidupan dimana memberikan andil besar terhadap perubahan – perubahan yang mendasar pada struktur operasi dan manajemen organisasi, pendidikan, trasportasi, kesehatan dan penelitian. Oleh karena itu sangatlah penting peningkatan kemampuan sumber daya manusia (SDM) TIK, mulai dari keterampilan dan pengetahuan, perencanaan, pengoperasian, perawatan dan pengawasan, serta peningkatan kemampuan TIK para pimpinan di lembaga pemerintahan, pendidikan, perusahaan, UKM (usaha kecil menengah) dan LSM. Sehingga pada akhirnya akan dihasilkan output yang sangat bermanfaat baik bagi manusia sebagai individu itu sendiri maupun bagi semua sektor kehidupan (Pikiran Rakyat, 2005:Mei)
Hal di atas menunjukkan bahwa pemanfaatan TIK di bidang pendidikan perlu mendapatkan perhatian yang serius dari berbagai pihak terkait, termasuk mengatasi masalah-masalah yang sering terjadi. Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional tahun 2005-2009, untuk dapat memberikan pelayanan prima, salah satu yang perlu dilakukan adalah pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang dilakukan melalui pendayagunaan TIK di bidang pendidikan yang mencakup peran TIK sebagai substansi pendidikan, alat bantu pembelajaran, fasilitas pendidikan, standar kompetensi, penunjang administrasi pendidikan, alat bantu manajemen satuan pendidikan, dan infrastruktur pendidikan. Pemanfaatan teknologi informasi diperuntukkan bagi peningkatan kinerja lembaga pendidikan dalam upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia. Guru dan pengurus sekolah tidak lagi disibukkan
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan  serta  lebih  banyak  dapat diterapkan pada  berbagai masalah (Husein Umar, 1999:81).   
Sedangkan penelitian ini lebih memfokuskan pada studi kasus  yang  merupakan  penelitian  yang  rinci  mengenai  suatu  obyek  tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh. Menurut Vredenbregt (1987: 38) Studi kasus ialah suatu pendekatan yang bertujuan untuk mempertahankan keutuhan (wholeness)  dari obyek, artinya data yang dikumpulkan dalam rangka studi kasus dipelajari sebagai suatu keseluruhan yang terintegrasi, di mana tujuannya adalah  untuk   memperkembangkan    pengetahuan   yang   mendalam mengenai  obyek  yang  bersangkutan yang berarti bahwa studi kasus harus disifatkan sebagai penelitian yang eksploratif dan deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.   Pemanfatan Teknologi Informasi dalam manejemen pembelajaran dan administrasi sekolah
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on line” atau saluran, (4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu siklus ke waktu nyata. Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer,    internet,       e-mail,          dan
lunak khusus untuk pembelajaran interaktif, simulasi, dan penguasaan konten; (iii) menggunakan alat komunikasi sinkronos dan asinkronos untuk kolaborasi online dan pertukaran informasi (email, web forum, instant messaging, audio- dan videoconferencing), dan (iv) menggunakan internet sebagai sumber informasi dan penelitian. Dalam model integrasi kurikulum, keterampilan TIK tidak diajarkan sebagai kegiatan terpisah, tapi didapatkan seiring dengan kegiatan pembelajaran berbasis TIK.
2.   Peranan Teknologi Informasi dalam  manejemen pembelajaran administrasi sekolah
Perananan yang bisa dilakukan TI dalam model pembelajaran ini sangat jelas. Hadirnya e-learning dengan semua variasi tingkatannya telah memfasilitasi perubahan ini. Secara umum, e-learning dapat didefinisikan sebagai pembelajaran yang disampaikan melalui semua media elektronik termasuk, Internet, intranet, extranet, satelit, audio/video tape, TV interaktif, dan CD ROM (Govindasamy, 2002). Menurut Kirkpatrick (2001), e-learning telah mendorong demokratisasi pengajaran dan proses pembelajaran dengan memberikan kendali yang lebih besar dalam pembelajaran kepada siswa. Hal ini sangat sesuai dengan prinsip penyelenggaraan pendidikan nasional seperti termaktub dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa “pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi
3. Pengembangan Teknologi informasi Sebagai peningkatkan kualitas manejemen pembelajaran dan administrasi sekolah
Apa yang harus dikerjakan oleh manajer pembelajaran dalam kaitannya dengan pengembangan manajemen pembelajaran? Sebuah pertanyaan yang tidak bisa dijawab secara ringkas, singkat dan cepat. Sedikitnya diperlukan lima langkah besar dalam rangka pemenuhan target kegiatan tersebut, antara lain: 1) manajemen atmosfir pembelajaran; 2) manajemen tugas ajar; 3) manajemen tugas ajar dalam domain kognitif dan afektif; 4) manajemen penyajian bahan pembelajaran; dan 5) manajemen lingkungan pembelajaran. (Suherman, 2001 : 35 – 57). Beberapa bagian terpenting dari manajemen pembelajaran tersebut antara lain: 1) penciptaan lingkungan belajar; 2) mengajar dan melatihkan harapan kepada siswa; 3) meningkatkan aktivitas belajar; dan 4) meningkatkan disiplin siswa.(2001 : 54). Selain itu dalam penyusunan materi diperlukan pula rancangan tugas ajar dalam wilayah psikomotrik, rancangan tugas ajar dalam wilayah kognitif, serta rancangan tugas ajar dalam wilayah afektif. Bahan ajar dalam pendidikan teknologi dikembangkan atas dasar 1) pokok-pokok bahasan yang paling essensial dan representatif untuk dijadikan objek belajar bagi pencapaian tujuan pendidikan, dan (2)pokok bahasan,konsep, serta prinsip atau mode of inquery sebagai objek belajar yang memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan dan memiliki hubungan untuk berkembang, mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkugan, dan memanfaatkannya untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak teramalkan.
kelemahan internal dengan mengadakan perkenalan teknologi informasi global dengan alat teknologi informasi itu sendiri (radio, televisi, computer )(2) Mengembangkan teknologi informasi menjangkau seluruh daerah dengan teknologi informasi itu sendiri (Wireless Network connection, LAN ), dan (3) Pengembangan warga institusi pendidikan menjadi masyarakat berbasis teknologi informasi agar dapat terdampingan dengan teknologi informasi melalui alat-alat teknologi informasi.
Manfaat TIK dalam Manajemen Sekolah
Penerapan atau pengintegrasian TIK dalam sistem manajemen sekolah diharapkan dapat memberikan manfaat kepada seluruh pihak yang terkait di sekolah. Manfaat tersebut antara lain:
§  Manfaat bagi Pemerintah: (i) membantu tersedianya database yang akurat serta arus informasi yang efesien mengenai profil dan peta pendidikan di Indonesia, (ii) mempercepat pemerataan pencapaian standar nasional pendidikan, (iii) membantu pengendalian penyelenggaraan pendidikan
§  Manfaat bagi Sekolah: (i) membantu sekolah memperbaiki sistem manajemen dan operasionalnya, (ii) membantu sekolah dalam hal penyaluran informasi mengenai profil sekolah dan hasil belajar siswa kepada orang tua dan stakeholder lainnya, (iii) membantu sekolah untuk menyediakan sumber informasi yang mutakhir dan relevan bagi guru dan siswa
§  Manfaat bagi Guru: (i) membuka peluang bagi guru untuk mengembangkan bahan ajar yang berbasis TIK, menarik, inovatif dan merangsang rasa ingin tahu siswa, (ii)
kependidikan kependidikan di sekolah, (iii) memudahkan pengurus komite untuk terlibat dalam menyusun dan merancang program

Temuan-temuan lain di lapangan yang dapat menjelaskan Pemanfaatan
Tehnologi Informasi dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran dan Administrasi Sekolah
Teknologi Informasi memberikan kemudahan pihak pengelola menjalankan kegiatannya dan meningkatkan kredibilitas dan akuntabilitas sekolah dimata siswa, orang tua siswa, dan masyakat umumnya.Penerapan teknologi informasi untuk menunjang proses pendidikan telah menjadi kebutuhan bagi lembaga pendidikan di Indonesia. Pemanfaatan teknologi informasi ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas bagi manajemen pendidikan. Keberhasilan dalam peningkatan efisiensi dan produktivitas bagi manajemen pendidikan akan ikut menentukan kelangsungan hidup lembaga pendidikan itu sendiri. Dengan kata lain menunda penerapan teknologi informasi dalam lembaga pendidikan berarti menunda kelancaran pendidikan dalam menghadapi persaingan global. Teknologi Informasi memberikan kemudahan pihak pengelola menjalankan kegiatannya dan meningkatkan kredibilitas dan akuntabilitas sekolah dimata siswa, orang tua siswa, dan masyakat umumnya.Penerapan teknologi informasi untuk menunjang proses pendidikan telah menjadi kebutuhan bagi lembaga pendidikan di Indonesia. Pemanfaatan teknologi informasi ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pendidikan. Keberhasilan
yang merupakan salah satu produk teknologi informasi tentu juga memiliki faktor pendukung dalam terciptanya pendidikan yang bermutu, adapun faktor-faktor tersebut; Pertama, harus ada kebijakan sebagai payung yang antara lain mencakup sistem pembiayaan dan arah pengembangan. Kedua, pengembangan isi atau materi, misalnya kurikulum harus berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Dengan demikian, nantinya yang dikembangkan tak sebatas operasional atau latihan penggunaan komputer. Ketiga, persiapan tenaga pengajar, dan terakhir, penyediaan perangkat kerasnya (Soekartawi,2003).
Masalah Dan Hambatan Dalam Penggunaan Teknologi Informasi
        Seperti teknologi lain yang telah hadir ke muka bumi ini, TI juga hadir dengan dialektika. Selain membawa banyak potensi manfaat, kehadiran TI juga dapat membawa masalah. Khususnya Internet, penyebaran informasi yang tidak mungkin terkendalikan telah membuka akses terhadap informasi yang tidak bermanfaat dan merusak moral. Karenanya, penyiapan etika siswa juga perlu dilakukan. Etika yang terinternalinasi dalam jiwa siswa adalah firewall terkuat dalam menghadang serangan informasi yang tidak berguna.  Masalah lain yang muncul terkait asimetri akses; akses yang tidak merata. Hal ini akan menjadikan kesenjangan digital (digital divide) semakin lebar antara siswa atau sekolah dengan dukungan sumberdaya yang kuat dengan siswa atau sekolah dengan sumberdaya yang terbatas


4.      untuk berkomunikasi dan menciptakan, mengelola dan mendistribusikan informasi. Defenisi umum TIK adalah computer, internet, telepon, televise, radio, dan peralatan audiovisual.
5.   Pemanfaatan Teknologi Informasi sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Penggunaan telepon, handphone, televisi, radio, dan internet  dan lain-lain sudah tidak menjadi sesuatu yang baru atau aneh. Alat ini  sudah melekat (pervasive)  dalam Lingkungan Sekolah, tidak hanya di lingkungan Perguruan Tinggi, SMA,SMP,SD tetapi Pemanfaatan Teknologi Informasi juga dimanfaatkan di Lingkungan sekolah Tingkat Taman Kanak-kanak.
6.   Saat ini komputer bukan lagi merupakan barang mewah, alat ini sudah digunakan di berbagai bidang pekerjaan seperti halnya pada bidang pendidikan. Pada awalnya komputer dimanfaatkan di sekolah sebagai penunjang kelancaran pekerjaan bidang administrasi dengan memanfaatkan software Microsoft word, excel dan access. Maka peranan komputer sebagai salah satu komponen utama dalam TIK mempunyai posisi yang sangat penting sebagai salah satu bahan dan media pembelajaran. Upaya pemecahan permasalahan pendidikan terutama masalah yang berhubungan dengan kualitas pembelajaran, dapat ditempuh dengan cara penggunaan berbagai sumber belajar dan penggunaan media pembelajaran yang berfungsi sebagai alat bantu dalam meningkatkan kadar hasil belajar peserta didik. Teknologi informasi digunakan sebagai
komputer dan peralatan elektronik lainnya yang berhubungan TIK, dengan mengirimkan para guru untuk mengikuti pelatihan pelatihan   pembuatan  media  pembelajaran   yang   berbasis  TIK  secara berkala.
2.   Teknologi informasi merupakan salah satu media yang efektif dalam kegiatan pembelajaran. Namun dalam penggunaanya harus sesuai dengan tujuan pembelajaran karena sering terjadi penyalahgunaan dalam penggunaan teknologi informasi.
3.   Adanya pelatihan komputer dan internet bagi guru-guru untuk membuat media pembelajaran berbasis TI,  sehingga  implementasi  di  kelas  pun  hanya  sebatas  menggunakan software  pembelajaran. Hal tersebut  mengakibatkan  kreatifitas  guru  dalam  pembelajaran berbasis menjadi terbatas. Pelatihan dalam penggunaan peralatan TIK, dapat menjadikan guru lebih profesional dalam pemanfaatan peralatan tersebut, namun tanpa didukung  oleh  pelatihan  pembuatan  media  pembelajaran  yang  cukup kreatifitas dalam menyajikan materi pembelajaran akan terhambat.

DAFTAR PUSTAKA

Pidarta, Made, Prof. Dr. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta : Rineka Cipta.
Sallis, Edward, 2006. Total Quality Management im Education, terjemahan. Yogyakarta IRCiSoD.
Jogianto HM. 2008. Sistem Teknogi











Tidak ada komentar:

Posting Komentar