Senin, 27 Mei 2013

Jurnal Tesis Pendidikan


HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN
KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH
TERHADAP PENINGKATAN KINERJA GURU 
DI SMP NEGERI 1 PRAMBON – SIDOARJO

Oleh :
Herry Suryanto
Program Studi Manajemen Pendidikan
Jenjang Program Pascasarjana (S2)
Universitas Gresik

Abstract : The relation of the leadership style of the Principle and the school culture to the improvement of the teacher’ work at SMPN 1 Prambon, Sidoarjo.
The purpose of this research was is know the relation of the  leadership style of the Principle and the school culture to the improvement of the teachers’ work at SMPN 1 Prambon, Sidorjo.
The method which is used in this research are questionnaire, documentation and interview. In this research have two independent variables that are the leadership style of the Principle and the school culture, and one dependent variable that is the improvement of the teachers’ work.Analysis model which is used is multi regression analysis. In this research the number of the population who are as samples are forty teachers. To know in what extend the relationship between dependent variable and independent variable, the researcher uses program computer SPSS 16.0.The result of analysis comes to the conclusion that partially the relation between the leadership style of the Principle and the improvement of teachers’ work produces linear correlation coefficient 0,545. The relation of school culture to teachers’ work produces linear correlation coefficient 0,557, and the relation between the leadership style of the Principle and the school culture to the improvement of the teachers’ work produces multi correlation coefficient 0,730.Based on the regression analysis gets the result the same regression Y = 17.220 + 0,618 X1 + 0,750 X2.

Key words : The leadership style of the Principle, the school culture, the teacher’s work.

 LATAR BELAKANG
Sekolah sebagai suatu organisasi pendidikan formal merupakan wadah kerjasama sekelompok orang (pendidik, tenaga kependidikan, staf, kepala sekolah, stake holder, dan siswa) untuk mencapai tujuan yang diinginkan (ditetapkan). Pencapaian tujuan sekolah, baik kuantitas maupun kualitasnya, sangat tergantung pada orang-orang yang terhimpun dalam lembaga (sekolah) itu. Gorton (1977) mengungkapkan bahwa secara aksiomatik suatu sekolah sama baiknya dengan orang yang menjalankannya. Keberhasilan sekolah banyak ditentukan  oleh para guru dan kepala sekolah, meskipun keberhasilan kerja guru juga sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor yang berperan penting adalah peran pokok yang dimainkan oleh kepala sekolah melalui kepemimpinan yang mampu menciptakan semangat kerja guru yang tinggi. Semangat kerja yang tinggi itu tentunya dimaksudkan untuk menunjang terwujudkannya tujuan organisasi sekolah.
Stogdill (dalam Bass, 1991) mengemukakan bahwa kepemimpinan tidak lain adalah proses (tindakan) yang mempengaruhi kegiatan-kegiatan organisasi kelompok dalam upaya mencapai tujuan. Dengan gaya kepemimpinan yang karismatik dan transformasional diharapkan semua warga sekolah dapat menjalankan fungsi dan perannya masing-masing.     
Robbin (1991) mendefinisikan kepemimpinan sebagai  kemampuan untuk mempengaruhi sekelompok anggota agar bekerja mencapai tujuan  dan sasaran yang ditetapkan.  Schriesheim  menyatakan bahwa kepemimpinan adalah proses mempengaruhi sosial dimana pemimpin mengupayakan partisipasi sukarela para bawahannya dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Gary Yukl (dalam House, 1977) Bukti dari kepemimpinan karismatik diberikan oleh hubungan pemimpin-pengikut. Seorang pemimpin yang karismatik memiliki pengaruh yang dalam dan tidak biasa pada pengikut. Para pengikut merasa bahwa keyakinan pemimpin adalah benar, mereka bersedia mematuhi pemimpin, mereka merasa kan kasih sayang terhadap pemimpin, secara emosional mereka terlibat dalam misi organisasi, mereka memiliki sasaran kinerja yang tinggi, dan mereka yakin bahwa mereka dapat berkontribusi terhadap keberhasilan dari misi itu.
Menurut Deal dan Peterson (1999) menyatakan budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikan oleh kepala sekolah, guru, petugas administrasi, siswa dan masyarakat sekitar sekolah. Dengan demikian budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter, dan citra sekolah tersebut di masyarakat luas
Murwansyah dan Mukaram dalam Lewinson merumuskan pengertian kinerja sebagai pencapaian prestai seseorang berkenaan dengan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Merujuk pada pengertian di atas, kinerja dapat diartikan sebagai hasil kerja seseorang dalam melaksanakan tugasnya. Endin Nasrudin (2010) kinerja (performance) dapat diartikan sebagai prestasi, hasil, atau kemampuan yang dicapai atau diperlihatkan dalam pelaksanaan kerja, kewajiban atau tugas.
Yang menjadi permasalahan adalah adanya sebagaian pendidik dan tenaga kependidikan karena merasa sudah senior, karirnya sudah tidak bisa ditingkatkan lagi tidak bisa menunjukan prestasi kerja yang membanggakan sehingga perlu diadakan penelitian. Pada kesempatan yang berbahagia ini saya mengambil Tesis dengan judul Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Sekolah Terhadap Peningkatan Kinerja Guru  di SMP Negeri 1 Prambon.

KAJIAN PUSTAKA
Pengertian  Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu sebagai proses mempengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan sungguh-sunguh untuk meraih tujuan kelompoknya. Sebab pada dasarnya kepemimpinan merupakan pola hubungan antar individu-individu yang menggunakan wewenang serta pengaruhnya terhadap kelompok orang agar bekerja bersama mencapai tujuan (Fiedler, 1967)
Kepemimpinan adalah kemampuan individu untuk mempengaruhi, memotivasi, dan membuat orang lain mampu memberikan kontribusinya demi efektivitas dan keberhasilan organisasi (House et, 1999) Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktivitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama sebagai  proses hubungan antar pribadi dalam mempengaruhi sikap seseorang, kepercayaan, dan khususnya perilaku orang lain (Rauch & Behling)
Dari definisi kepemimpinan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain sehingga  bersedia bekerja sama dengan tulus untuk mencapai tujuan bersama


Gaya dan Tipe Kepemimpinan
Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak-gerik yang bagus, kekuatan kesanggupan untuk berbuat baik. Sedangkan gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi dapat dicapai (Mulyadi, 2010: 41).
Gaya kepemimpinan didefinisikan sebagai perilaku dan strategi yang merupakan hasil kombinasi dari falsafah, ketrampilan, sifat, sikap yang sering diterapkan seorang pemimpin dalam berinteraksi dengan orang lain (Rivai, 2006).

Pengertian Budaya Sekolah
Budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikan oleh kepala sekolah, guru, petugas administrasi, siswa dan masyarakat sekitar sekolah. Dengan demikian budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter, dan citra sekolah tersebut di masyarakat luas (Deal dan Peterson, 1999)

Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan catatan outcomes yang dihasilkan pada fungsi atau aktivitas pekerjaan tertentu selama periode waktu tertentu (Bemadin dan Russel, 1998). Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian kinerja adalah suatu fungsi harus dievaluasi dengan kerja yang dilaksanakan, bukan karakteristik orang yang melaksanakan. Banyak terjadi kerancuan sistem penilaian kinerja, tidak mengukur kinerja tetapi mengukur orangnya. Dalam hal ini kinerja mengacu pada outcomes yang dihasilkan selama periode waktu tertentu, artinya kinerja tidak mengacu pada sifat, karakteristik personal, atau kompetensi orang yang berkinerja.
Kinerja dapat diartikan sebagai prestasi, hasil, atau kemampuan yang dicapai atau diperlukan oleh guru dalam melaksanakan tugas pokoknya (Endin Nasrudin, 2010)

METODE PENELITIAN
Rancangan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah dikemukakan dalam Bab I, maka dalam penelitian ini terdapat variable bebas yaitu  gaya kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah, sedangkan variable terikat adalah peningkatan kinerja guru. Data yang diperoleh kemudian dianalisa dengan menggunakan bantuan SPSS versi16.0

Populasi Dan Sampel
Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah seluruh guru SMP Negeri 1 Prambon baik PNS maupun honorer yang berjumlah 40 guru. 

Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yang berhubungan dengan guru menggunakan angket sedangkan yang berhubungan dengan kepala sekolah menggunakan observasi

Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis  hubungan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah  dengan peningkatan kinerja guru, maupun hubungan antara budaya sekolah dengan peningkatan kinerja guru  menggunakan korelasi sederhana. Sedangkan untuk menguji hipotesis  hubungan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah secara bersama-sama terhadap peningkatan kinerja guru menggunakan regresi ganda.

PEMBAHASAN
Setelah data dipaparkan dan menghasilkan temuan-temuan , maka kegiatan selanjutnya adalah mengkaji hakekat dan makna temuan penelitian. Masing-masing temuan akan dibahas dengan mengacu pada teori dan pendapat para ahli yang sesuai, agar setiap temuan tersebut kuat dan layak untuk dibahas.
Dalam bab ini terdapat  (tiga) buah variabel yang akan dibahas secara berturut-turut, yaitu : (1) Hubungan gaya  kepemimpinan  kepala  sekolah dengan peningkatan kinerja guru (2) Hubungan Budaya sekolah dengan peningkatan kinerja guru. (3)  Hubungan gaya kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah terhadap peningkatan kinerja guru

Hubungan Gaya kepemimpinan  kepalah Sekolah dengan peningkatkan kinerja guru
Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak-gerik yang bagus, kekuatan kesanggupan untuk berbuat baik. Sedangkan gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi dapat dicapai (Mulyadi, 2010: 41). Berdasarkan kajian teori diatas bahwa kepala sekolah sebagai pemimpin tidak harus menganut pada satu gaya saja tetapi harus memahami beberapa gaya kepemimpinan seperti yang disampaikan oleh mulyadi ”Seorang pemimpin yang efektif harus menggunakan gaya kepemimpinan yang berbeda dalam situasi  yang berbeda. Jadi tidak tergantung pada satu pendekatan untuk semua situasi. Ada kalanya seorang kepala sekolah harus bersikap otoriter kepada bawahannya  dilain waktu harus bermodel transaksional. Pemimpin mempunyai pengaruh dalam menanamkan nilai-nilai yang telah dibangun. Seorang pemimpin harus memberikan contoh bagaimana bawahan melaksanakan tugasnya secara benar dan bertanggungjawab. Desain organisasi-struktur, system balas jasa, pola komunikasi, merupakan media dari para pemimpin dalam mengarahkan dan mengontrol perilaku bawahan. Hal lain perilaku individual para pemimpin dalam kehidupan sehari-haribaik didalam tugas organisasi maupun di luar tugas dapat menjadi teladan kesederhanaan dankepribadian yang bersahaja.
Peneliti terdahulu Dewi Asmahani, dengan tesisnya yang berjudul “Kepemimpinan kepala madrasah  dalam  meningkatkan  mutu  sumber daya guru”.  Dalam tesis ini fakusnya yaitu kepemimpinan kepala madrasah dan mengembangkan mutu guru”
Berdasarkan analisis data hasil penelitian pada bab IV terdapat
hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru dengan koefisien korelasi   sebesar 0,545. Hal ini menurut Young menunjukkan derajat hubungan yang substansial

Hubungan Budaya Sekolah Dengan Peningkatan Kinerja Guru
   Budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikan oleh kepala sekolah, guru, petugas administrasi, siswa dan masyarakat sekitar sekolah. Dengan demikian budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter, dan citra sekolah tersebut di masyarakat luas (Deal dan Peterson, 1999)
Budaya akan membentuk karakteristik serta membangun kepercayaan organisasi. Hickman dan Silva (1984) terdapat tiga langkah dalam mendorong budaya sukses, yaitu commitment, competence dan consistence Untuk membangun budaya yang kuat memerlukan pemimpin yang kuat yang memiliki visi dan kepribadian yang kuat pula (Mulyadi, 2010:101) supaya menjadi pemimpin yang kuat, maka harus memahami macam-macam gaya kepemimpinan.
Penelitian terdahulu Siti Nurhidayatul Hasanah, dengan judul tesis “ Strategi kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Dalam Tesis ini fakusnya antara lain; (1) Kendala-kendala yang dihadapi oleh kepala Madrasah, (2) Efektivitas pemecahan masalah  yang dihadapi oleh kepala sekolah, (3) Menyangkut kegiatan  dan mutu siswa” Pengaruh manajerial kepala sekolah dan budaya organisasi terhadap kinerja guru”
Dari analisis data pengaruh budaya sekolah terhadap peningkatan kinerja guru didapatkan koefisien korelasi  sebesar 0,557. Hal ini menurut Young menunjukkan derajat hubungan yang substansial
Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Budaya Sekolah Terhadap Peningkatan Kinerja Guru
   Kinerja sebagai pencapaian prestasi seseorang berkenaan dengan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Kinerja dapat diartikan sebagai hasil kerja seseorang dalam melaksanakan tugasnya (Lewinson dalam Murwansyah dan Mukaram). Untuk dapat mengetahui kenerjanya, maka seorang pimpinan harus mengadakan penilaian. Hasil penilaian kinerja guru digunakan sebagai untuk pembinaan karir,  kepangkatan dan jabatan (Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009 )
Peneliti terdahulu Sulaeman Jaja,  dengan judul :“ Peningkatan mutu kinerja pengelola lembaga pendidikan  (Studi kasus di SMU 8 kota Cirebon”. Penelitian ini menghasilkan sebuah temuan bahwa  secara umum, para pengelola lembaga pendidikan sangat mendesak untuk ditingkatkan kinerjanya, untuk mengejar ketertinggalan mutu pendidikan di Indonesia yang masih di bawah negara-negara Asia Tenggara sekalipun.
Dari analisis data pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah terhadap peningkatan kinerja guru didapatkan koefisien korelasi Pearson sebesar 0,730 . Menurut Young hal ini menunjukan derajat hubungan tinggi  antara variable independen dan variable dependen . Dengan persamaan regresi Y = 17.220 + 0,618 X1 + 0,750 X2

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data pada bab IV dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.        Terdapat hubungan yang signifikan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap  peningkatan kinerja guru. Hal ini dibuktikan dengan analisis korelasi liniar menghasilkan korelasi sebesar 0,545 dan t hitung sebesar  dengan signifikan 0,000
2.        Terdapat hubungan yang signifikan antara budaya sekolah terhadap  peningkatan kinerja guru. Hal ini dibuktikan dengan analisis korelasi liniar menghasilkan korelasi sebesar 0,557 dan t hitung sebesar  dengan signifikan 0,000
3.        Terdapat hubungan yang tinggi antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dan budaya sekolah terhadap  peningkatan kinerja guru. Hal ini dibuktikan dengan koefisien korelasi Pearson sebesar 0,730 dan regresi ganda dengan korelasi liniar sebesar 0,545 dengan persamaan regresi Y = 17,220 + 0,618 X1 + 0,750 X2

DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin, 2006, Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Era Otonomi Pendidikan, Jurnal El-Harakah (Jurnal Study Budaya Islam) Vol.63, No,1

Danim, Sudarwan, 2004,  Motivasi, Kepemimpinan, Dan Efektivitas Kelompok,  Rineka Cipta, Jakarta.

Danim, Sudarwan, 2010,  Kepemimpinan Pendidikan (Kepemimpinan Jenius, Etika, Perilaku Motivasional, dan Mitos, Alfabeta,  Bandung.

Glickman Carl D, 1985, Supervision of intruction a develepmental approach, Allyn and Bacon, Inc

Malayu, Hasibuan, S.P, 2000,  Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah, Gunung Agung, Jakarta.

Mangunharjono, SJ., 2006,  Kepemimpinan, Kanisius :  Yogyakarta

Manullang, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, BPFE,  Yogyakarta.

Mantja, W. 2008,  Etnografi Disain Penelitian Kualitatif dan Manajemen Pendidikan. Elang Emas, Malang.


Kartono Kartini, 1998, Pemimpin dan Kepemimpinan, jilid kedelapan, ISBN 979-421-153-2, PT. Raja Grafindo Persada, Bandung

Kemendiknas, 2010, Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru


Mulyadi, 2010, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budaya Mutu, jilid kesatu, ISBN 978-602-958-290-1, UIN- Maliki Pres, Malang


Nasrudin Endin, 2010, Psikologi Manajemen, jijid kesatu, ISBN 978-979-076-129-2, CV Pustaka Setia, Bandung

Rohmat, 2010, Kepemimpinan Pendidikan, Konsep dan Aplikasi, STAIN Press, Yogyakarta.
Rosmiati, Taty, 2010, Kepemimpinan Pendidikan, Alfabeta, Bandung.

Sagala, Syaiful, 2009,  Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Alfabeta, Bandung.


Siagian Sondang P, 2003, Teori Praktik Kepemimpinan, jilid kelima, ISBN 979-518-169-6, PT Rineka Cipta, Jakarta


Sutrisno Edy, 2010, Manajemen Sumber Daya Manusia, jilid kedua, ISBN 978-979-1486-76-7, Kencana, Jakarta


Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, jilid kedua belas, ISBN 979-8433-64-0, CV Alfabeta, Bandung
Seifert Kelvin, 2012, Pedoman Pembelajaran & Instruksi Pendidikan, jilid kesatu, IRCiSoD, Jogjakarta.


Trihendradi, 2011, Langkah Mudah Melakukan Analisis Statistik Satistik Menggunakan SPSS 19, CV Andi Offset, Yogyakarta


Yukl Gary, 2010, Kepemimpinan Dalam Organisasi, jilid kelima, ISBN 979-062-205-8, PT indeks, Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar